Banda Aceh, Infoaceh.net — Badan SAR Nasional (Basarnas) resmi menghentikan operasi pencarian korban banjir yang melanda sejumlah wilayah di Provinsi Aceh.
Operasi pencarian dialihkan ke tahap pemantauan setelah berlangsung selama satu bulan tanpa adanya temuan korban baru.
Kepala Basarnas Banda Aceh, Ibnu Harris Al Hussain, mengatakan keputusan tersebut diambil karena dalam beberapa hari terakhir tim SAR tidak menemukan tanda-tanda keberadaan korban di lokasi terdampak bencana.
“Operasi pencarian yang telah dilakukan selama satu bulan kami hentikan dan dialihkan ke operasi pemantauan. Dalam beberapa hari terakhir, pencarian tidak membuahkan hasil,” ujar Ibnu di Banda Aceh, Kamis (25/12), dikutip dari Antara.
Ia menjelaskan, operasi pencarian korban banjir telah berlangsung sejak 26 November 2025 dan secara resmi berakhir tepat pada Kamis (25/12/2025), atau 30 hari pascabencana.
Hingga saat ini, 31 orang masih dinyatakan hilang. Namun, menurut Ibnu, dengan rentang waktu yang telah berlalu, peluang korban ditemukan dalam kondisi selamat sangat kecil.
“Dalam kondisi bencana, kemampuan seseorang untuk bertahan hidup maksimal sekitar tujuh hari. Saat ini sudah 31 hari pascabencana, sehingga kecil kemungkinan korban yang dinyatakan hilang masih selamat,” katanya.
Meski pencarian langsung dihentikan, Basarnas menegaskan bahwa operasi SAR belum sepenuhnya berakhir.
Tim tetap melakukan pemantauan di wilayah terdampak dan akan segera bergerak jika ada laporan penemuan korban.
“Kami mengimbau masyarakat agar segera melapor apabila menemukan korban, sehingga proses evakuasi dapat segera dilakukan. Tim SAR tetap siaga dan melakukan pemantauan di lokasi bencana,” tambahnya.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Kamis (25/12), bencana banjir di Aceh telah menyebabkan 503 orang meninggal dunia, sementara 31 orang lainnya masih dinyatakan hilang.



