BANDA ACEH — Juru Bicara Pemerintah Aceh Muhammad MTA memberikan tanggapannya atas pernyataan Ketua Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) M. Rizal Falevi Kirani yang menilai permintaan maaf Gubernur Aceh Nova Iriansyah karena batalnya pembangunan rumah duafa hanyalah sandiwara.
“Falevi tidak perlu terlalu dikuasai amarah, karena amarah tidak akan pernah menyelesaikan apapun. Sikapi ini secara bijaksana dan sama-sama kita bangun Aceh dengan mengedepankan energi positif,” ujar Muhammad MTA, dalam pernyataannya, Rabu (29/9).
Jubir MTA menyebutkan, dalam hal ini pihaknya tidak ingin membangun perdebatan, apa yang disampaikan hanyalah menjawab permintaan media.
“Ketika media bertanya apakah sudah ada tanggapan dari dewan terkait perubahan? Tentu kami menyampaikan sampai saat ini tidak ada respon terkait hal tersebut. Dan kami menjelaskan bahwa tentu secara tentatif dapat kami pastikan APBA Perubahan tidak ada tahun 2021 ini,” jelasnya.
Terkait pembangunan rumah duafa, insentif untuk mukim dan camat, juga insentif tenaga kesehatan (Nakes), menurut MTA, tentu penjelasan yang juga harus disampaikannya ke publik ketika media meminta kejelasan.
“Hanya sebatas itu. Kita tidak perlu berasumsi terlalu jauh secara emosional menyikapi realitas ini, dan tidak perlu membangun perdebatan terkait hal ini. Kami tidak membangun resistensi apa-apa terkait gagalnya perubahan APBA ini, dan kami kira mencari solusi justeru lebih baik dari pada membangun amarah,” sebutnya.
Bahkan Pemerintah Aceh menyambut baik respon Ketua DPRA Dahlan Jamaluddin atas pernyataannya untuk fokus pembahasan APBA Tahun 2022 yang dimulai pada Oktober 2021.
“Alhamdulillah, beliau (Dahlan Jamaluddin) katakan akan mulai pembahasan anggaran 2022 pada Oktober ini. Ini langkah yang baik bagi eksekutif dan legislatif dalam menyikapi hal ini,” jelasnya.
Sebagai catatan bagi semua pihak, lanjut Jubir MTA, tidak adanya kesepahaman untuk perubahan APBA itu hal biasa dalam sistem anggaran.
“Berarti kita fokus pada pembahasan anggaran tahun depan. Jadi tidak perlu membangun resistensi apa-apa.
Rakyat hari ini butuh solusi, bukan emosi,” pungkas MTA. (IA)