Banda Aceh — Pihak Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Iskandar Muda Banda Aceh mengingatkan Penjabat (Pj) Gubernur Aceh Achmad Marzuki untuk siaga bencana banjir dan longsor.
Peringatan BMKG tersebut disampaikan mengingat kondisi cuaca buruk saat ini hingga 10 hari ke depan yang terjadi di sejumlah daerah kabupaten dan kota di Aceh.
Untuk itu, Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Iskandar Muda Nasrol Adil telah menyurati Gubernur Aceh, tertanggal 14 Oktober 2022 Perihal Info Siaga Bencana Hidrometeotologi Provinsi Aceh
“Sehubungan dengan terdapatnya daerah konvergensi belokan angin di sekitar wilayah Aceh, kami sampaikan informasi siaga bencana hidrometeotologi berupa potensi hujan dengan intesitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang serta dapat menyebabkan bencana banjir dan longsor berlaku mulai tanggal 15 hingga 25 Oktober 2022,” tulis Nasrol Adil dalam surat resminya kepada Gubernur Aceh.
Nasrol Adil dalam surat itu menambahkan berdasarkan pantauan prakiraan angin lapisan 3000 fet. Terdapat potensi daerah konfergensi di selat malaka atau bagian timur laut dan daerah belokan angin menerjang wilayah Aceh.
Wilayah Aceh yang perlu siaga meliputi Kabupaten Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tamiang, Kota Langsa, Bireuen, dan kota Lhokseumawe
Sedangkan wilayah posisi waspada meliputi Kabupaten Aceh Besar, Banda Aceh, Aceh Jaya, Pidie, Pidie Jaya, Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Kota Subulussalam, Nagan Raya, Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Gayo Lues, Aceh Tenggara, dan kota Sabang.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Blang Bintang Banda Aceh Zakaria menyebutkan, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi mengguyur sebagian wilayah Aceh dalam tiga hari ini.
“Waspada potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang akibat hujan lebat atau dengan durasi lama,” kata Zakaria, Jum’at malam (14/10).
BMKG memperkirakan hujan lebat mengguyur Aceh sejak Jumat hari ini hingga Ahad (14-16/10). Berdasarkan data perkiraan angin lapisan 3.000 kaki terdapat arah belokan angin (shearline) di wilayah Provinsi Aceh.
Kondisi suhu muka laut menghangat juga mendukung dalam peningkatan suplai uap air dari wilayah Samudra Hindia ke wilayah Indonesia bagian barat termasuk Provinsi Aceh.
“Dan dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan-awan konvektif yang menyebabkan terjadinya hujan di wilayah Provinsi Aceh,” ujar Zakaria.
Potensi ini diperkirakan terjadi di pantai timur, barat selatan, hingga wilayah tengah Aceh.
Adapun sejak awal Oktober lalu, pantai timur Aceh seperti Aceh Utara, Aceh Timur, hingga Aceh Tamiang dilanda banjir.
Sejumlah sungai besar kawasan itu meluap usai diguyur hujan deras. Ribuan orang mengungsi setelahnya, meski beberapa hari kemudian banjir surut. (IA)



