“Semangat ya, nanti sudah bisa sekolah lagi,” ucap Founder BFLF Indonesia Michael Octaviano kepada Nafis Alfian, remaja umur 14 tahun penyandang disabilitas yang akhirnya melakukan pengukuran kaki palsu di kediamannya di jalan utama Desa Rukoh Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh.
Nafis merupakan remaja penyandang disabilitas sejak tahun 2019 saat usianya 14 tahun dan saat ini duduk di bangku sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 4 Banda Aceh.
Sebelumnya Michael Octaviano mendapatkan informasi tentang Nafis melalui sebuah pesan WhatsApp dari seorang guru Bimbingan Konseling (BK) Madrasah Tsanawiyah Negeri.
“Salam, saya Lia salah satu guru BK di MTsN 4 Banda Aceh. Saya prihatin dengan salah satu kondisi siswa bimbingan saya yang mengalami amputasi sejak 2019. Sayangnya sampai saat ini, anak tersebut belum mendapatkan kaki palsu dari rumah sakit setempat. Selama ini, anak tersebut tidak percaya diri dan tidak mau bersekolah karena berbeda dengan temannya. Saat ini ia sudah duduk di kelas 2 dan selama ini setelah dibujuk hanya mau belajar selama 3 hari dalam seminggu di pustaka dan tidak ingin teman lain mengetahui kondisinya karena malu,” demikian isi pesan WhatsApp dari guru tersebut.
Melalui informasi dari rekannya Lia mendapatkan nomor WhatsApp Michael dan memberitahukan keinginannya untuk meminta kaki palsu.
“Beberapa hari yang lalu saya mendapatkan info dari teman saya mengenai BFLF ini. Sekiranya BFLF dapat membantu penyediaan kaki palsu bagi siswa kami, alangkah bahagianya ananda Nafis, keluarganya dan kami guru-gurunya. Terima kasih bapak Michael,” sambung guru tadi.
Komunikasi antara guru dengan Founder BFLF Indonesia ini berlanjut, ia kemudian mengulik banyak mengenai remaja disabilitas ini, selayaknya remaja pada umumnya yang memiliki nasib yang sama, tidak mudah bagi Nafis untuk menerima kondisi seperti saat ini.
Berdasarkan laporan dari Lia, guru Nafis, remaja tersebut banyak menghabiskan waktu untuk belajar sendiri dengan rentang waktu berbeda dengan siswa lainnya. Hal ini membuat mata pelajaran yang ia ikuti tidak maksimal.