Banda Aceh, Infoaceh.net — Dalam sebulan terakhir, pemadaman listrik berulang dengan durasi berjam-jam terjadi hampir di seluruh Aceh, termasuk Kota Banda Aceh dan Aceh Besar.
Kondisi ini diperparah oleh bencana banjir bandang dan longsor yang melanda sejumlah daerah, menyebabkan sejumlah tiang dan gardu listrik tumbang sehingga suplai listrik kembali terputus.
Menanggapi situasi tersebut, Ketua Fraksi PKS DPRK Banda Aceh, Tuanku Muhammad, mendesak PLN agar segera merealisasikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Ladong di Aceh Besar yang sudah lama tertunda.
Menurutnya, keberadaan PLTG tersebut sangat penting sebagai penopang utama sistem kelistrikan di Banda Aceh dan sekitarnya.
“Kondisi pemadaman listrik yang berkepanjangan dan berulang seperti ini tidak bisa disepelekan. PLN harus segera membangun PLTG Ladong untuk penguatan sistem listrik di Banda Aceh, Aceh Besar, dan sekitarnya yang sekaligus merupakan ibu kota Provinsi Aceh. Tidak boleh sebuah ibu kota mati listrik berkepanjangan,” ujar Tuanku Muhammad, Jum’at (28/11).
Proyek Terbengkalai Bertahun-Tahun
Pembangunan tahap awal PLTG Ladong dengan kapasitas 50 MW di atas lahan seluas 4,7 hektare telah lama terbengkalai. Pada lokasi yang sama sebenarnya direncanakan lanjutan proyek PLTG berkapasitas 150 MW, sehingga total kapasitas yang ditargetkan menjadi 200 MW.
Fasilitas pendukung seperti Gardu Induk 275 kV dan sistem distribusi 20 kV bahkan sudah selesai dibangun sejak lama untuk menampung daya dari PLTG tersebut.
Nilai investasi proyek ini mencapai Rp 1,6 triliun, bagian dari program pembangunan listrik nasional 35.000 MW yang dicanangkan pemerintahan Jokowi–JK.
Namun hingga kini, PLTG Ladong tidak kunjung beroperasi.
Selain mendesak PLN, Tuanku Muhammad—yang juga Wakil Ketua Komisi III DPRK Banda Aceh—meminta Pemerintah Kota Banda Aceh dan Pemerintah Kabupaten Aceh Besar untuk segera berkoordinasi dan menekan Pemerintah Aceh agar mengirimkan surat resmi ke PLN Pusat.
“Bupati Aceh Besar dan Wali Kota Banda Aceh bersama Gubernur Aceh harus segera mengambil langkah tegas mendesak PLN Pusat. Jika tidak, kondisi seperti ini akan terus berulang,” tegasnya.
Ia menilai keberadaan PLTG Ladong akan sangat membantu ketika terjadi pemadaman listrik skala besar, sehingga suplai untuk Banda Aceh, Aceh Besar, dan sekitarnya tetap dapat dipertahankan.
Biaya Tidak Boleh Jadi Alasan
Tuanku Muhammad juga menolak jika alasan biaya operasional dijadikan penghambat pengaktifan PLTG Ladong.
“Biaya mahal tidak boleh dijadikan alasan. PLN harus mencari solusi untuk menghentikan pemadaman yang berulang. Minimal PLTG Ladong bisa berfungsi seperti genset besar sebagai cadangan ketika listrik padam. Di daerah lain bisa, kenapa di Aceh tidak bisa?” ujarnya.
Masyarakat berharap pemerintah dan PLN segera mengambil keputusan strategis untuk memperkuat ketahanan energi di Aceh, terutama di wilayah ibu kota provinsi yang selama ini menjadi pusat aktivitas pemerintahan dan ekonomi.



