BANDA ACEH – CEO Trans Continent Ismail Rasyid mengunjungi Kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh di kawasan Simpang Lima, Banda Aceh, Sabtu, 23 April 2022.
Kedatangan Bos Trans Continent tersebut disambut Ketua PWI Aceh, Nasir Nurdin didampingi Muhammad Zairin (Sekretaris), Azwani Awi (Wakil Sekretaris I), Abdul Hadi (Wakil Sekretaris II), Sulaiman SE (Bendahara) beserta beberapa pengurus lainnya.
“Saya kemari untuk bersilaturahmi dengan kawan-kawan Pengurus PWI Aceh,” ujar putra Aceh kelahiran Matangkuli, Aceh Utara yang memiliki paling tidak tujuh perusahaan di bawah bendera Royal Group.
Setelah sekitar dua jam berdikusi dengan pengurus PWI Aceh CEO Trans Continent Ismail Rasyid menyatakan siap maju dalam kontestasi Musda VII Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Aceh yang akan berlangsung pada 1-3 Juni 2022 mendatang.
Sosok Ismail Rasyid disebut-sebut paling berpeluang untuk memimpin organisasi Kadin Aceh yang akan menggelar Musda VII dalam waktu dekat ini.
“Insya Allah saya siap berkontestasi. Saya akan terus membangun komunikasi dengan semua pihak termasuk dengan kawan-kawan di PWI. Kita akan terus berdiskusi. Diskusi tak boleh berhenti,” begitu harapan Ismail yang datang ke markas PWI dengan tunggangannya, Hummer B 153 AIL.
Menurutnya, maju sebagai calon ketua Kadin Aceh merupakan panggilan moral sebagai putra Aceh,.
Begitupun dia mengaku siap menerima kritikan dari berbagai pihak. Namun kritikan itu harus dibarengi dengan solusi.
Lebih lanjut Ismail Rasyid mengharapkan Kadin Aceh harus kembali ke khittah. Karena itu, organisasi pengusaha tersebut harus mandiri dan independen.
Alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh ini juga punya harapan besar jika Kadin sebagai tempat berkumpulnya para pengusaha harus mampu mendatangkan para investor untuk membangkitkan ekonomi Aceh sekaligus membuka lapangan kerja.
“Bagaimana Kadin ini bisa meyakinkan pengusaha luar ntuk datang ke sini (Aceh). Tidak cukup dengan karpet merah tapi harus benar-benar mengimpementasikan usaha di Aceh” katanya.
Itu sebabnya, pria Aceh yang memiliki banyak bisnis di luar negeri berharap para pengusaha harus mampu menjembatani para investor yang akan menanamkan modal di tanah rencong degan Pemerintah Aceh.
“Tidak bisa dijalankan sendiri-sendiri, perlu merubah midset untuk menyatukan visi dan saya pikir itu lebih penting. Apapun organisasi. Itu yang terpenting,” jelasnya.
Kadin adalah tempat orang membahas bisnis. Kalau ada hambatan harus segera dicarikan solusinya bukan tetap terhambat. Simpulnya harus terbuka.
“Kalau ingin mendapatkan wajah baru di Kadin, mari kita ramai-ramai mendaftar. Jangan ada ruang yang ditutup-tutupi apalagi sampai menutup peluang bagi kawan-kawan yang punya kemampuan,” tegas Ismail.
Seperti diketahui, Trans Continent yang didirikan oleh Ismail Rasyid pada 2004 adalah perusahaan yang bergerak di bidang multi moda transport, logistics & supply chain dengan core business di bidang industri pertambangan, perminyakan, energy serta perdagangan.
Selain memiliki belasan cabang di Indonesia, Trans Continent juga memiliki dua kantor di luar negeri, yaitu Australia dan Filpina termasuk jaringan di 80 negara. (IA)