Infoaceh.net – Islam kini menjadi agama dengan pertumbuhan tercepat di Benua Eropa. Dalam dua dekade terakhir, peningkatan jumlah pemeluk Islam di berbagai negara Eropa terus menunjukkan tren positif, dan diperkirakan akan terus meningkat hingga tahun 2030.
Menurut laporan Pew Forum on Religion & Public Life, populasi Muslim di Eropa diproyeksikan mencapai 58,2 juta jiwa pada 2030, atau sekitar 8 persen dari total populasi benua tersebut. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh arus migrasi dari negara-negara mayoritas Muslim serta tingkat kelahiran yang lebih tinggi di kalangan komunitas Muslim dibandingkan kelompok lainnya.
Beberapa negara Eropa kini mencatat peningkatan signifikan dalam jumlah pemeluk Islam, baik secara demografis maupun sosial.
Rusia diperkirakan akan tetap menjadi negara dengan populasi Muslim terbesar di Eropa. Pada masa Uni Soviet, aktivitas keagamaan sempat dibatasi dan sekolah-sekolah Islam ditutup. Namun setelah Rusia menjadi negara federasi, pemerintah memberikan kebebasan beragama dan mengakui Islam sebagai salah satu agama tradisional.
Jumlah Muslim di Rusia diprediksi meningkat dari 16,4 juta jiwa pada 2010 menjadi 18,6 juta jiwa pada 2030, dengan laju pertumbuhan sekitar 0,6 persen selama dua dekade mendatang.
Sementara di Prancis, Islam kini menjadi agama terbesar kedua setelah Katolik. Sejak tahun 1960-an, gelombang imigrasi dari kawasan Maghreb (Afrika Utara) membawa pengaruh besar terhadap perkembangan komunitas Muslim di negara itu. Dengan prinsip sekularisme yang kuat, Prancis tetap memisahkan urusan agama dari negara, namun peran komunitas Muslim dalam kehidupan sosial semakin menonjol. Pada 2030, diperkirakan 10,3 persen penduduk Prancis akan beragama Islam.
Jerman juga mencatat pertumbuhan serupa. Berdasarkan data SalamGateway, populasi Muslim di Jerman saat ini berkisar antara 5,3 hingga 5,6 juta jiwa (sekitar 6,5 persen dari populasi), dan diprediksi meningkat menjadi 7,1 persen pada 2030. Sebagian besar berasal dari komunitas imigran Turki, Suriah, dan Bosnia yang telah lama menetap di wilayah tersebut.
Di Eropa Tenggara, Albania menjadi salah satu negara dengan dominasi Muslim tertinggi. Sejak masa penaklukan Ottoman pada abad ke-15, Islam telah menjadi bagian dari identitas nasional negara itu. Muslim Community of Albania kini menjadi lembaga keagamaan utama, dan hingga 2030 diperkirakan 83,2 persen penduduknya (sekitar 2,8 juta jiwa) adalah Muslim.
Adapun di Britania Raya, data Office for National Statistics (ONS) yang dikutip Muslim Council of Britain mencatat 3,87 juta Muslim di Inggris dan Wales (sekitar 6,5 persen populasi). Jumlah ini diproyeksikan meningkat menjadi 5,5 juta jiwa atau 8,2 persen pada 2030. Pertumbuhan ini juga tercermin dalam peningkatan jumlah masjid, lembaga pendidikan Islam, dan keterlibatan politik masyarakat Muslim di negara tersebut.
Peningkatan populasi Muslim di Eropa bukan sekadar angka demografis, tetapi juga menunjukkan perubahan sosial yang signifikan. Generasi muda Muslim kini semakin aktif di berbagai bidang, mulai dari politik, ekonomi, hingga kebudayaan. Mereka turut berperan membentuk wajah baru Eropa yang lebih plural, dinamis, dan multikultural.
Meskipun demikian, tantangan masih ada. Isu diskriminasi, Islamofobia, dan kebijakan imigrasi yang ketat di beberapa negara Eropa masih menjadi hambatan bagi integrasi sosial umat Muslim. Namun tren jangka panjang menunjukkan bahwa komunitas Muslim di Eropa semakin beradaptasi dan berkontribusi dalam membangun masa depan yang lebih inklusif.
Dengan laju pertumbuhan yang stabil dan integrasi sosial yang kian kuat, populasi Muslim di Eropa diprediksi akan menjadi salah satu kekuatan penting dalam lanskap sosial dan budaya benua itu pada dekade-dekade mendatang.



