Jakarta, Infoaceh.net – Presiden RI, Prabowo Subianto, secara resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional Tahun 2025 kepada sepuluh tokoh bangsa. Pengumuman ini disampaikan bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan Nasional yang jatuh pada Senin, 10 November 2025, di Istana Negara, Jakarta.
Namun, dari sepuluh tokoh yang mendapat gelar pahlawan nasional tahun ini, tidak ada yang berasal dari Aceh.
Padahal sebelumnya, Kementerian Sosial RI telah mengusulkan sebanyak 40 nama tokoh dari berbagai daerah sebagai calon penerima gelar Pahlawan Nasional 2025.
Salah satunya dari Aceh adalah Letkol TNI (Purn) Teuku Abdul Hamid Azwar, seorang tokoh militer asal Aceh yang dikenal berperan besar dalam perjuangan kemerdekaan, khususnya dalam bidang strategi dan penyediaan logistik pasukan.
Teuku Abdul Hamid Azwar merupakan ayah dari Pocut Haslinda dan kakek dari Teuku Riefky Harsya, yang kini menjabat sebagai Menteri Ekonomi Kreatif RI. Meski demikian, namanya belum berhasil lolos dalam daftar penerima gelar tahun ini.
Berikut daftar 10 tokoh penerima gelar Pahlawan Nasional 2025 beserta profil singkatnya:
- Abdurrahman Wahid (Jawa Timur)
Dikenal luas dengan sebutan Gus Dur, Presiden keempat RI ini merupakan tokoh Muslim, pemimpin politik, sekaligus pejuang pluralisme. Lahir di Jombang pada 7 September 1940, Gus Dur menjabat sebagai Presiden RI dari tahun 1999 hingga 2001. Sebelumnya, ia adalah Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama dan pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Gus Dur wafat pada 30 Desember 2009 di Jakarta dan dikenang sebagai simbol toleransi dan demokrasi di Indonesia.
- Jenderal Besar TNI Soeharto (Jawa Tengah)
Presiden kedua RI ini lahir di Yogyakarta pada 8 Juni 1921. Soeharto dikenal sebagai tokoh militer yang memimpin berbagai operasi penting, termasuk pembebasan Irian Barat. Ia menjabat sebagai Presiden RI selama lebih dari tiga dekade, sejak 1967 hingga 1998.
Soeharto wafat pada 27 Januari 2006 di Jakarta dalam usia 87 tahun.
- Marsinah (Jawa Timur)
Aktivis buruh yang lahir di Nglundo, Nganjuk, pada 10 April 1969. Marsinah dikenal karena perjuangannya membela hak-hak buruh di pabrik tempatnya bekerja, PT CPS, Sidoarjo. Ia menjadi simbol perjuangan kelas pekerja setelah ditemukan meninggal dunia secara tragis pada 8 Mei 1993, usai aksi mogok kerja yang memperjuangkan kesejahteraan buruh.
- Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M. (Jawa Barat)
Tokoh hukum dan diplomat kawakan Indonesia ini lahir di Jakarta pada 17 Februari 1929. Ia menjabat sebagai Menteri Kehakiman (1974–1978) dan Menteri Luar Negeri (1978–1988).
- Hajjah Rahmah El Yunusiyah (Sumatera Barat)
Ulama perempuan pendiri Perguruan Diniyah Putri Padang Panjang tahun 1923 ini dikenal sebagai pelopor pendidikan Islam untuk perempuan.
Kiprahnya bahkan diakui dunia Islam internasional; Universitas Al-Azhar Cairo menganugerahinya gelar kehormatan “Syaikhah”. Rahmah wafat pada 26 Februari 1969 di Padang Panjang.
- Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo (Jawa Tengah)
Tokoh militer yang pernah menjabat sebagai Komandan RPKAD (sekarang Kopassus) pada tahun 1965 dan Gubernur Akademi Militer pada 1970.
Sarwo Edhie merupakan ayah dari almarhumah Ani Yudhoyono, istri Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono.
- Sultan Muhammad Salahuddin (Nusa Tenggara Barat)
Sultan Bima ke-XIV yang memimpin dari tahun 1915 hingga 1951 ini dikenal sebagai pemimpin bijaksana dan pejuang kemerdekaan yang menolak tunduk pada kolonial Belanda.
Ia menjadi simbol perlawanan rakyat Bima terhadap penjajahan.
- Syaikhona Muhammad Kholil (Jawa Timur)
Ulama karismatik kelahiran Bangkalan, Madura (1820–1925) ini merupakan guru dari banyak pendiri organisasi Islam besar, termasuk KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama.
Syaikhona Kholil dikenal sebagai tokoh besar pesantren yang berkontribusi besar dalam pembentukan moral dan keilmuan bangsa.
- Tuan Rondahaim Saragih (Sumatera Utara)
Raja dari Kerajaan Raya, Simalungun, ini dikenal sebagai pejuang gigih melawan penjajahan Belanda pada 1880–1891. Ia berhasil mempertahankan wilayahnya dari upaya kolonialisme hingga akhir hayatnya pada tahun 1891.
- Sultan Zainal Abidin Syah (Maluku Utara)
Lahir di Soa-Sio, Tidore, pada 15 Agustus 1912, Sultan Zainal Abidin Syah merupakan Gubernur Irian Barat pertama (1956–1961).
Ia dikenal sebagai tokoh pemersatu dan pejuang integrasi wilayah timur Indonesia ke dalam NKRI.
Aceh Masih Nihil Pahlawan Nasional Baru
Dengan pengumuman ini, Aceh kembali belum memiliki tokoh baru yang ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional sejak penetapan terakhir sejumlah tokoh masa lalu seperti Cut Nyak Dhien, Teuku Umar, Tgk Chik Di Tiro dan dan Cut Meutia serta Laksamana Malahayati
Padahal, sejumlah tokoh asal Aceh terus diajukan oleh berbagai kalangan, baik akademisi maupun pemerintah daerah, sebagai pengakuan atas jasa mereka dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan bangsa.
Pemerintah Aceh berharap pada tahun-tahun mendatang, tokoh asal Aceh dapat kembali masuk dalam daftar penerima gelar Pahlawan Nasional Republik Indonesia.



