Banda Aceh, Infoaceh.net — Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (FK USK) kembali menegaskan posisinya di kancah internasional, dengan menjadi tuan rumah bagi dua mahasiswa kedokteran asing dalam program pertukaran profesional (SCOPE) pada bulan November 2025.
Program ini difasilitasi CIMSA (Center for Indonesian Medical Students’ Activities), mitra resmi dari International Federation of Medical Students’ Associations (IFMSA).
Mahasiswa tersebut adalah Ahmed Mahmoud dari Mesir dan Alban Noiret dari Prancis. Keduanya akan menjalani rotasi klinis di bidang Internal Medicine – Cardiology dan Neurology (Penyakit Dalam – Jantung dan Saraf) di RSUD dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh.
Kegiatan penyambutan resmi dan orientasi rumah sakit (Hospital Orientation & Handover) dilaksanakan di ruang KOMKORDIK, Gedung PUSDIKLAT RSUDZA.
Acara ini dihadiri jajaran pimpinan FK USK dan RSUDZA, termasuk dr. Ferry Dwi Kurniawan Sp.P(K) PhD sebagai perwakilan FK USK, serta Kabid Litbang RSUDZA Dr. Ners. Muhammad Armiyadi SKep MSc, dr M. Fuad Sp.PD-KHOM, Dr dr Imran MKes SpS(K) dan dr Putri Ade Mueratana SpAk.
Dalam sambutannya, Dr Ners Muhammad Armiyadi SKep MSc menyampaikan apresiasi atas pilihan para mahasiswa untuk belajar di Aceh. “Welcome to Banda Aceh! We have many local specialties — one of them is our traditional coffee. Next time, I’ll take you to try it together,” ujarnya, Jum’at (7/11).
Selama orientasi, mahasiswa asing ini mendapatkan pembekalan komprehensif mengenai struktur pendidikan klinik, sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, serta prinsip keselamatan pasien.
Rangkaian kegiatan ini juga mencakup pelatihan hand hygiene, penggunaan alat pemadam kebakaran (fire extinguisher), dan Basic Life Support (BLS) untuk memastikan kesiapan mereka menghadapi dinamika lingkungan rumah sakit.
Program pertukaran ini tidak hanya berfokus pada aspek akademik dan keterampilan klinis, tetapi juga menekankan pemahaman lintas budaya.
Selama di Banda Aceh, Ahmed dan Alban akan berinteraksi langsung dengan tenaga medis, mahasiswa kedokteran lokal, serta masyarakat sekitar.
Hal ini diharapkan dapat memperkaya perspektif mereka terhadap praktik kedokteran global yang berbasis empati, kolaborasi, dan saling menghormati.
Terkait alasan memilih Aceh, Ahmed Mahmoud dari Mesir mengaku termotivasi memperdalam pengalaman belajar klinis di negara dengan sistem kesehatan dan budaya yang berbeda.
Sementara Alban Noiret dari Prancis menyampaikan ketertarikannya datang ke Aceh didorong alasan pribadi, yaitu keinginan untuk mengenal lebih jauh wilayah barat Nusantara.
“Ayah saya pernah tinggal di Medan selama satu tahun. Keputusan saya datang ke Aceh tidak hanya untuk belajar, tetapi juga karena memiliki ketertarikan pribadi terhadap wilayah ini,” ungkap Alban.
Keduanya menyampaikan kesan positif atas sambutan yang ramah dan terbuka di RSUD dr. Zainoel Abidin dan Fakultas Kedokteran USK, menegaskan semangat mereka untuk menimba ilmu baru dan memperluas wawasan klinis selama program pertukaran ini.
Melalui program ini, FK USK dan RSUDZA menegaskan komitmennya untuk terus menjadi bagian aktif dalam jaringan pertukaran profesional dunia, membuktikan pendidikan kedokteran di Aceh diakui di kancah internasional dengan mengedepankan nilai inklusivitas, profesionalisme, dan kemanusiaan global.



