Banda Aceh, Infoaceh.net — Pemerintah Aceh merilis pernyataan resmi menanggapi klaim Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia yang sebelumnya menyebutkan bahwa pemulihan listrik di Aceh telah mencapai 93 persen pada Ahad malam (7/12) dan 100 persen pada Senin siang (8/12).
Pernyataan tersebut dinilai keliru dan berpotensi menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat yang masih bergulat dengan dampak bencana hidrometeorologi terparah dalam dua dekade terakhir.
Juru Bicara Pemerintah Aceh Muhammad MTA, dalam keterangannya, Senin (8/12 menegaskan bahwa klarifikasi ini penting dilakukan demi menjaga kondusivitas serta kepercayaan publik terhadap pemerintah dan para petugas di lapangan.
Pemulihan Listrik Masih Jauh dari Tuntas
Dalam keterangan tertulisnya, Jubir Pemerintah Aceh menjelaskan bahwa kondisi aktual pemulihan aliran listrik di provinsi tersebut masih jauh dari angka yang disebutkan Menteri ESDM.
Berdasarkan pemutakhiran data dari berbagai pertemuan dengan PLN dan tim teknis, suplai listrik di seluruh Aceh baru berada pada kisaran 60–70 persen.
Angka ini menggambarkan tingkat pemulihan jaringan menengah yang menjadi tulang punggung distribusi listrik ke pelanggan.
Untuk wilayah Banda Aceh, persentase penyalaan listrik bahkan masih berada pada angka 35–40 persen.
Pemulihan baru dapat dipercepat apabila suplai tegangan tinggi dari Arun selesai dikerjakan hari ini atau besok. Jika itu tercapai, potensi penyalaan bisa mendekati 100 persen karena jaringan tegangan rendah di tingkat masyarakat relatif tidak bermasalah.
Daerah Terparah Masih Gelap
Beberapa kabupaten yang mengalami kerusakan berat pada jaringan distribusi listrik, seperti Aceh Tamiang, Aceh Utara, dan Aceh Timur, tercatat memiliki tingkat penyalaan di bawah 40 persen.
Sementara Kota Lhokseumawe disebut berada pada kisaran 75 persen, dan wilayah Barat–Selatan Aceh berada di level 70–80 persen.
Perbedaan tingkat pemulihan ini sangat dipengaruhi oleh tingkat kerusakan jaringan menengah yang banyak tersapu banjir dan longsor di berbagai lokasi.
Masyarakat Kecewa, Petugas PLN Terancam Jadi Sasaran
Pemerintah Aceh juga menyampaikan kekhawatiran atas potensi resistensi masyarakat akibat pernyataan yang dinilai tidak akurat tersebut.
Banyak warga di lapangan merasa bingung dan kecewa ketika mendengar klaim bahwa listrik telah pulih hampir sepenuhnya padahal rumah mereka masih gelap gulita.
Pemerintah Aceh menegaskan bahwa para petugas PLN, yang jumlahnya mencapai hampir 1.000 personel dan berasal dari berbagai daerah, sedang bekerja siang malam melakukan perbaikan dalam kondisi yang sangat sulit.
“Kami berharap kekeliruan yang disampaikan Menteri ESDM tidak mengakibatkan kekecewaan masyarakat terhadap petugas PLN di lapangan, apalagi sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” tegas Muhammad MTA.
Pejabat Publik Diminta Lebih Berhati-hati
Pemerintah Aceh mengingatkan bahwa dalam situasi bencana besar seperti ini, setiap pernyataan pejabat publik memiliki dampak signifikan terhadap psikologi masyarakat.
Karena itu, perlu kehati-hatian dalam menyampaikan data dan informasi, terutama yang berkaitan dengan layanan dasar seperti listrik.
“Kami berharap semua pihak sangat berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan terkait kebijakan publik, apalagi di tengah bencana yang berpengaruh besar terhadap psikologi masyarakat dan trust terhadap pemerintahan,” tambahnya.
Sebagai penutup, Jubir Pemerintah Aceh mengajak semua pihak untuk menjaga empati dan solidaritas demi percepatan pemulihan Aceh. “Cintailah Aceh. Terima kasih,” ujarnya.



