Aceh Tamiang, Infoaceh.net — Kondisi Kabupaten Aceh Tamiang masih kritis setelah banjir besar dan longsor menutup akses selama hampir sepekan.
Di antara wilayah yang paling parah terdampak adalah Desa Sekumur, Kecamatan Sekerak, di mana seluruh permukiman warga—280 rumah—dilaporkan hilang tersapu arus banjir dengan ketinggian air mencapai 7 hingga 10 meter.
Laporan lapangan yang diterima menyebutkan bahwa Sekumur kini menjadi wilayah yang benar-benar terisolasi. Sebanyak 280 KK atau 1.234 jiwa kehilangan tempat tinggal, sementara dua titik pengungsian darurat berada di dataran tinggi sekitar desa tersebut.
Hingga Rabu (3/12), korban jiwa tercatat satu orang atas nama Siti Rohani.
“Masyarakat sangat membutuhkan bantuan yang diturunkan menggunakan helikopter karena jalur darat dan sungai masih sangat sulit ditembus,” demikian laporan warga yang diteruskan kepada relawan dan otoritas setempat.
Akses Mulai Terbuka, Namun Kota Masih Lumpuh
Setelah enam hari terputus dari wilayah Sumatra Utara, jalur darat menuju Aceh Tamiang perlahan mulai bisa dilalui. Namun aktivitas kota masih lumpuh karena ribuan warga mengungsi dan sangat bergantung pada suplai logistik.
Kebutuhan mendesak meliputi makanan siap konsumsi, air bersih, obat-obatan, serta perlengkapan sanitasi dan selimut.
Bupati: Satu kampung hilang, rumahnya habis hanyut
Bupati Aceh Tamiang, Armia Pahmi, membenarkan wilayah pedalaman menjadi prioritas bantuan. Ia mengatakan distribusi dilakukan menggunakan jalur sungai mengingat kondisi daratan di Kecamatan Sekerak tidak memungkinkan.
“Tadi pagi saya sudah men-dropping untuk delapan kampung di Kecamatan Sekerak melalui jalur sungai. Karena itu ada satu kampung kan hilang itu, Kampung Sekumur. Jadi kita dropping untuk seribu masyarakat di sana menggunakan perahu motor,” ujarnya.
Namun Armia meluruskan istilah “kampung hilang” yang sempat ramai diberitakan.
“Bukan desanya hilang secara administratif, tetapi rumah warga yang berada di pinggiran sungai—kebanyakan rumah papan—semuanya hanyut diterjang banjir besar,” jelasnya.
Rumah Sakit Lumpuh, Posko Kesehatan Akan Dibangun
Kondisi pelayanan kesehatan juga belum pulih. RSUD Aceh Tamiang masih lumpuh karena sebagian besar tenaga kesehatan terdampak langsung banjir dan harus menyelamatkan keluarga masing-masing.
“Rumah sakit sekarang tidak bisa menerima pasien. Nanti kita arahkan ke Medan atau ke Langsa untuk bantuan kesehatan,” kata Armia.
Pemerintah kabupaten berencana membangun posko kesehatan di setiap kecamatan untuk menangani penyakit pascabanjir, seperti diare, infeksi kulit, ISPA, dan cedera.
Warga Berharap Bantuan Udara Segera Turun
Hingga kini, Sekumur menjadi salah satu titik paling kritis. Warga terus meminta agar bantuan diturunkan menggunakan helikopter karena ketinggian air, material longsor, dan derasnya arus sungai masih mengancam akses darat maupun sungai.
Koordinat lokasi dan rekaman video dari warga telah dikirimkan kepada relawan dan otoritas terkait untuk mempermudah navigasi tim penyelamat.



