BANDA ACEH – Rektor Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh Prof Dr Ir Samsul Rizal MEng menyebutkan, kualitas pendidikan di Provinsi Papua saat ini, masih lebih baik dari yang ada di Provinsi Aceh.
Salah satu indikatornya yang bisa digunakan itu dilihat dari hasil yang dikeluarkan Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).
“Dalam tahun 2021, pendidikan Papua untuk anak-anak yang mengikuti LTMPT, lebih baik nilainya dari Aceh. Kami beri aplaus untuk Papua. Saya punya data, karena saya Wakil Ketua LTMPT,” ungkap Rektor USK.
Hal ini disampaikan Rektor USK, Prof Dr Ir Samsul Rizal M.Eng IPU dalam sambutannya yang diwakili oleh Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Hubungan Masyarakat USK Prof Dr Hizir Sofyan
pada acara temu ramah dengan Majelis Rakyat Papua (MRP) di Rumoh Aceh, Gampong Tibang, Banda Aceh pada Rabu malam, 1 Desember 2021.
Prof Samsul Rizal menyampaikan, hubungan antara USK dengan Papua selama ini terajut harmonis. Rasa persaudaraan dan itikad USK untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, telah mengikat hubungan emosional mendalam bagi USK dan Papua.
“Itulah mengapa, saat program Afirmasi pertama kali ada, kami dari USK langsung menyatakan siap menampung anak-anak Papua di semua fakultas. Dan Alhamdulillah, hampir di semua fakultas favorit ada anak Papua. Termasuk Kedokteran,” ungkapnya.
Rektor USK menginformasikan, bahwa sudah ada kurang lebih 100 orang mahasiswa Papua yang menimba ilmu di kampus Jantong Ate Rakyat Aceh.
Beberapa sudah sarjana, dan beberapa yang lainnya masih sedang melaksanakan proses perkuliahan.
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh juga menyatakan dukungan penuh kepada MRP untuk membangun provinsi berjuluk Bumi Cenderawasih tersebut, terutama lewat pendidikan.
Di hadapan Ketua MRP, Timotius Murib dan Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al Haythar, Rektor USK mengutarakan keprihatinan dan kesedihannya terhadap apa yang sedang melanda Papua.
Konflik yang masih berlangsung, berdampak terhadap pembangunan yang kurang maksimal.
“Saya sangat mendukung Majelis Rakyat Papua untuk terus berkomunikasi dengan pusat, dan meyakinkan pemerintah kabupaten/kota di seluruh Papua, untuk saling membahu membangun Papua,” ungkap Prof Samsul Rizal.
USK selalu dan terus memotivasi anak-anak Papua untuk membangun daerah. Rektor menegaskan, Papua mempunyai Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah, kalau Sumber Daya Manusia (SDM)-nya baik, maka kesejahteraan di Papua akan meningkat dengan sangat signifikan.
Dan akan menjadi tujuan dari perkembangan ekonomi Indonesia untuk tahun-tahun yang akan datang.
“Karena itu, tidak ada kata lain, selain membangun pendidikan lebih baik. Sebab, tidak ada daerah maupun negara yang maju tanpa adanya pendidikan yang memadai, terutama Perguruan Tinggi,” kata Prof Samsul Rizal.
Lebih jauh, ia merincikan, nantinya sarjana di Perguruan Tinggi bisa berbuat, berinovasi, mengolah SDA yang bisa dimanfaatkan. Muaranya adalah kemakmuran dan kesejahteraan.
Rektor mengingatkan, yang harus dipahami bersama ialah bagaimana membangun generasi Aceh, Papua dan Indonesia dengan satu landasan yaitu kesetaraan.
“Tidak ada diskriminasi. Tidak ada perbedaan warna kulit, adat istiadat dan sebagainya. Sebab kita saling terikat,” bebernya.
Dalam kesempatan tersebut, Prof Samsul Rizal turut mengenang peristiwa bersejarah, perjanjian MoU yang telah ditandatangani pada 15 Agustus 2005 di Helsinki, telah membawa Aceh dengan ruang gerak pembangunan lebih baik. Sekalipun diakui masih belum sempurna, termasuk sektor pendidikan. (IA)