Aceh Tamiang, Infoaceh.net — Di tengah lumpur yang masih mengendap dan ruang kelas yang belum sepenuhnya pulih akibat banjir bandang dan longsor, semangat menjaga keberlangsungan pendidikan di Aceh tetap menyala.
Kabupaten Aceh Tamiang, salah satu wilayah dengan dampak bencana terparah, menjadi saksi langsung komitmen tersebut.
Sejumlah sekolah mengalami kerusakan berat. Di SMA Negeri 4 Karang Baru, misalnya, ketinggian air saat banjir mencapai sekitar enam meter. Akibatnya, berbagai fasilitas sekolah seperti komputer, meja belajar, serta perlengkapan pembelajaran rusak dan tidak dapat digunakan.
Menanggapi kondisi itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Murthalamuddin turun langsung meninjau sekolah terdampak pada Ahad (29/12/2025).
Tidak sekadar meninjau, rombongan juga ikut membersihkan ruang-ruang kelas yang masih dipenuhi lumpur.
Kegiatan tersebut turut dibantu Ketua dan Pengurus Ikatan Guru Indonesia (IGI) Aceh, yang secara khusus hadir untuk membersihkan sejumlah sekolah yang hampir sebulan lebih tergenang lumpur pascabanjir.
Dalam kesempatan itu, Murtalamuddin menegaskan, dunia pendidikan tidak boleh berhenti meskipun berada dalam kondisi darurat.
“Mulai 5 Januari 2026, pembelajaran di Aceh diharapkan kembali berlangsung seperti biasa. Namun, bagi sekolah yang masih terdampak banjir dan dalam tahap pembersihan, pembelajaran dapat disesuaikan dengan kondisi. Ajarkan apa yang bisa diajarkan, yang penting anak-anak tetap datang ke sekolah dan tidak belajar sendirian di rumah,” ujarnya.
Ia menambahkan, proses belajar mengajar pascabencana tidak harus berfokus pada capaian akademik semata.
Pendekatan kemanusiaan dan pemulihan psikologis siswa justru menjadi prioritas utama.
“Guru bisa mengisi pembelajaran dengan kegiatan trauma healing, belajar bersama, bercerita, atau aktivitas positif lainnya. Yang terpenting adalah memastikan trauma anak-anak tidak berkelanjutan. Sebagai insan pendidikan, kita wajib memberikan yang terbaik bagi anak bangsa,” lanjutnya.
Arahan tersebut juga disampaikan secara resmi dalam pertemuan bersama para kepala sekolah dan dewan guru di Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten Aceh Tamiang, yang turut dihadiri Kepala Cabang Dinas Pendidikan Aceh Tamiang, Bachtiar.
Kebijakan ini dikeluarkan sebagai bentuk fleksibilitas agar sekolah dan guru dapat menyesuaikan proses pembelajaran di daerah terdampak banjir besar, sehingga roda pendidikan tetap berjalan meski belum sepenuhnya normal.
Kunjungan kerja Plt. Kepala Dinas Pendidikan Aceh tersebut turut didampingi Kepala Bidang Pembinaan SMA dan PKLK Syarwan Joni, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dahlawi, Kepala UPTD Balai Tekkomdik Aceh Syahrol dan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Aceh Tamiang.



