Jakarta — Imam Masjid New York Shamsi Ali mempertanyakan apakah jika memilih atau mendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus menjadi penista agama Islam?
Pertanyaan itu terkait dengan pernyataan Pendeta Saifudin Ibrahim yang mengaku sebagai pendukung Jokowi dan pendukung NKRI dalam video terbarunya.
“Ini harusnya semakin menampar muka Pemerintah. Apa kalau memilih Pak Jokowi harus jadi penista Islam? Dengan pernyataan dia seolah mengatakan membela Jokowi itu harus memerangi Islam dan Umat Islam,” tulisnya melalui akun Twitter @ShamsiAli2 yang dikutip Kamis (17/3).
Karena itu dirinya geram dengan sejumlah pernyataan yang dilontarkan pendeta Saifudin tersebut.
Terlebih lagi dengan ungkapan-ungkapan yang memicu konflik dan berpotensi memecah belah antarumat beragama.
“Ini keterlaluan dan harus segera ditangkap. Bagaimana di sisi lain demi keamanan, ketenteraman sebagian ustadz dituduh radikal, tapi ada yang sengaja memecah belah tidak ditangkap?
Kementerian Agama (Kemenag) harus merekomendasikan ditangkap,” lanjutnya.
Sebelumnya, sebuah video beredar di media sosial yakni seorang pria bernama Saifudin Ibrahim meminta agar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menghapus 300 ayat Alquran.
Alasannya, 300 ayat Alquran itu menjadi sumber ajaran radikal. Tak cukup sampai di situ, Saifudin juga menilai sumber paham terorisme itu berasal dari pesantren sehingga memunculkan kader-kader teroris.
Ia juga menyinggung soal aturan tentang volume azan yang ramai diberitakan.
Dengan tegas ia mendukung aturan Menag soal volume azan dan menegaskan bahwa urusan volume azan merupakan tugas Menteri Agama.
Kemudian dalam video berikutnya, pendeta Saifudin menyampaikan kekecewaannya terhadap Menkopolhukam Mahfud MD.
Ia menilai seharusnya Mahfud MD tidak merespon videonya karena dia menyampaikan permintaan menghapus 300 ayat Alquran itu kepada Menteri Agama.
“Saya pendukung Jokowi saya pendukung NKRI. Saya senang dengan Undang-undang Pancasila, artinya Pancasila ini lebih bagus dari kitab dari Arab itu. Memang kenapa saya ngomong begitu? Karena memang bisa dibuktikan,” ucapnya. (IA)