ACEH TAMIANG, Infoaceh.net – PT Hutama Karya mempercepat pembangunan hunian sementara (Huntara) bagi warga terdampak banjir bandang dan longsor di Kabupaten Aceh Tamiang.
Percepatan ini dilakukan seiring agenda kunjungan Presiden RI Prabowo Subianto yang dijadwalkan meninjau langsung pembangunan Huntara tersebut pada Kamis (1/1/2026).
Pembangunan Huntara dilaksanakan melalui kolaborasi tujuh BUMN Karya di bawah koordinasi Danantara. Seluruh pekerjaan dilakukan dengan sistem konstruksi 24 jam menggunakan pola kerja shifting, disertai pengawasan mutu yang diperketat agar hunian segera layak dan aman ditempati masyarakat.
Dalam proyek ini, Hutama Karya bersama BUMN Karya lainnya menargetkan pembangunan sebanyak 196 unit Huntara.
Perusahaan mengerahkan sumber daya secara optimal untuk memastikan hunian dapat difungsionalkan sesuai target waktu.
“Fokus utama saat ini adalah percepatan pekerjaan struktur dan utilitas dasar agar unit Huntara segera dapat digunakan warga,” kata Tenaga Ahli Danantara, Khairul Jasmi, dalam keterangan tertulis yang disampaikan, Ahad (28/12).
Pekerjaan konstruksi difokuskan pada pembangunan fondasi, rangka atap, rangka dinding, lantai panggung, serta pemasangan pintu dan jendela.
Huntara dirancang dengan konsep hunian memanjang, dengan ukuran masing-masing unit 4,5 meter x 4,5 meter, untuk memastikan fungsi ruang yang efisien dan layak huni.
Hingga Senin (29/12), progres pembangunan menunjukkan percepatan signifikan, terutama pada struktur utama dan penyediaan fasilitas dasar.
Dorongan percepatan semakin menguat menjelang rencana kunjungan Presiden Prabowo Subianto yang juga dijadwalkan bertemu langsung dengan warga terdampak banjir di lokasi Huntara.
Sekretaris Kabinet Letkol Teddy Indra Wijaya turut menegaskan bahwa percepatan penyediaan Huntara dan hunian tetap (Huntap) bagi korban bencana di Aceh dan wilayah Sumatera menjadi perhatian serius lintas kementerian dan lembaga.
Teddy menyebutkan pemerintah menargetkan pembangunan 15.000 unit hunian dalam waktu tiga bulan, sejalan dengan inisiatif penanganan bencana oleh BNPB dan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP).
Informasi tersebut disampaikan melalui unggahan di akun Instagram resmi @sekretariat.kabinet.
Selain unit hunian, fasilitas kawasan Huntara juga disiapkan untuk memenuhi kebutuhan dasar pengungsi selama masa tinggal sementara. Fasilitas bersama yang disediakan meliputi dapur umum, area cuci, musala, serta sarana sanitasi.
Dukungan utilitas berupa instalasi listrik dan air bersih juga menjadi bagian integral dari penyiapan Huntara agar segera fungsional.
Di luar pembangunan Huntara, Hutama Karya juga terlibat aktif dalam pemulihan infrastruktur dasar di wilayah terdampak.
Di antaranya pengerahan excavator capit untuk membersihkan tumpukan kayu gelondongan di area Pesantren Darul Mukhlisin, Desa Tanjung Karang, Kecamatan Karang Baru, Aceh Tamiang.
Perusahaan juga melakukan pemulihan fasilitas air bersih melalui pengoperasian Instalasi Pengolahan Air (IPA) Rantau dengan kapasitas aliran 40 liter per detik, yang kini telah kembali berfungsi normal untuk pertama kalinya sejak bencana terjadi.
Dukungan lainnya mencakup pemulihan akses dan konektivitas wilayah, antara lain rehabilitasi Jembatan Lawe Mengkudu dengan bentang 36 meter serta Jembatan Penanggalan dengan bentang 48 meter di Kabupaten Kutacane, Aceh Tenggara.
Kedua jembatan tersebut kini telah tersambung kembali untuk mendukung mobilitas warga dan distribusi logistik.
Seluruh operasional dilakukan dengan mengedepankan prinsip keselamatan kerja serta koordinasi intensif dengan pemerintah daerah dan otoritas setempat agar penanganan berjalan tepat sasaran.
Pada kesempatan terpisah, Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Mardiansyah, menegaskan bahwa fokus utama perusahaan saat ini adalah menghadirkan dampak nyata dan cepat bagi masyarakat terdampak bencana.
“Kami memastikan koordinasi di lapangan berjalan lancar agar hunian yang dibangun berkualitas dan segera siap digunakan oleh warga,” pungkasnya.



