INFOACEH.netINFOACEH.netINFOACEH.net
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Dunia
  • Umum
  • Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Gaya Hidup
Cari Berita
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Font ResizerAa
Font ResizerAa
INFOACEH.netINFOACEH.net
Cari Berita
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Luar Negeri
  • Umum
  • Biografi Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Kesehatan & Gaya Hidup
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Opini

Tiga Proyek Migas Aceh: Banyak Panggung, Minim Bukti

Last updated: Kamis, 20 November 2025 14:55 WIB
By Redaksi - Wartawati Infoaceh.net
Share
Lama Bacaan 6 Menit
Peta Wilayah Kerja Migas Aceh (Dok. Dinas ESDM Aceh)
Peta Wilayah Kerja Migas Aceh (Dok. Dinas ESDM Aceh)
SHARE
Oleh: Yohandes Rabiqy

SELAMA dua tahun terakhir, tiga proyek migas Aceh—Gas Processing Facility (GPF), Gas Booster Compressor (GBC), dan pengembangan Blok A Phase II (ARAS-2)—menjadi mantra wajib dalam setiap rapat pemerintah, rilis BPMA, maupun pernyataan operator.

Ketiganya dipromosikan sebagai “proyek strategis” dan “penentu masa depan energi Aceh”. Tetapi ketika dokumen resmi, laporan teknis, dan data produksi disandingkan satu per satu, gambaran yang muncul justru sebaliknya: proyek-proyek itu rajin disebut, tetapi nyaris tak menyisakan jejak kemajuan yang bisa diverifikasi publik. Seolah-olah Aceh diminta percaya pada kemajuan yang tidak pernah ditunjukkan bentuknya.

Pembina dan Founder Koperasi Syariah Al Mutawakkil Amal Hasan.
Koperasi Syariah Al Mutawakkil Bina Ribuan Usaha Mikro Dukung Program Ekonomi Kreatif

Lifting kondensat 60.730 barel per Oktober 2025 yang dilaporkan BPMA dan Medco E&P Malaka memang menandakan operasi existing masih berjalan stabil. Total lifting 237.310 barel atau 98 persen target tahunan menunjukkan sistem produksi belum kolaps.

- ADVERTISEMENT -

Tetapi itu hanya berbicara tentang hari ini. Sumur-sumur existing Blok A sudah lama menunjukkan penurunan tekanan. Tanpa fasilitas baru, laju penurunan tinggal menunggu waktu. Stabilitas jangka pendek bukan bukti kesiapan jangka panjang.

Project Monitoring Meeting (PMM) Triwulan IV 2025 seharusnya menjadi kesempatan menjawab pertanyaan publik. Namun hasil PMM yang dirilis hanya berisi kalimat aman: “proyek sesuai rencana”, “selaras jadwal bor”, “pengawasan ditingkatkan”. Tidak ada persentase progres, tidak ada milestone, tidak ada kendala teknis yang dijelaskan secara jujur. Untuk proyek bernilai strategis, ketiadaan indikator publik seperti ini bukanlah praktik lazim; ia adalah alarm.

- ADVERTISEMENT -
IAD Kejati Aceh menyalurkan puluhan paket sembako kepada warga kurang mampu di Gampong Jawa, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh, Kamis (20/11). (Foto: Ist)
IAD Kejati Aceh Salurkan Paket Sembako untuk Warga Kurang Mampu di Gampong Jawa 

GPF—fasilitas vital yang akan menentukan apakah gas Aceh bisa diproses dan dijual—hingga kini tidak memiliki rekam jejak publik apa pun. Tidak ada informasi kontraktor EPC, tidak ada tanda pembangunan dimulai, tidak ada foto lapangan, tidak ada laporan inspeksi, tidak ada dokumen S-curve. Dalam standar proyek midstream migas, absennya publikasi progres EPC adalah anomali serius.

GBC tidak lebih baik. Fasilitas yang menentukan aliran gas dari reservoir menua ini juga gelap data. Tidak ada spesifikasi teknis, tidak ada vendor, tidak ada status pengadaan material. Laporan kinerja BPMA dan dokumen korporat Medco pun tidak menyinggungnya. Untuk sebuah komponen yang sangat menentukan keberlangsungan produksi, kekosongan informasi ini terlalu janggal untuk dianggap wajar.

ARAS-2, yang seharusnya menjadi bantalan cadangan baru, bahkan lebih misterius. Tidak ada publikasi hasil pengeboran AS-15. Tidak ada data ketebalan reservoir, tekanan formasi, kandungan hidrokarbon, atau tingkat keberhasilan drilling. Tidak ada estimasi cadangan 1P–3P. Laporan BPMA 2024 justru mempertegas bahwa realisasi eksplorasi Aceh berada pada titik rendah. Bagaimana publik bisa percaya pada narasi “cadangan penyangga baru” jika data dasar saja tidak pernah dibuka?

Sekda Aceh, M. Nasir Syamaun memberi sambutan di Musda JMSI Aceh yang dilaksanakan di Hotel Kyriad Muraya Banda Aceh, Rabu, 19 November 2025.
Sekda Aceh Minta Media Beri Kritikan Kontrukstif

Maka pertanyaan utamanya sederhana tetapi mendasar: jika benar proyek ini berjalan sesuai rencana, mana buktinya?
Dalam tata kelola migas, ketiadaan bukti bukan cuma masalah komunikasi. Ia adalah sinyal risiko manajerial dan perencanaan. Proyek migas selalu meninggalkan jejak: tender, kontrak EPC, foto lapangan, laporan bulanan, notulen teknis. Jika semua jejak itu tak tampak di ruang publik, ada sesuatu yang tidak sinkron antara panggung optimisme dan kenyataan lapangan.

- ADVERTISEMENT -

Situasi ini diperparah oleh struktur kewenangan. RENSTRA Dinas ESDM Aceh 2023–2026 secara terbuka menyebut kapasitas pengawasan daerah terbatas. Aceh tidak memiliki kontrol penuh atas operasi migas dan bergantung pada BPMA dan kementerian. SDM teknis pun masih terbatas. Artinya, jika operator dan BPMA tidak transparan, pemerintah daerah tidak memiliki instrumen untuk melakukan verifikasi independen. Publik Aceh akhirnya hidup dalam kondisi informasi asimetris: menerima klaim, tanpa bisa mengecek kebenaran.

Di tengah kegelapan data ini, angka lifting 98 persen berpotensi meninabobokan. Produksi existing yang masih bertahan tidak berasal dari cadangan baru. Ia bergantung pada sumur tua yang tekanannya menurun. Jika tekanan turun sebelum GPF selesai atau sebelum ARAS-2 benar-benar menemukan cadangan baru, Aceh berpotensi menghadapi penurunan pendapatan yang tajam. Tanpa data cadangan baru, skenario jangka menengah Aceh berdiri di atas angin.

Di banyak negara, proyek strategis midstream migas memiliki dashboard publik: progres pembangunan, inspeksi, jadwal commissioning. Transparansi ini menjaga akuntabilitas. Di Aceh, justru yang berlaku adalah diam serempak. Tidak ada timeline. Tidak ada laporan risiko. Tidak ada penjelasan deviasi. Hanya narasi “berjalan sesuai rencana” yang terus didaur ulang tanpa bukti pendukung.

BPMA sendiri dalam arah kebijakan 2026 menyebut perlunya meningkatkan pengawasan dan sinergi, yang secara implisit mengakui pengawasan sebelumnya belum optimal. Jika regulator saja mengakui itu, publik Aceh semakin berhak menuntut transparansi faktual, bukan sekadar retorika.

Ketiadaan bukti progres pada ketiga proyek ini mengarah pada kesimpulan investigatif yang tidak bisa dihindari: narasi kemajuan jauh lebih besar daripada data kemajuan. Celah ini berbahaya, karena menentukan arah kebijakan energi Aceh. Jika GPF tidak selesai, gas ARAS-2 tidak bisa diproses. Jika GBC tidak hadir, tekanan gas turun lebih cepat. Jika ARAS-2 tidak menemukan cadangan signifikan, skenario produksi jangka menengah runtuh. Ketiga risiko ini tidak bisa dikelola jika informasi teknis ditutup.

Publik Aceh perlu meminta standar transparansi baru. Operator harus membuka progres GPF, GBC, dan ARAS-2 secara berkala. BPMA harus merilis laporan teknis yang dapat diverifikasi. Pemerintah Aceh harus membentuk tim teknis independen untuk mengecek langsung progres lapangan.

Selama informasi teknis tidak dibuka, publik Aceh hanya akan menilai dari satu indikator—angka lifting—yang tidak mencerminkan risiko jangka panjang. Dalam tata kelola energi, kondisi seperti ini terlalu berbahaya untuk dibiarkan.

Penulis: Adalah praktisi ekonomi dan pembangunan daerah. Aktif sebagai konsultan strategis di bidang perencanaan ekonomi, investasi, dan digitalisasi tata kelola publik.
TAGGED:Blok A Phase II ARAS-2BPMA Kritik KinerjaGBC Gas Booster CompressorGPF Gas Processing Facilitykek arunKetiadaan Bukti Progres Proyeklifting kondensat AcehPenurunan Tekanan Sumur ExistingRisiko Manajerial MigasTata Kelola Energi Aceh GagalTiga Proyek Migas Aceh MangkrakTransparansi BPMAwww.infoaceh.net
Previous Article IAD Kejati Aceh menyalurkan puluhan paket sembako kepada warga kurang mampu di Gampong Jawa, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh, Kamis (20/11). (Foto: Ist) IAD Kejati Aceh Salurkan Paket Sembako untuk Warga Kurang Mampu di Gampong Jawa 
Next Article Pembina dan Founder Koperasi Syariah Al Mutawakkil Amal Hasan. Koperasi Syariah Al Mutawakkil Bina Ribuan Usaha Mikro Dukung Program Ekonomi Kreatif
Tidak ada komentar

Beri KomentarBatalkan balasan

Populer

Syariah
Ulama Aceh Tgk Amri Fatmi Isi Khutbah Jum’at di Masjid Istiqlal Jakarta
Kamis, 7 Oktober 2021
Kejati Aceh menerima kunjungan Sekretaris Jampidmil Chaerul Amir SH MH dalam rangka Monev kinerja serta supervisi pelaksanaan tugas bidang pidana militer di wilayah Aceh, Selasa (18/11). (Foto: Ist)
Hukum
Sesjampidmil Supervisi ke Kejati Aceh, Bahas Penguatan Penanganan Perkara Koneksitas
Rabu, 19 November 2025
Peta Wilayah Kerja Migas Aceh (Dok. Dinas ESDM Aceh)
Opini
Tiga Proyek Migas Aceh: Banyak Panggung, Minim Bukti
Kamis, 20 November 2025
Viral Link Video Syakirah Versi Terbaru Berdurasi 16 Menit Beredar di X dan TikTok
Umum
Viral Link Video Syakirah Versi Terbaru Berdurasi 16 Menit Beredar di X dan TikTok
Rabu, 28 Mei 2025
IAD Kejati Aceh menyalurkan puluhan paket sembako kepada warga kurang mampu di Gampong Jawa, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh, Kamis (20/11). (Foto: Ist)
Umum
IAD Kejati Aceh Salurkan Paket Sembako untuk Warga Kurang Mampu di Gampong Jawa 
Kamis, 20 November 2025

Paling Dikomentari

Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah atau Dek Fad saat melepas pelari bercelana pendek di event olahraga FKIJK Aceh Run 2025 yang digelar di lapangan Blang Padang Banda Aceh, Ahad pagi (11/5). (Foto: Dok. Infoaceh.net)
Olahraga

Tanpa Peduli Melanggar Syariat, Wagub Fadhlullah Lepas Pelari Bercelana Pendek di FKIJK Aceh Run

Sabtu, 11 Oktober 2025
Anggota Komisi III DPR RI asal Aceh, M Nasir Djamil
Aceh

Komisi III DPR RI Minta Polisi Tangkap Gubsu Bobby Terkait Razia Mobil Plat Aceh

Minggu, 28 September 2025
UMKM binaan BRI sukses ekspansi pasar Internasional
Ekonomi

Negara Diam, UMKM Digasak Shopee-Tokopedia-TikTok

Jumat, 25 Juli 2025
Anggun Rena Aulia
Kesehatan & Gaya Hidup

Serba Cepat, Serba Candu: Dunia Baru Gen Z di Media Sosial

Minggu, 19 Oktober 2025
Fenomena penggunaan jasa joki akademik di kalangan dosen untuk meraih gelar profesor mulai menjadi sorotan di Aceh. (Foto: Ilustrasi)
Pendidikan

Fenomena Joki Profesor di Aceh: Ancaman Serius bagi Marwah Akademik

Jumat, 12 September 2025
FacebookLike
XFollow
PinterestPin
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
TelegramFollow
WhatsAppFollow
ThreadsFollow
BlueskyFollow
RSS FeedFollow
IKLAN HARI PAHLAWAN PEMKO
IKLAN PEMKO SABANG SUMPAH PEMUDA
IKLAN BANK ACEH HARI SANTRI
IKLAN DJP OKTOBER 2025

Berita Lainnya

Wakil Wali Kota Sabang Suradji Junus melantik 11 Pj Keuchik untuk mengisi kekosongan kepemimpinan di sejumlah gampong.
Umum

Wakil Wali Kota Lantik 11 Pj Keuchik di Sabang  

Kamis, 20 November 2025
Kota Lhokseumawe kembali mencatat tingkat pengangguran terbuka (TPT) tertinggi di Aceh.
Ekonomi

Pengangguran di Lhokseumawe Masih Tertinggi di Aceh, Capai 8.036 Orang

Kamis, 20 November 2025
Kapolda Aceh Irjen Pol Marzuki Ali Basyah dan Plt. Kepala Dinas Sosial Aceh Chaidir
Aceh

Dinsos Aceh dan Polda Perkuat Sinergi Tingkatkan Kesiapsiagaan Bencana

Kamis, 20 November 2025
Kapolda Aceh Irjen Pol Marzuki Ali Basyah melaksanakan kunjungan kerja di Polres Pidie Jaya, Rabu, 19 November 2025.
Umum

Kunjungi Pidie Jaya, Kapolda Aceh Minta Jajarannya Ciptakan Rasa Aman Masyarakat

Kamis, 20 November 2025
Rapat Badan Legislasi (Baleg) DPR RI terkait pembahasan revisi UU Pemerintahan Aceh di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (19/11).
Umum

Wamendagri: Revisi UUPA Perlu Perbaiki Pengawasan dan Tata Kelola Dana Otsus Aceh

Kamis, 20 November 2025
Gubernur Aceh Muzakir Manaf (Mualem), menjadi pembicara secara daring pada International Conference on After the Peace Agreements: Bangsamoro and Beyond yang digelar Institute for Autonomy and Governance (IAG) di Manila, Filipina, Rabu (19/11).
Umum

Mualem Bagikan Pengalaman Damai Aceh di Konferensi Internasional Filipina

Kamis, 20 November 2025
Wagub Aceh Fadhlullah didampingi Kapolda Irjen Pol Marzuki Ali Basyah menyerahkan bantuan logistik bencana kepada Bupati Bireuen, Mukhlis, Rabu (19/11). (Foto: Ist)
Umum

Bupati Bireuen Terima Bantuan Logistik Bencana Rp324 Juta dari Pemerintah Aceh

Kamis, 20 November 2025
Wakil Bupati Pidie Jaya Hasan Basri
Aceh

Pidie Jaya Masih Tertinggi Stunting di Aceh, Wakil Bupati Minta Tambahan SPPG

Kamis, 20 November 2025
TAMPILKAN LAINNYA
INFOACEH.netINFOACEH.net
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Right Reserved.
Developed by PT. Harian Aceh Indonesia
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
Logo Info Aceh
Selamat datang di Website INFOACEH.net
Username atau Email Address
Password

Lupa password?