Banda Aceh, Infoaceh.net — Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) Baitul Qiradh Al Mutawakkil menyalurkan pembiayaan ke sektor ekonomi. Mendorong pelaku usaha kecil dan menengah membangun kemapanan.
Pembina dan Founder Koperasi Syariah Al Mutawakkil Amal Hasan menjelaskan, sektor ini merupakan penyangga ketahanan bangsa dari guncangan-guncangan krisis keuangan global.
Produk ekonomi kreatif bisa menciptakan keseimbangan pangsa pasar dengan supply dan demand yang stabil baik secara regional, nasional, maupun internasional di pasar global.
“Dalam konteks target pasar ekonomi kreatifakan lebih efektif dan efisien baik dari perspektif jenis varian produk maupun harga. Secara umum ekonomi kreaif selalu adaptif dengan lingkungan sekitar baik dalam konsep tatakelola maupun keterkaitan demand supply secara timbal balik,” jelas Amal Hasan, Kamis (20/11).
Ekonom dan bankir yang pernah menjabat sebaga Direktur Dana dan Jasa Bank Aceh ini menambahkan, KSPPS Al Mutwakkil dalam menyalurkan pembiayaan ke sektor ekonomi kreatif juga berupaya membangun ekosistem usaha yang saling terkait, dari satu usaha ekonomi kreatif ke usaha lainnya, hingga kemudian bisa tumbuh berkembang menjadi usaha yang tangguh.
“Kita ingin membangkitkan masyarakat menjadi produktif dan itu harus dimulai dari bawah, dengan komitmen bersama untuk tumbuh berkembang, membangun sektor ekonomi kreatif menjadi usaha yang mapan dan bankable,” tambah Amal Hasan.
Amal Hasan yang juga Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Alumni Universitas Syiah Kuala (PP IKA USK) ini menegaskan, semangat pendirian KSPPS Baitul Qiradh Al Mutawakkil dari dulu murni untuk berperan aktif membangun usaha mikro tumbuh menciptakan ketahanan ekonomi di tengah masyarakat.
“Kami hadir untuk memperkuat ekonomi gmasyarakat. Kita berharap pembiayaan yang kita salurkan bisa membantu memperkuat ketahanan ekonomi pelaku usaha ekonomi kreatif, sehingga punya potensi untuk pembanguan ekonomi melalui kayakinan kesetiaan dan komitmen bersama,” tambahnya.
Amal Hasan yang juga Ketua Perhumas Aceh ini menegaskan bahwa program pembiayaan dan pemdampinan ke sektor usaha ekonomi kreatif akan terus dikembangkan secara bertahap dengan potensi setiap wilayah.
“Target kita pada suatu saat nanti akan tumbuh berkembang banyak kegiatan ekonomi kreatif produktif, yang melibatkan masyarakat secara luas dan bisa menciptakan berbagai peluang usaha dengan produk-produk andalan, yang dapat memberikan nilai tambah secara ekonomi serta mengangkat harkat dan martabat pelaku usaha ekonomi kreatif di daerah,” tegasnya.
Hal yang sama juga disampaikan General Manager Baitul Qiradh Al Mutawakkil, Agus Sanusi. Pihaknya mengambil segmen bisnis ultramikro dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) karena merupakan pondasi utama dalam pergerakan pertumbuhan ekonomi suatu daerah.
Bisnis Ultramikro dan UMKM termasuk di sektor ekonomi kreatif memiliki tingkat volatilitas yang sangat tinggi sehingga pertumbuhan ekonomi peningkatannya akan lebih cepat dan merata.
Multiplier efek usaha ultramikro dan UMKM mencakup banyak sektor dan melibatkan berbagai kelompok masyarakat dari berbagai sektor usaha.
“Pembiayaan yang kita salurkan ke sektor ekonomi kreatif, merupakan suatu bentuk upaya untuk memberi daya ungkit dan daya tahan bagi para pelaku usaha kecil untuk bisa survive, sehingga nantinya ekonomi kreatif akan terus bertumbuh yang pada akhirnya juga akan memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi daerah,” jelasnya.
Agus Sanusi menambahkan, jumlah anggota yang terafiliasi sampai saat ini berjumlah 2.100 anggota, yang terdiri 75% adalah para ibu-ibu di desa dan selebihnya bapak-bapak.
Lokasi binaan di Banda Aceh, Aceh Besar dan Aceh Jaya.
Teknis binaan anggota dilakukan dengan pendekatan binaan mingguan artinya setiap minggu ada petugas yang secara langsung melakukan kunjungan ke tempat-tempat usaha nasabah, memberikan pengarahan dan pendampingan serta solusi untuk mengembangkan usahanya.



