Ketua DPRA Dahlan Jamaluddin menggelar pertemuan dengan Kepala Perwakilan BI Provinsi Aceh, Zainal Arifin Lubis untuk membahas perekonomian Aceh.
Bands Aceh — Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh, Zainal Arifin Lubis mengungkapkan, Aceh, saat ini punya perangkat regulasi yang hebat, yaitu kekhususan karena adanya MoU Helsinki dan UU Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.
Karakteristik keistimewaan Aceh dengan UUPA tersebut memiliki nilai jual investasi ekonomi yang besar untuk membangun Aceh
“Kalau tidak dimanfaatkan seoptimal mungkin dan salah urus sangat disayangkan,” kata Zainal Arifin Lubis
saat melakukan pertemuan dengan ketua beserta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) pada Rabu (17/6), bertempat di Auditorium Teuku Umar Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh.
Perwakian DPRA yang hadir dalam diskusi tersebut adalah Ketua DPRA Dahlan Jamaluddin, Ketua Komisi III DPRA Khairil Syahrial, Anggota Komisi III dan juga Anggota Badan Anggaran DPRA.
Pemerintah Aceh saat ini perlu fokus pada komoditas yang ingin dibangun.
Bidang ekonomi yang menjadi tumpuan Aceh saat ini adalah pertanian, kelautan dan pariwisata.
Menurut Zainal Arifin Lubis, dalam bidang pertanian, titik fokus yang harus diarahkan pada komoditas andalan Aceh seperti kopi dan nilam.
Pada bidang kelautan, Aceh memiliki satu dari tiga tempat di dunia yang cocok sebagai tempat budidaya ikan tuna. Sedangkan dalam bidang pariwisata, Aceh punya potensi wisata alam, religi dan wisata budaya atau heritage.
Dalam pertemuan itu, Zainal Arifin Lubis, memaparkan kondisi perekonomian Aceh saat ini. Ia menjelaskan secara garis besar perkembangan ekonomi Aceh saat ini, potensi dan tantangan ekonomi Aceh, strategi pengembangan ekonomi Aceh serta kondisi ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19.
Menurut Zainal Arifin Lubis, Bank Indonesia Perwakilan Aceh fokus untuk mempercepat pengembangan perekonomian Aceh, di dalamnya ada pengendalian inflasi, mendorong pertumbuhan ekonomi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Perbankan yang ada di Aceh, kata dia, sangat dibutuhkan perannya dalam pengembangan UMKM.