Banda Aceh, Infoaceh.net – Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al Haythar menganugerahkan gelar Perkasa Alam kepada almarhum Kamaruddin Abu Bakar atau Abu Razak.
Kabag Kerja Sama dan Humas Wali Nanggroe, Zulfikar Idris, Jum’at (14/11) menyebutkan pemberian gelar tersebut dilaksanakan pada kegiatan “Gelar Kehormatan Wali Nanggroe”, pada Rabu (12/11), di Meuligoe Wali Nanggroe, kawasan Lampeuneurut, Aceh Besar.
Penganugerahan gelar Perkasa Alam ditandai dengan penyematan pin serta prosesi peusijuek atau tepung tawar yang diterima oleh putra tertua almarhum Abu Razak, Muntazar.
Perkasa Alam adalah gelar kehormatan yang diberikan Wali Nanggroe kepada tokoh pejuang Aceh sebagai bentuk apresiasi atas jasa dan pengabdian mereka dalam perjuangan Aceh.
Sebagaimana diketahui, Abu Razak meninggal dunia di Mekkah, Arab Saudi, pada Rabu, 19 Maret 2025, sekitar pukul 06.00 waktu Arab Saudi, saat sedang menjalankan ibadah umrah.
Almarhum Abu Razak lahir di Kaye Jatoe, Kabupaten Pidie, pada 1 Mei 1967. Ia menempuh pendidikan di SD Negeri Teupin Raya, Pidie, pada tahun 1973–1980, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri Teupin Raya pada 1980–1983.
Setelah itu, ia menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri Teupin Raya, Pidie, dari 1983 hingga 1986.
Selepas SMA, ia sempat melanjutkan studi di Akademi Akuntansi Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, meskipun kemudian tidak dapat menyelesaikannya karena dinamika Aceh yang mulai bergejolak.
Pada 1988–1989, ia mengikuti pendidikan militer di Kamp Tajura, Libya.
Perjalanan organisasinya dimulai sejak 1988, ketika ia bergabung sebagai anggota pasukan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Pada 1989, ia mendapatkan kepercayaan besar sebagai bagian dari Tim Pengawal Pribadi Presiden Libya, Muammar Khadafi.
Ia menjabat sebagai Panglima GAM Wilayah Pidie pada 1998–2000, kemudian naik menjadi Komandan Operasi (Dan Ops) GAM Komando Pusat Tiro pada periode 2000–2002.
Kepemimpinannya berlanjut sebagai Wakil Panglima GAM dari 2002 hingga 2005, fase penting menuju perundingan damai dan penandatanganan MoU Helsinki.
Selepas damai, perannya tidak berhenti. Sejak 2005, ia menjabat sebagai Wakil Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA), lembaga yang mengawal transisi para mantan kombatan.
Kiprahnya dalam politik Aceh pun sangat menonjol. Ia menjadi Wakil Ketua Umum Partai Aceh sejak 2007 hingga 2018, kemudian dipercaya sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Aceh mulai 2018 hingga akhir hayatnya.
Di luar ranah politik dan sosial, Abu Razak juga pernah menjabat sebagai Ketua Harian KONI Aceh selama dua periode, dari 2014 hingga 2022.
Setelah itu, ia diamanahkan sebagai Ketua Umum KONI Aceh sejak 2022 hingga wafat pada tahun 2025.



