Banda Aceh, Infoaceh.net — Sebanyak 80 pembalap dari berbagai daerah di Aceh dan luar provinsi beradu kecepatan di lintasan tanah Sirkuit Lamnyong, Kecamatan Syiah Kuala (USK), Banda Aceh, dalam ajang Kejuaraan Motocross dan Grasstrack MX GTX “Aceh Anti Narkoba” Trophy Kapolda Aceh Tahun 2025, yang digelar selama dua hari, 8—9 November 2025.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Polda Aceh melalui Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) sebagai bagian dari kampanye kreatif Aceh Anti Narkoba, sebuah gerakan moral yang mengajak masyarakat — khususnya generasi muda — untuk menjauhi penyalahgunaan narkotika melalui kegiatan positif.
Ajang bergengsi tersebut dibuka secara resmi oleh Kapolda Aceh Irjen Pol Marzuki Ali Basyah, dan turut dihadiri Pejabat Utama Polda Aceh, unsur Forkopimda, serta komunitas otomotif dari berbagai kabupaten/kota.
Dalam sambutannya, Irjen Marzuki menegaskan kejuaraan motocross dan grasstrack ini bukan semata ajang kompetisi, melainkan sarana edukatif dan pembinaan generasi muda.
“Kegiatan ini adalah bagian dari kampanye Aceh Anti Narkoba. Ini bukan hanya slogan, tapi seruan moral untuk membangun kesadaran bersama. Dalam pemberantasan narkoba, kami tidak hanya mengandalkan tindakan represif, tetapi juga melakukan pendekatan humanis dan preventif melalui olahraga, edukasi, serta pembinaan komunitas,” ujar lulusan Akabri 1991 itu.
Kapolda menambahkan, olahraga otomotif seperti motocross bisa menjadi saluran energi positif bagi anak muda, menghindarkan mereka dari gaya hidup negatif dan perilaku destruktif.
“Dengan menyalurkan energi muda ke dalam kegiatan yang membangun, kita sedang menyelamatkan masa depan bangsa. Olahraga bukan hanya soal kecepatan, tapi juga tentang karakter, disiplin, dan solidaritas,” tegasnya.
Kejuaraan MX GTX “Aceh Anti Narkoba” diikuti 80 pembalap dengan total 130 starter yang berlaga di berbagai kelas, mulai dari kelas bebek modifikasi, trail standar, hingga kelas open.
Peserta datang dari berbagai kabupaten/kota di Aceh, seperti Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Utara, Lhokseumawe, Pidie, hingga dari luar daerah seperti Sumatera Utara dan Riau.
Sejak pagi, ratusan penonton memadati Sirkuit Lamnyong. Suara knalpot dan debu yang berterbangan menambah semarak suasana.
Sorakan dan tepuk tangan penonton mengiringi setiap aksi para crosser muda yang melesat di tikungan tajam dan tanjakan ekstrem.
Bagi banyak peserta, ajang ini bukan hanya soal menang, tetapi juga kebanggaan bisa tampil dalam event yang membawa pesan sosial kuat.
“Kami bangga ikut serta karena ini bukan cuma lomba, tapi juga bagian dari kampanye melawan narkoba. Semoga kegiatan seperti ini bisa terus dilaksanakan,” ujar salah satu pembalap asal Aceh Besar.
Kegiatan ini juga menjadi bagian dari strategi Ditresnarkoba Polda Aceh dalam menjalankan program pencegahan berbasis masyarakat. Dengan menghadirkan kegiatan yang menarik bagi generasi muda, pesan anti narkoba disampaikan dengan cara yang menyenangkan dan inspiratif.
Selain kejuaraan motocross, dalam kegiatan tersebut juga dilakukan kampanye edukatif “Aceh Bersih Narkoba” (Bersinar), pembagian brosur, dan sosialisasi bahaya narkoba kepada masyarakat yang hadir.
Ajang ini sekaligus memperkuat visi besar “Polda Aceh Meutuah, Menuju Aceh Meusyeuhu” — yaitu Aceh yang aman, damai, sejahtera, dan bebas dari narkoba.
Kapolda berharap kejuaraan seperti ini dapat terus berlanjut dan mendapat dukungan dari berbagai pihak. Menurutnya, dengan kolaborasi antara aparat, pemerintah, dan masyarakat, Aceh akan memiliki generasi muda yang kuat dan tangguh menghadapi tantangan zaman.
“Kita ingin menciptakan ruang sehat bagi anak muda Aceh. Lebih baik mereka sibuk berlatih dan berkompetisi, daripada terjebak dalam dunia narkoba. Dengan semangat kebersamaan, kita wujudkan Aceh yang bersih dan bermartabat,” tutup Kapolda.



