Banda Aceh, Infoaceh.net — Jumlah korban meninggal dunia akibat bencana banjir dan longsor yang melanda Provinsi Aceh terus bertambah.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menyampaikan bahwa hingga Jum’at (28/11), tercatat 35 orang meninggal dunia, 25 orang hilang, dan 8 luka-luka di berbagai wilayah Aceh.
Data tersebut dipaparkan dalam konferensi pers yang digelar di Bandara Silangit, Tapanuli Utara, Sumatra Utara, saat BNPB merilis perkembangan penanganan bencana hidrometeorologi di tiga provinsi: Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Korban Terbanyak dari Dataran Tinggi Aceh
BNPB menyebutkan bahwa tiga kabupaten dengan korban terbanyak adalah Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Aceh Tenggara. Sementara pendataan masih terus berlangsung di Aceh Timur, Aceh Singkil dan Aceh Utara.
“Ini akan berkembang terus datanya. Sementara yang terdata ada 35 jiwa yang meninggal dunia,” ujar Suharyanto.
Pengungsian Tersebar di 20 Kabupaten/Kota
Hingga Jum’at sore ini, pengungsian tercatat tersebar di 20 kabupaten/kota. Kota Lhokseumawe memiliki titik pengungsian terbanyak, yakni 96 titik.
Secara keseluruhan, jumlah warga mengungsi mencapai 4.846 kepala keluarga (KK).
Akses Transportasi Terputus
Kerusakan infrastruktur menghantam sejumlah daerah. Akses jalur nasional di perbatasan Sumut–Aceh terputus akibat longsor.
Kerusakan jembatan di Meureudu menyebabkan terganggunya jalur Banda Aceh – Lhokseumawe – Aceh Timur – Langsa – Aceh Tamiang.
Beberapa wilayah kini benar-benar terisolir, seperti Gayo Lues, Aceh Tengah, dan Bener Meriah, yang tidak dapat diakses lewat jalur darat akibat kerusakan jalan nasional dan jembatan.
Sebagai alternatif, distribusi bantuan mulai mengandalkan jalur udara melalui Bandara Perintis Gayo Lues dan Bandara Rembele di Bener Meriah.
Starlink Dipasang di Daerah Terisolir
Untuk menjaga kelancaran komunikasi, BNPB memasang perangkat Starlink di Gayo Lues, Aceh Tengah, dan Bener Meriah.
“Starlink sudah didistribusikan ke titik pengungsian maupun posko penanganan darurat,” jelas Suharyanto.
Bantuan logistik untuk para pengungsi juga mulai disalurkan, termasuk beras, mie instan, minyak goreng, telur, gula, diaper, serta obat-obatan.
Dukungan Nasional Dikerahkan
Pemerintah pusat mengirimkan bantuan Presiden melalui tiga pesawat Hercules, membawa logistik berupa beras, gula, minyak, mie instan, tenda, perangkat komunikasi, genset, perahu LCR, dan kompresor. Sebanyak 26 personel BNPB dikerahkan untuk memperkuat operasi di lapangan.
Bencana di Sumatera Utara: 116 Meninggal, 42 Hilang
Selain Aceh, bencana hidrometeorologi juga menimbulkan dampak besar di Sumatera Utara. BNPB mencatat 116 korban meninggal dunia, 42 orang hilang, dan ratusan pengungsi di sejumlah kabupaten/kota.
Wilayah dengan korban terbanyak antara lain Tapanuli Tengah (51 orang), Tapanuli Selatan (32 orang), dan Kota Sibolga (17 orang).
Akses transportasi di sejumlah jalur nasional dan provinsi terputus akibat longsor.
Bantuan logistik dan armada TNI/Polri telah dikerahkan, termasuk pesawat Caravan dan helikopter Airbus EC 155 untuk distribusi bantuan ke wilayah terisolir.
Sumatera Barat: 23 Meninggal Dunia
Provinsi Sumatera Barat juga terdampak signifikan dengan 23 korban meninggal, 12 hilang, dan 4 luka-luka. Pengungsian tersebar di berbagai wilayah, termasuk 50 titik di Pesisir Selatan.
Kerusakan infrastruktur meliputi lima jembatan di Padang Pariaman serta longsor di jalur nasional Bukittinggi–Padang. Sekitar 200 kendaraan sempat terjebak di Kecamatan Ampek Koto.
Operasi Modifikasi Cuaca Dimulai di Tiga Provinsi
Sebagai langkah mitigasi, BNPB resmi memulai Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) serentak di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Aceh: OMC dimulai hari ini menggunakan pesawat PK-SNP dari Bandara Sultan Iskandar Muda.
Sumut: Sudah berlangsung sejak 27 November, menggunakan 3.200 kg NaCl dan CaO.
Sumbar: Mulai 29 November menggunakan pesawat PK-DPI dan PK-SNK.
OMC bertujuan mengurangi potensi hujan ekstrem dan risiko lanjutan seperti longsor dan banjir bandang.
Kepala BNPB memimpin langsung komando penanganan dari Silangit, didampingi Deputi Penanganan Darurat BNPB. Untuk Aceh, penanganan dipimpin Deputi Rehabilitasi dan Rekonstruksi, sementara di Sumatera Barat dipimpin Sekretaris Utama BNPB.
BNPB memastikan seluruh upaya terus dimaksimalkan: pencarian korban, pembukaan akses darat,
distribusi logistik, penyiapan jaringan komunikasi, serta koordinasi lintas K/L dan relawan.



