BIREUEN, Infoaceh.net – Hujan deras berkepanjangan yang melanda wilayah Aceh dalam sepekan terakhir kembali memicu bencana. Sebuah gedung asrama putra di Dayah Najmul Hidayah Al Aziziyah, Meunasah Subung Cot Meurak Blang, Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen, ambruk ke sungai setelah pengaman tebing runtuh pada Rabu (26/11/2025).
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut. Seluruh santri telah dievakuasi ke masjid pesantren sejak malam sebelumnya.
“Alhamdulillah tidak ada korban, karena santri sudah diungsikan sejak semalam. Allah Maha Kuasa,” ujar Pembina Dayah, Adli Abdullah.
Bangunan Ambruk Setelah Tebing Sungai Runtuh
Gedung asrama yang terletak tepat di tepi sungai itu ambruk setelah terjadi longsor akibat luapan air sungai yang sangat deras. Banjir besar yang melanda sejumlah kabupaten di Aceh turut mempercepat kerusakan pengaman tebing yang berada persis di samping bangunan.
Menurut Adli Abdullah, kondisi tebing sungai sudah lama melemah dan pengaman tebing berupa batu gajah diduga tidak terpasang sesuai standar sehingga tidak mampu menahan tekanan air.
“Longsor disebabkan batu gajah yang dipasang sebagai pengaman tebing sungai tidak sesuai. Batu-batu itu hancur, lalu bangunan ikut amblas dan jatuh ke sungai,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa proyek pembangunan tembok pengaman tebing tersebut disebut-sebut pernah tidak sesuai standar, hingga akhirnya tidak mampu bertahan menghadapi derasnya arus sungai musim ini.
Santri Saksikan Detik-detik Gedung Ambruk
Warga dan santri sempat merekam detik-detik runtuhnya bangunan tersebut. Dalam rekaman dan foto yang beredar, bagian pondasi terlihat tergerus arus sebelum bangunan kemudian ambruk sepenuhnya ke sungai yang meluap.
Kejadian ini menambah panjang daftar wilayah terdampak banjir dan longsor di Aceh. Sedikitnya sembilan kabupaten sebelumnya telah melaporkan banjir dan longsor akibat hujan deras yang terus mengguyur.
Kerusakan total pada gedung asrama diperkirakan menimbulkan kerugian hingga miliaran rupiah. Pihak dayah kini membutuhkan bantuan darurat, termasuk kebutuhan logistik untuk ratusan santri yang harus tinggal sementara di masjid pesantren.
Bangunan dayah yang dipimpin oleh Tgk Tarmizi M Daud Al Yusufy atau Waled Ar tersebut kini tidak dapat digunakan sama sekali.
“Kami berharap ada bantuan segera. Kondisi bangunan sudah habis, dan hujan belum berhenti,” pungkas Adli Abdullah.



