JEUNIEB — Rektor Universitas Malikussaleh (Unimal) Lhokseumawe Prof Dr Herman Fithra ST MT IPM Asean Eng melakukan kunjungan silaturahmi ke kediaman Ketua Pengurus Besar Himpunan Ulama Dayah Aceh (PB HUDA) Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab atau Tu Sop di Kompleks Dayah Babussalam Al-Aziziyah Jeunieb, Bireuen, Jum’at (1/10).
Kunjungan tersebut dalam rangka mempererat silaturahmi antara lembaga dayah dan kampus Unimal untuk saling bersinergi dan saling berkontribusi disektor pendidikan.
Kunjungan ke kediaman Tu Sop dilakukan dalam serangkaian silaturahmi Rektor Unimal juga ke sejumlah ulama Kharismatik Aceh di antaranya Abu Tumin Blang Blahdeh, Abu Usman Kuta Krueng dan Waled Nu Samalanga.
Dalam pertemuan ini, Dr. Herman Fithra mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada Tu Sop.
Herman menilai, sosok Tu Sop merupakan sosok ulama yang keilmuannya terus terasah kepada masyarakat dan sosok yang bisa beradaptasi dengan semua kalangan.
Karenanya, dalam silaturahmi ini Herman dan Tu Sop berdiskusi panjang terkait bagaimana mencari formula baru kaloborasi ulama dan akademisi dalam mendidik generasi milenial untuk jangka panjang.
“Ke depan pihak kampus Unimal mewacanakan pengajian rutin bulanan bersama Tu Sop di kampus setiap Jum’at, formatnya akan diatur oleh tim,” ujar Herman dalam diskusi ini.
Intinya, menurutnya bahwa akademisi perlu masuk ke dayah dan begitu juga ulama juga harus hadir di kampus sesuai dengan spesifikasi masing-masing.
Sebelumnya Rektor Unimal dan rombongan juga silaturahmi ke Abu Tumin Blang Blahdeh, Abu Usman Kuta Krueng, Waled Nuruzzahri Samalanga dan terakhir bersama Tu Sop Jeunieb
Ketua PB HUDA Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab yang akrab disapa Tu Sop dalam pertemuan ini menyebutkan, senergitas dan saling berkontribusi dalam menata pendidikan Aceh merupakan hal yang mendesak.
Tu Sop menyontohkan pengajian bulanan yang akan direncanakan tersebut harus mempunyai formula tersendiri jangan disamakan dengan pengajian biasa.
Merespon apa yang disampaikan Rektor Unimal, Tu Sop mengatakan pengajian yang diselenggarakan di kampus Unimal nantinya harus lebih mengarah kepada diskusi ilmiah yang dapat memberikan kontribusi dayah dalam kampus.
“Sehingga tidak terkesan acara seremonial saja, tetapi lebih kepada bagaimana nilai-nilai Islam masuk dalam semua aspek kehidupan,” ujar Tu Sop.
Di Aceh, dayah dikenal sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional yang terus hidup secara alami berabad-abad lamanya. Dayah terus eksis di tengah-tengah masyarakat Aceh memengaruhi berbagai dinamika kehidupan dan melahirkan kader-kader ulama yang hidup dan menyatu dengan masyarakat Aceh.
Sementara kampus sendiri sebagai institusi pendidikan tinggi banyak melahirkan intelektual-intelektual Aceh dan para pengambil kebijakan. (IA)