Banda Aceh, Infoaceh.net – Upaya pencarian dan evakuasi jenazah korban banjir bandang dan longsor di Aceh terus diperkuat menyusul semakin banyaknya laporan warga hilang serta jenazah yang masih tertimbun material lumpur.
Situasi di beberapa titik disebut sangat berat hingga membuat petugas di lapangan kewalahan.
Salah satu laporan datang dari tim BPBD Aceh Tamiang yang disebut tidak sanggup lagi mengevakuasi korban meninggal akibat keterbatasan alat dan beratnya kondisi lapangan.
Menyikapi situasi darurat tersebut, Pemerintah Tiongkok (China) mengirimkan tim khusus untuk membantu proses pencarian dan evakuasi korban bencana di Aceh.
Tiba di Aceh dan Disambut Langsung Gubernur
Lima personel tim penyelamat asal China itu telah tiba di Banda Aceh dan langsung disambut oleh Gubernur Aceh Muzakir Manaf (Mualem) di Pendopo Gubernur Aceh.
Tim tersebut membawa perangkat khusus yang mampu mendeteksi keberadaan jenazah dalam lumpur tebal—alat yang dinilai sangat dibutuhkan dalam operasi pencarian saat ini.
“Mereka punya alat mendeteksi mayat dalam lumpur. Ini sangat membantu,” kata Mualem.
Ia menegaskan bahwa kondisi di lapangan sangat kritis dan jumlah korban meninggal yang belum terevakuasi masih cukup banyak.
“Banyak korban meninggal belum terevakuasi,” ujarnya.
Dalam rapat koordinasi penanganan bencana hidrometeorologi di Lanud Sultan Iskandar Muda, Jumat (5/12), Mualem kembali meminta seluruh instansi terkait mempercepat pengiriman bantuan pokok ke wilayah terdampak yang hingga kini masih terisolir, terutama di Aceh Tamiang, Aceh Utara, Aceh Timur, Bener Meriah, dan Aceh Tengah.
Di sejumlah daerah, akses menuju desa-desa terdampak hanya bisa ditembus melalui jalur udara. Kondisi ini menyebabkan timbunan bantuan menumpuk di banyak titik karena tidak dapat diteruskan ke lokasi sasaran.
“Segera pastikan semua berjalan. Sembako banyak tertumpuk karena akses. Percepat distribusi,” tegas Gubernur.
41 Jembatan Putus dan Puluhan Ruas Jalan Tertutup Lumpur
Situasi paling berat dilaporkan terjadi di Aceh Utara, di mana 41 jembatan dilaporkan putus, menyulitkan pengiriman logistik maupun evakuasi warga. Sementara di Aceh Tamiang, jalur utama ke Langsa masih tertutup lumpur dan material longsor.
Gubernur juga mengungkapkan adanya temuan kendaraan yang terjebak banjir dengan korban jiwa di dalamnya.
Untuk membuka jalur darat, lima unit alat berat dari Medan telah dikerahkan dan diarahkan ke Aceh Timur serta Aceh Utara.
Mualem meminta BNPB segera mengirimkan tenda pengungsian dan suplai air bersih dalam waktu cepat, mengingat ribuan warga hingga kini masih bertahan di titik-titik pengungsian darurat yang tidak memadai.
Selain itu, ia menyoroti kondisi di Aceh Tengah, terutama jalur strategis KKA yang rusak parah.
“PUPR harus cepat benahi. Banyak titik yang harus dikerjakan segera,” ujarnya.
Dukungan Internasional Beri Harapan Baru
Masuknya bantuan teknis dari Pemerintah China memberi dorongan baru bagi proses pencarian korban, terutama di wilayah yang tertutup lumpur tebal. Pemerintah Aceh berharap kolaborasi lintas negara ini dapat mempercepat evakuasi dan mempercepat proses penanganan bencana secara keseluruhan.



