Plt. Ketua Dekranasda Aceh Dyah Erti Idawati, menyerahkan bantuan UEP kepada peserta Bimtek Usaha Home Industri di Aula Kantor Bupati Bener Meriah, Jum’at (3/7).
Bener Meriah — Plt. Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Aceh, Dyah Erti Idawati mengingatkan seluruh pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) khususnya para pengrajin, harus memiliki berbagai strategi untuk bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19 yang hampir melumpuhkan sektor perekonomian Aceh saat ini. Salah satu cara yang bisa dilakukan dengan membaca kondisi pasar saat ini.
“Seperti saat ini kita butuh banyak masker, pengrajin bisa berinovasi dengan membuat masker dengan kreatifitasnya, contohnya masker dengan bordiran motif khas Aceh,” kata Dyah Erti Idawati, saat menyerahkan bantuan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) kepada 20 peserta bimbingan teknis (Bimtek) usaha home undustri di Aula Kantor Bupati Bener Meriah, Jumat (3/7).
Bantuan usaha untuk mengentaskan kemiskinan berupa peralatan mesin menjahit tersebut diserahkan langsung istri Plt. Gubernur Aceh itu kepada seluruh peserta bimtek yang notabenenya pengrajin Kerawang Gayo, agar bisa dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi rumah tangga khas kota dingin tersebut.
Dyah mengatakan, bantuan tersebut merupakan hasil kerja sama antara Dekranasda Aceh dengan Dinas Koperasi dan UKM Aceh, sebagai upaya Pemerintah Aceh meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya pengrajin Aceh.
“Saya mau bantuan ini jangan disia-siakan para peserta harus fokus dan sungguh-sungguh mengikuti Bimtek sehingga pengrajin Aceh bisa lebih inovatif dan kreatif. Dekranasda ini hadir untuk memajukan pengrajin,” ujar Dyah.
Ia menuturkan, Bimtek tersebut merupakan program kerja tahunan Dekranasda Aceh bersama Dekranasda di seluruh kabupaten/kota, untuk melakukan pembinaan terhadap para pengrajin di daerah agar bisa menciptakan produk kerajinan berkualitas dan sesuai dengan ciri khas yang berkembang di daerah tersebut.
“Di masing-masing daerah berbeda pelatihan produk kerajinan, seperti di Pidie, Bireuen, Aceh Timur dan Simeulue, kita ada pelatihan bagi pengrajin anyaman tikar pandan. Lalu ada pelatihan tenun Kerawang di Aceh Besar, Lhokseumawe dan Aceh Utara. Khusus kerajinan sulaman benang emas kita kembangkan di Aceh Barat, Abdya, dan Aceh Selatan. Di Aceh Besar ada kerajinan songket, sedangkan di Gayo ini, kita adakan pelatihan kerajinan Keurawang Gayo,” jelas Dyah.
Tujuan pelatihan itu, kata Dyah, salah satu strategi Dekranasda Aceh untuk mendorong agar produk kerajinan khas daerah Aceh bisa semakin berkembang dan dikenal luas, serta mendorong pengrajin mengikuti kemajuan teknologi informasi dalam mempromosikan produknya, sehingga penjualan bisa lebih efektif dan efesien. Sehingga, pemasaran produk dapat menyentuh pasar global.
Usai menyerahkan bantuan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) di Bener Meriah, Dyah Erti didampingi Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Aceh Zulfadli bertolak ke Aceh Utara, di Kecamatan Krueng Mane, untuk menyerahkan bantuan serupa kepada 20 peserta Bimtek usaha industri rumah.
Di kesempatan itu, Dyah kembali mengingatkan, kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap Covid-19 dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, jaga jarak dan cuci tangan pakai sabun. Dengan demikian, risiko penyebaran dapat diminimalisir dan hidup senantiasa produktif dan aman dari segala ancaman Covid-19.
Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Aceh, Zulfadli mengatakan bantuan UEP untuk industri rumah tangga diserahkan di dua kabupaten yakni Bener Meriah dan Aceh Utara.
Bantuan yang diberikan 160 mesin jahit dan 40 mesin potong kain yang akan dibagikan untuk 40 peserta yang memiliki usaha rumah tangga bidang konveksi.
Ia menyebutkan, masing-masing kabupaten mendapatkan 80 mesin jahit dengan fungsi berbeda-beda dan 20 mesin potong kain yang di bagikan untuk 20 peserta Bimtek.
“Jadi setiap orang akan mendapat 4 mesin jahit yaitu mesin bordir, mesin obras, mesin jahit kain tebal, mesin jahit normal, dan satu alat potong kain, sehingga setelah bimtek selesai para penerima manfaat bisa langsung mengajukan usahanya,” ujar Zulfadli.
Ia menambahkan, program tersebut merupakan program tahunan Dinas Koperasi dan UKM Aceh untuk mengentaskan kemiskinan di Aceh.
“Setiap tahun kita punya program untuk home industri cuma di masing-masing daerah kita akan lihat terlebih dahulu potensinya, jika potensi daerahnya konveksi kita berikan mesin jahit, jika tata boga kita berikan alat-alat perlengkapan memasak,” jelasnya.
Harapannya, selain menurunkan angka kemiskinan, hal itu juga akan memberikan dampak postif pada penurunan penganggurandengan memberdayakan masyarakat sekitar.
Bupati Bener Meriah, Sarkawi berterima kasih kepada Pemerintah Aceh dan Dekranasda Aceh atas perhatiannya yang memberikan bantuan tersebut kepada masyarakat Bener Meriah.
“Pada dasarnya bantuan ini bertujuan untuk mengentas kemiskinan di Aceh, dengan membangkitkan perekonomian mikro melalui pengrajin yang mengikuti Bimtek hari ini,” kata Sarkawi.
Ia berharap, semua penerima manfaat bisa memanfaatkan bantuan tersebut dan memajukan perekonomiam Bener Meriah melalui usaha kreatif kerajinan Keurawang Gayo yang menjadi ciri khas kota dingin itu.
“Ini kesempatan besar bagi kita (Bener Meriah) dan harus disahuti bersama dengan baik, agar produk khas kita diproduksi oleh kita sendiri, bukan orang lain,” harapnya. (IA)