MEULABOH – Penjabat (Pj) Bupati Aceh Barat Mahdi Efendi, meminta seluruh jajaran Dinas Kesehatan di Aceh Barat mengambil hikmah atas kejadian pasien ibu hamil atas nama Lisma Dewi (22) warga Suak Pante Breh Kecamatan Samatiga, yang melahirkan di mobil ambulans sebelum sampai ke Puskesmas Cot Seumurueng Kecamatan Samatiga Aceh Barat.
“Saya sudah mendapat laporan konkret dari pihak Puskesmas dan sudah tahu kondisi yang sebenarnya. Namun demikian, saya instruksikan agar semua pihak mengambil hikmah dari insiden yang sempat viral itu. Tugas kita sebagai abdi negara, tetap dalam koridor memberikan layanan terbaik kepada masyarakat, walau sesekali ada saja sandungan di lapangan,” kata Mahdi Efendi, Ahad (6/11).
Menurut Pj Bupati Aceh Barat itu, insiden tersebut adalah buah dari kesalahpahaman, dan ia mengerti dengan kondisi psikologis keluarga pasien dalam saat seperti itu.
Namun tetap saja, hal itu tak boleh terulang lagi ke masa mndatang, karena ini tetap saja menjadi preseden buruk bagi sebuah layanan publik.
Konon lagi layanan kesehatan yang langsung menyentuh hajad hidup dan morality pasien.
Secara khusus, Pj Bupati telah mempertanyakan insiden itu kepada Kadis Kesehatan Aceh Barat, Syarifah Junaidah dan juga pihak Puskesmas.
Dari penjelasan pihak terkit langsung itu, Pj Bupati Aceh Barat telah mendapat gambaran konkret dari peristiwa dimaksud.
“Untuk menghindari hal yang sama terulang, kita akan tingkatkan koordinasi dan sinergi di lapangan. Termasuk dengan melakukan konsolidasi menyeluruh dengan jajaran Dinkes Aceh Barat. Lewat forum itu nantinya, kita akan mengtahui problem lapangan yang sebenarnya, dan kita akan carikan solusi terbaik. Dengan target akhir adalah pelayanan maksimal kepada masyarakat, karena itu memang tugas dari abdi negara,” tutur Mahdi.
Seperti diketahui, Lisma Dewi (22) warga Layung, Kecamatan Bubon, Aceh Barat terpaksa melahirkan di mobil Ambulan.
Ia melahirkan dalam perjalanan ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Cot Semeureung, Kecamatan Samatiga.
Lantaran, di Puskesmas Layung, Kecamatan Bubon, tidak ada bidan, lalu mobil Ambulance yang membawa Lisma Dewi berangkat menuju ke Puskesmas Cot Semeureung.
Awalnya, Lisma Dewi mulai merasakan sakit tanda-tanda mau melahirkan. Suaminya Rasidy (23) langsung menjumpai petugas di Puskesmas Layung dengan rasa kepanikan, Selasa 29 Oktober 2022, sekira pukul 09:39 WIB.
Rasidy memberitahukan kepada petugas Puskesmas Layung untuk dibawakan mobil Ambulance menjemput istrinya yang sudah kesekitan mau melahirkan.
Beberapa menit kemudian, ambulance tiba di rumah Rasidy menjemput istrinya, Lisma Dewi guna dibawa ke Puskesmas Layung untuk ditangani proses melahirkan.
Sesampainya di Puskesmas Layung, Istri Rasidy tidak diturunkan dari Ambulance, karena tidak ada Bidan yang akan menangani, tapi disuruh tunggu oleh petugas selama 30 menit.
“Karena terlalu lama dan istri semakin kesakitan tanda-tanda mau melahirkan, maka saya selaku suami dia dan keluarga yang lain memutuskan untuk dibawa ke Puskesmas Cot Seumeureung, Kecamatan Samatiga,” kata Rasidy.
Akhirnya dengan kesepakatan keluarga langsung dibawa ke Puskesmas Cot Semeureung dan didampingi satu petugas Puskesmas Layung.
Saat perjalanan menuju ke Puskesmas Cot Semeureung tepatnya di kawasan Gampong Blang Te’eh, Lisma Dewi melahirkan dalam mobil ambulance yang sedang jalan menuju Puskesmas Cot Semeureung.
“Pada saat itu petugas yang mendampingi kami dalam mobil tidak ada penanganan proses melahirkan, sesampainya di Puskesmas Cot Seumeureung, Samatiga, bayi sudah kering,” kata Rasidy.
Rasidy merasa pelayanan di Puskesmas Layung sangat mengecewakan
“Saya bersyukur istri dan anak saya selamat, kalau terjadi apa-apa dengan istri dan anak saya, siapa yang bertanggung jawab, saya sangat kecewa terhadap pelayanan Puskesmas Layung, masak tidak ada bidan,” sebut Rasidy. (IA)