Wakil Bupati Abdya, Muslizar, menerima bantuan sembako dari Pemerintah Aceh di halaman kantor bupati setempat
BLANGPIDIE — Pemerintah Aceh melalui Dinas Sosial menyalurkan bantuan sembako untuk masyarakat miskin terdampak pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Sabtu (18/4).
Bantuan sembako berupa kebutuhan pokok sebanyak 913 paket itu, diantarkan Tim Dinas Sosial Aceh yang dipimpin Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos) Sya`baniar, atas perintah Kadis Sosial Aceh, Alhudri, diterima secara simbolis oleh Wakil Bupati Abdya, Muslizar, di halaman kantor bupati setempat.
Sya`baniar mengatakan, merujuk data BPS Tahun 2019, tercatat total jumlah penduduk di Abdya sebanyak 150.393 jiwa dengan persentase kemiskinan 15,25 persen atau sebanyak 24.36 jiwa dari total jumlah penduduk.
Untuk diketahui, kata Sya`baniar, di Abdya ada sebanyak 13.092 kepala keluarga (KK) masyarakat Abdya yang tercatat sebagai penerima bantuan pangan non tunai (BPNT) yang secara otomatis juga mendapat bantuan program keluarga harapan atau PKH. Data tersebut sudah termasuk para penerima BPNT baru yaitu sebanyak 1.260 KK.
Untuk itu, mengingat bantuan penerima sembako untuk masyarakat terdampak Covid-19 tidak boleh lagi dari masyarakat penerima BPNT atau PKH maka berdasarkan data yang diberikan oleh Dinas Sosial Abdya yang dituangkan dalam SK Bupati Abdya, ada 913 KK, masyarakat Abdya yang ekonominya terdampak pandemi Covid 19. Sehingga jika dijumlahkan dengan data penerima BPNT, maka pemerintah telah membantu masyarakat Abdya sebanyak 14.005 KK.
“Asumsinya, jika setiap KK terdapat 4 jiwa, maka ada sebanyak 56.020 jiwa masyaralat Abdya yang dibantu oleh pemerintah atau 34 persen dari total jumlah penduduk,” kata Sya`baniar.
Karenanya, Sya`baniar mangatakan, Kadis Sosial Aceh menekankan secara serius agar bantuan ini tidak boleh diselewengkan dan harus diberikan kepada mereka yang berhak menerimanya, sesuai nama-nama yang tertuang dalam SK Bupati Abdya.
“Ketegori penerima bantuan, seperti para tukang, buruh bangunan, ibu-ibu yang jual kue ke sekolah, pedagang keliling, dan tukang becak, atau sejenisnya yang ekonomi mereka terdampak pandemi Covid-19, selain dari penerima BPNT dan PKH,” jelas Sya`baniar.