LAMA telah direncanakan, akhirnya Bank Aceh Syariah menapaki secara resmi ibu kota Jakarta. Tepatnya, Senin tanggal 31 Januari 2022, Gubernur Aceh Nova Iriansyah selaku pemegang saham pengendali (PSP) Bank Aceh Syariah (BAS), melakukan grand launching Kantor Cabang BAS di Jakarta, pertanda BAS hadir secara resmi di Bumi Jayakarta.
“Sebagai pemegang saham pengendali, saya berharap Bank milik rakyat Aceh ini dapat terus tumbuh dan berkembang sebagaimana filosofi dalam Bunga Seulanga yang ada pada logo Bank Aceh Syariah. Dan juga dapat bersaing dan bersanding dengan bank-bank lain yang telah lebih dahulu hadir di tengah pusat kota Jakarta,” kata Gubernur Aceh pada acara yang dirangkai dengan Customer Gathering Bank Aceh cabang Jakarta, di Grand Ballroom, Hotel Mulia, Jakarta Pusat, Senin malam, 31 Januari 2022.
Ada yang menarik dalam acara grand launching Bank Aceh Syariah yang berlokasi di Jalan HOS Cokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat yang dikemas secara elegant itu. Yakni thema kegiatan yang diberi label, “The Wonder of Nanggroe”.
Seperti yang dijelaskan Gubernur Nova, tema acara “The Wonder Of Nanggroe” itu, terinspirasi oleh keajaiban yang dimiliki oleh Aceh, yang merupakan sebuah tanah tempat sejuta catatan sejarah dan keajaiban pernah terjadi. “Aceh mencapai kejayaannya di abad ke enam belas pada masa Sultan Iskandar Muda. Di bawah kekuasaannya, Aceh berhasil menaklukkan Pahang, yang merupakan sumber timah utama dan melakukan penyerangan terhadap Portugis di Melaka,” jelasnya.
Dengan spirit sejuta catatan sejarah serta keajaiban yang terjadi itulah, BAS kini hadir di Jakarta. Menatap dengan penuh optimisme tentang aura kompetisi bisnis perbankan yang begitu ketat di Jakarta.
Bukankah Bank Aceh Syariah telah ditempa oleh pelajaran nan pahit serta melelahkan dalam durasi panjang, seperti diakui Dirut BAS Haizir Sulaiman.
“Sebagai lembaga keuangan yang telah menjadi inspirasi bagi lahirnya bank daerah, dan transformasi ke sistem perbankan syariah, BAS akan terus meningkatkan layanan dalam menyambut era baru layanan transaksi keuangan.”
Bank Aceh menapaki sejarah baru sebagai bank daerah berskala nasional dalam sebuah seremoni customer gathering Bank Aceh Cabang Jakarta, di Jakarta, Senin, 31 Januari 2022. Acara bertajuk The Wonder of Nanggroe, Melangkah untuk Negeri ini dibuka oleh Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.
Direktur Utama Bank Aceh Haizir Sulaiman mengatakan sejak beroperasi pada 20 Desember 2021, Bank Aceh cabang Jakarta menunjukkan kinerja yang sangat baik. Sejak diluncurkan hingga akhir Desember 2021, jumlah dana pihak ketiga yang terkumpul mencapai Rp 315 miliar.
“Di tahun ini, insya Allah kita optimis untuk Bersaing,” kata Haizir, Senin, 31 Januari 2022.
Optimisme ini, kata Haizir, sangat beralasan jika dilihat dari dukungan masyarakat Aceh di perantauan. Satu di antaranya, kata Haizir, seperti yang disampaikan oleh mantan Kepala Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) dan mantan Pj Gubernur Aceh Mustafa Abubakar, agar masyarakat Aceh di rantau menabung di Bank Aceh Syariah.
Haizir mengatakan Bank Aceh Syariah telah melawati berbagai fase untuk sampai pada era baru layanan transaksi keuangan seperti saat ini. The Wonder of Nanggroe, kata Haizir, merupakan semangat untuk meraih kejayaan Aceh masa datang seperti yang pernah dialami pada masa lalu.
Haizir juga berjanji untuk membawa Bank Aceh Syariah menjadi perbankan daerah yang mampu bersaing secara nasional. Dia juga berharap Bank Aceh Syariah menjadi bagian penting bagi arah pengembangan industri perbankan syariah dan pembangunan ekonomi nasional.
Haizir menceritakan, perjalanan sejarah BAS dari NV Bank Kesejahteraan Aceh melalui banyak halangan dan rintangan serta melalui tebing curam nan meluluhlantakkan. Pun demikian, semua tantangan tersebut mulai dari konflik Aceh, krisis moneter hingga tsunami 2004 dapat dilalui oleh BAS, hingga berhasil membuka cabangnya di Jakarta, saat ini.
“Kehadiran kami di ibu kota akan menjadi awal baru dalam menggapai visi menjadi Bank Syariah Terdepan dan Terpercaya dalam Pelayanan di Indonesia, dan menjadi cabang ke 26 Bank Aceh,” ujarnya.
The Wonder of Nanggroe, tambah Haizir menjadi semangat atau spirit sekaligus simbol bagi BAS di masa yang akan datang, dengan mengikuti jejak kejayaan Aceh di masa lalu.
“BAS akan menjadi bagian lembaga keuangan yang mampu bersaing dengan bank-bank nasional. Dan juga menjadi bagian penting bagi arah pengembangan perbankan syariah dan pembangunan ekonomi nasional,” kata Haizir.
Namun lebih dari itu, kehadiran BAS yang juga milik jajaran pemerintahan di Aceh setidaknya menapaktilasi tentang kedigdayaan seorang Panglima Perang Pasai, Aceh, Fatahillah yang juga disebut sebagai Fadhullah Khan yang menaklukkan Portugis di Tanah Sunda dan kemudian mendirikan Kota Jayakarta yang kini menjadi Jakarta.
Dengan kata lain, BAS kini hadir di kota yang dibangun oleh nenek moyang atau indatu orang Aceh. Artinya, BAS merajut keajaiban menatap ketatnya kompetisi perbankan di tanah yang dibangun oleh leluhurnya sendiri. Dan itu menjadi modal dari sebuah tekad optimisme yang harus terus digelorakan. Selamat merajut sukses di negeri ciptaan leluhur sendiri.
Gubernur Aceh Nova Iriansyah, mengatakan Bank Aceh dalam beberapa tahun terakhir juga mampu menghadirkan sejumlah layanan transaksi berbasis digital. Layanan tersebut memudahkan nasabah untuk bertransaksi.
“Layanan transaksi seperti Action Mobile Banking, Integrasi Quick Response Indonesian Standard (QRIS), Uang Elektronik (Pengcard), Kartu Debit dan lainnya, telah menjadi produk andalan yang saat ini sangat diminati oleh nasabah maupun masyarakat Aceh,” kata Nova.
Selain Gubernur Aceh Nova Iriansyah, acara juga dihadiri oleh Wali Nanggroe Malik Mahmud Al Haytar, bupati dan wali kota se-Aceh, Ketua DPRA Dahlan Jamaluddin dan ketua DPRK se-Aceh, anggota DPR dan DPD RI, perwakilan OJK, dan sejumlah perwakilan lembaga negara. (*)