BANDA ACEH – Baitul Mal Aceh (BMA) mulai menyalurkan bantuan peralatan kerja kepada warga miskin, pada 6-17 September 2021 di halaman kantor BMA.
Penyaluran bantuan tahap I itu untuk 888 mustahik dengan total bantuan mencapai Rp 3,959 miliar. Sementara tahap kedua nantinya akan disalurkan kepada 890 mustahik dengan besaran anggaran sebesar Rp 4,373 miliar. Jika ditotalkan kedua tahap tersebut berjumlah Rp 8,332 miliar.
Ketua Badan BMA Prof Dr Nazaruddin A Wahid MA, Rabu (8/9) mengatakan tujuan utama dari program tersebut adalah memberikan dana untuk penyediaan alat-alat atau perlengkapan kerja bagi warga miskin yang sudah memiliki usaha atau keterampilan untuk bekerja.
Selain itu membantu masyarakat dalam menjalankan usaha yang sedang digeluti dan membantu meningkatkan pendapatan keluarga miskin.
“Sasaran utama dari program tersebut adalah masyarakat miskin yang membutuhkan alat-alat kerja untuk menunjang usaha yang sedang digelutinya. Adapun sektor yang menjadi sasaran BMA, antara lain perdagangan, perikanan (kelautan/tambak darat), pertukangan, perbengkelan, industri rumah tangga, pertanian dan jasa,” jelas Prof Nazaruddin.
Kepala Sekretariat BMA Rahmad Raden menambahkan sebelumnya para mustahik penerima bantuan itu sudah dilakukan verifikasi lapangan oleh tim verifikasi BMA, yaitu dengan mendatangi langsung rumah atau tempat usaha mareka.
“Untuk menghindari kerumunan, maka penyalurannya dibatasi hanya 90 mustahik saja setiap harinya yang dibagi dalam 6 sesi dari pagi hingga siang. Setiap sesinya hanya satu jam dengan melayani 15 mustahik,” katanya.
Rahmad menjelaskan penyaluran dana bantuan tersebut dilakukan melalui pembayaran tunai ke rekening masing-masing mustahik. Selanjutnya mustahik yang didampingi pendamping dari amil BMA melakukan penarikan dana tersebut dan kemudian bersama-sama membeli peralatan sesuai keperluan jenis usahanya.
“Sebelum dilakukan penyaluran, tim juga memberikan penjelasan dan pengarahan kepada mustahik. Hal tersebut agar mustahik menjadi faham akan maksud dan tujuan pelaksanaan program bantuan tersebut dan mekanisme yang harus dipenuhi mustahik. Terakhir mustahik wajib menandatangani surat pernyataan di atas materai,” terang Rahmad Raden.
Ia berharap dengan program tersebut akan tersedianya fasilitas alat/perlengkapan kerja untuk masyarakat miskin sesuai kebutuhan usaha. Selain itu akan meningkatnya pendapatan dan jumlah produksi usaha masyarakat miskin.
“Ini merupakan salah satu usaha dari pemerintah melalui BMA untuk mengurangi kemiskinan di tengah-tengah masyarakat. Tak lupa pula kami mengucapkan banyak terima kasih kepada para muzaki yang telah mempercayakan zakatnya dikelola BMA sehingga banyak mustahik yang bisa dibantu,” pungkas Rahmad Raden.
Keharuan Penerima Bantuan Peralatan Kerja
Suriati, warga Lambitra, Darussalam, Aceh Besar begitu bahagia ketika dihubungi kembali oleh amil Baitul Mal Aceh (BMA). Ia diminta untuk melengkapi berkas pengurusan bantuan dana untuk pembelian peralatan kerja setelah diverifikasi langsung ke rumahnya.
Ia sudah lama mengeluh ketiadaan alat pemompa air untuk menyiram tanaman dan mengairi persawahannya. Seandainya saja ia memiliki sebuah mesin pompa air, tentu akan sangat membantu dirinya dan suaminya dalam mencari nafkah untuk menghidupi keenam anaknya.
Begitu ia tahu bahwa Baitul Mal Aceh membuka pendaftaran bantuan peralatan kerja melalui online, ia tak menunggu lama langsung mendaftarkan dirinya. Dalam benaknya terbesit, mungkin inilah salah satu harapan yang Allah tunjukkan kepadanya melalui dana zakat yang dititipkan muzakki melalui Baitul Mal Aceh.
Senin, 6 September 2021, harapannya itu benar-benar nyata. Amil Baitul Mal Aceh kembali menghubunginya untuk pengambilan bantuan ke kantor Baitul Mal Aceh sebesar Rp 3,5 juta. Awalnya hampir tidak percaya, namun ia yakin karena ada tetangganya yang sudah mendapatkan bantuan sejenis dari Baitul Mal Aceh.
“Alhamdulillah, dengan bantuan ini, saya dan suami saya tidak perlu lagi menyewa mesin pompa orang lain untuk mengairi sawah dan tidak perlu lagi menimba air untuk menyiram tanaman,” ungkap Suriati usai menerima bantuan.
Suriati dan suaminya sehari-hari menanam tumbuhan sayur seperti bayam, kangkung, selada, dan beberapa jenis sayur lainnya. Selain bertani sayuran, mereka juga menanam padi di persawahan. Di lahan tempat ia bercocok tanam, air yang tersedia tidak memadai sehingga membutuhkan mesin pemompa air agar tanaman padinya tidak kekeringan.
“Irigasi ada, tetapi airnya tidak pernah cukup, terkadang kami gagal panen jika tiba-tiba sawah kami kekeringan,” ungkapnya.
Mulai hari ini, Suriati dan suaminya sudah lebih lega. Ia mengaku sangat terbantu atas bantuan yang ia peroleh. Ia berharap kelak mendapatkan penghasilan yang lebih dari hasil usahanya sampai nisab zakat.
Kebahagiaan serupa juga dialami Arman asal Gampong Pineung, Banda Aceh. Ia mendapatkan bantuan peralatan bengkel berupa gerinda potong duduk. Dengan begitu sudah membantu dirinya tidak perlu mengeluarkan lagi biaya untuk pembelian alat tersebut.
“Apalagi sekarang di tengah pandemi Covid-19, semua serba mahal. Kami tak sanggup beli sendiri, alhamdulillah bantuan dari Baitul Mal Aceh sangat membantu kami,” ungkapnya.
Begitu pun Anita, warga Lamduro, Aceh Besar. Ia berharap dengan bantuan yang ia terima dari Baitul Mal Aceh berupa peralatan pertanian dapat meningkatkan hasil panennya. Jika pun nanti pendapatkan hasil pertaniannya belum mencapai nisab zakat, setidaknya mendapatkan hasil yang memuaskan.
“Terima kasih muzakki Baitul Mal Aceh, zakat yang Anda tunaikan telah membantu kami yang susah ini,” tutup Anita. (IA)