Banda Aceh, Infoaceh.net — Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah I Aceh, Piet Rusdi bersama Tim Pengembangan Museum BPK Wilayah I Aceh, berkunjung ke lokasi pembangunan Museum Harun Keuchiek Leumiek (HKL) di Gampong Lamseupeung, Kecamatan Lueng Bata, Banda Aceh, Kamis (6/11).
Dalam kunjungan ini, BPK Wilayah I Aceh memberikan apresiasi tinggi atas kemajuan pembangunan gedung museum yang dianggap megah, representatif dan sarat dengan nilai seni budaya Islam yang penting bagi masyarakat Aceh maupun Indonesia.
“Kami sangat berterima kasih kepada Tgk H Muhammad Kamaruzzaman SE beserta keluarga. Kehadiran Museum Seni Islam yang pertama di Aceh juga dengan koleksi yang sangat lengkap ini menjadi dorongan semangat bagi kami sendiri. Koleksi peninggalan almarhum Haji Harun Keuchiek Leumiek adalah khazanah yang sangat berharga bagi bangsa,” ujar Piet Rusdi.
Piet Rusdi menambahkan lokasi museum sangat strategis, disamping berada dalam Komplek Masjid Keuchiek Leumiek juga di pinggir Sungai Krueng Aceh yang juga situs bersejarah penting bagi Aceh.
Ia menilai keberadaan museum di sana sangat tepat untuk pengembangan kebudayaan dan wisata sejarah Aceh.
“Hamparan taman museum di tepi sungai ini nantinya akan menjadi tempat untuk pameran dan berbagai event budaya nasional. Saat ini BPK sedang mensosialisasikan pemanfaatan Daerah Aliran Sungai (DAS) guna mendukung kemajuan budaya dan pariwisata Aceh,” jelasnya.
Kepala BPK Wilayah I Aceh menyatakan pihaknya akan melaporkan perkembangan pembangunan Museum HKL kepada Pemerintah Pusat, khususnya Kementerian Kebudayaan RI di Jakarta. Pemerintah siap berkolaborasi dalam registrasi koleksi serta pengembangan teknologi museum ke depannya.
Pendiri sekaligus Pemilik Museum Harun Keuchiek Leumiek, yang juga Ketua Pembina Yayasan Harun Keuchiek Leumiek, Tgk H Muhammad Kamaruzzaman SE HKL atau akrab disapa Bang Memet, menyampaikan terima kasih atas kunjungan Kepala BPK Wilayah I Aceh beserta tim yang berlangsung kekeluargaan.
“Kami sangat mengharapkan dukungan penuh dari BPK Wilayah I Aceh agar Museum HKL dapat berkembang secara berkelanjutan. Insya Allah, museum ini diperlirakan akan mulai operasional resmi pada tahun 2026,” kata Memet.
Saat ini, proses registrasi dan penataan koleksi tengah berlangsung. Koleksi sejarah dan budaya akan ditempatkan di lantai I dan II. Sedangkan lantai III akan difungsikan sebagai aula besar, ruang digital interaktif, ruang rapat dan ruang tamu.
“Museum ini sepenuhnya dibangun dengan anggaran pribadi sebagai persembahan untuk masyarakat. Museum HKL bukan sekadar tempat penyimpanan benda kuno, tetapi juga pusat pengembangan budaya masa lalu dalam konteks kekinian. Kami mohon doa dan dukungan masyarakat Aceh agar pembangunan berjalan lancar,” pungkas Memet didampingi anaknya Muhammad Zawir Ghivari dan Muhammad Kasfil Azhim sebagai pengurus Museum HKL nantinya.
Kunjungan ini dihadiri Tim Pengembangan Museum BPK Wilayah I Aceh, pengurus Yayasan Harun Keuchiek Leumiek, keluarga besar almarhum H Harun Keuchiek Leumiek serta pengurus Museum HKL.



