Aceh Besar, Infoaceh.net — Umat Islam diminta memberi prioritas dan kepedulian serius terhadap upaya menjaga serta membangun akhlak bangsa.
Kondisi moral masyarakat dinilai semakin tergerus dari pondasi ilahiyah akibat kuatnya pengaruh negatif teknologi informasi, minimnya pendidikan akhlak di sekolah, serta melemahnya peran keluarga dan tokoh masyarakat.
Pesan itu disampaikan akademisi UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Tgk Saifuddin A. Rasyid, dalam khutbah Jum’at di Masjid Jamik Baitul Jannah, Kemukiman Tungkop, Darussalam, Aceh Besar, pada Jum’at (7/11/2025) bertepatan 16 Jumadil Awal 1447 Hijriah.
Dalam khutbahnya, Tgk Saifuddin menyoroti dekadensi akhlak masyarakat telah memasuki level berisiko tinggi. Ia menilai banyak orang kini tidak lagi merasa malu mempertontonkan perilaku yang bertentangan dengan tuntunan agama dan norma sosial.
“Kita melihat orang merasa biasa saja melanggar kesusilaan dan norma yang disepakati bersama,” ujarnya.
Ia mencontohkan perilaku tidak pantas seperti pamer kekayaan di tengah kesulitan orang lain, ucapan tak layak dari pejabat publik, mengumbar aib, mencela sesama, menebar kebohongan, membuka aurat, hingga menyebarkan konten sensual di media sosial.
Termasuk juga tindakan kekerasan dan pelecehan agama yang makin sering terjadi.
Selain itu, Tgk Saifuddin menyinggung menurunnya adab dan sopan santun anak muda terhadap orang tua, guru dan tokoh masyarakat, bahkan sampai muncul kasus kekerasan anak terhadap orang tua.
Menurutnya, ada tiga penyebab utama kemunduran akhlak di masyarakat:
- Pengaruh negatif media sosial yang mempromosikan gaya hidup bebas dan dekadensi moral.
Kurangnya porsi pendidikan akhlak dalam sistem pendidikan formal.
Lemahnya peran keluarga dan tokoh masyarakat dalam menjadi benteng moral bagi anak-anak.
Tgk Saifuddin menegaskan, umat Islam telah memiliki panduan akhlak yang sempurna melalui Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Ia mengutip firman Allah dalam Surah Al-Qalam ayat 4:
“Sesungguhnya engkau (wahai Rasulullah) benar-benar berbudi pekerti yang agung.”
Juga Surah Al-Ahzab ayat 21: “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.”
Serta sabda Nabi SAW: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kesalehan akhlak.” (HR Al-Baihaqi)
Untuk mengatasi krisis moral tersebut, Tgk Saifuddin menawarkan tiga langkah strategis:
- Menguatkan literasi media. Masyarakat, terutama generasi muda, harus dibekali kemampuan memilah konten di dunia digital.
Meningkatkan materi akhlak dalam kurikulum pendidikan. Pemerintah dan lembaga pendidikan perlu berkolaborasi memperkuat pendidikan moral di sekolah.
Mengokohkan peran keluarga dan lingkungan. Orang tua, tokoh agama, dan pemimpin masyarakat mesti menjadi benteng utama dari pengaruh negatif luar.
“Kita tidak bisa hanya mengeluh kepada pemerintah, sekolah, atau media bila akhlak di rumah tangga kita sendiri rusak,” tegasnya.
Tgk Saifuddin menutup khutbah dengan ajakan kepada seluruh umat Islam untuk bersama-sama menjaga generasi muda dari kerusakan moral, agar bangsa ini tidak kehilangan jati diri dan tetap mulia di sisi Allah SWT.
(Laporan: Sayed M. Husen)



