INFOACEH.netINFOACEH.netINFOACEH.net
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Dunia
  • Umum
  • Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Gaya Hidup
Cari Berita
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Font ResizerAa
Font ResizerAa
INFOACEH.netINFOACEH.net
Cari Berita
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Luar Negeri
  • Umum
  • Biografi Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Kesehatan & Gaya Hidup
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Biografi Ulama Aceh

Abu Abdullah Ujong Rimba, Ketua MUI Aceh Pertama Penentang Ajaran Salek Buta

Last updated: Minggu, 4 Oktober 2020 22:28 WIB
By Redaksi - Wartawati Infoaceh.net
Share
Lama Bacaan 9 Menit
SHARE

Beliau adalah ulama yang paling lama menjadi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Aceh. MUI (kini MPU Aceh) adalah sebuah lembaga terhormat dan berpengaruh mengawal pemahaman keagamaan di Aceh. Teungku Haji Abdullah Ujong Rimba lahir di Desa Ujong Rimba, Pidie sekitar tahun 1900. Beliau juga anak Teungku Haji Hasyim yang merupakan salah satu Qadhi Ulee Balang Peusangan.

Memulai perjalanan keilmuannya Teungku Abdullah Ujong Rimba belajar langsung kepada ayahnya yang juga seorang Teungku dan tokoh masyarakat sambil bersekolah dasar atau sekolah Volkschool yang masyhur pada zaman Belanda.

Aba H Asnawi bin Tgk Ramli atau yang lebih dikenal Aba Asnawi Lamno
Aba Asnawi Lamno, Sosok Ulama Alim dan Tawadhu Penggerak Ekonomi Dayah

Selanjutnya atas keinginannya sendiri beliau mulai belajar di Dayah Ie Leubeue yang dipimpin oleh Teungku Ali, seorang ulama dan pimpinan dayah di Meunasah Blang, Pidie. Kata Ie Leubeue mengingatkan kita pada seorang ulama besar Aceh yang hijrah ke Yan Keudah Malaysia yang merupakan guru dari banyak ulama Aceh termasuk Abu Kruengkalee ialah Teungku Chik Muhammad Arsyad Di Yan yang dikenal dengan Teungku Chik Di Yan yang juga teman dari Teungku Chik Oemar Diyan ayahnya Abu Indrapuri dan Abu Lam U.

- ADVERTISEMENT -

Setelah lima tahun Teungku Abdullah Ujong Rimba belajar di Dayah Ie Leubeue dan beliau menguasai ilmu-ilmu keislaman dengan baik, kemudian beliau berangkat ke Lamsie Aceh Besar untuk belajar di sebuah dayah yang dipimpin oleh Teuku Panglima Polem Muhammad Daudsyah.

Di dayah ini Teungku Abdullah Ujong Rimba mempelajari hampir seluruh cabang keilmuan Islam seperti tafsir, hadits, fiqih, dan ilmu alat seperti nahwu dan sharaf. Sekitar tiga tahun beliau berada di dayah ini, kemudian beliau melanjutkan ke Siem di Dayah yang dipimpin oleh Abu Kruengkalee. Di Dayah Abu Kruengkalee telah nampak keulamaan Teungku Ujong Rimba, sehingga beliau kemudian melanjutkan belajarnya ke Kota Mekkah yang merupakan pusat keilmuan dunia Islam pada masa itu.

- ADVERTISEMENT -
Abu Kuta Krueng, yang memiliki nama asli Tgk H Usman bin Ali
Abu Kuta Krueng, Sosok Ulama Tasawuf Aceh yang Diharapkan Doanya

Pada era tiga puluhan dan empat puluhan, di kota Mekkah masih banyak para ulama dan ilmuan Islam berpengaruh seperti: Syekh Habibullah Syinqiti, Syekh Muhammad Arabi Tabani, Syekh Hamdan al-Mahrusi, Syekh Muhammad Hasan Masyat, Syekh Yahya Aman, Syekh Rahmatullah Hindi dan banyak ulama lainnya. Ketika tiba di Mekkah, sudah ada ulama Aceh yang lebih dahulu dari beliau, berasal dari Tanjungan Samalanga anak dari Abu Idris Tanjungan, gurunya Abu Cot Kuta yaitu Teungku Haji Abdul Hamid atau Ayah Hamid yang mengamankan diri ke Mekkah karena akan ditangkap Belanda, disebabkan keaktifan Ayah Hamid dalam organisasi pergerakan yang dinilai berbahaya oleh Belanda.

Teungku Abdullah Ujong Rimba hanya dua tahun menetap di Mekkah, karena pada dasarnya beliau sudah menjadi seorang ulama yang mendalam ilmunya. Di Mekkah beliaupun banyak belajar dan bertukar pikiran dengan Teungku Abdul Hamid Tanjungan terutama mengenai pembaharuan pendidikan dan keadaan pergerakan untuk kemerdekaan. Tidak lama kemudian, pulanglah Teungku Haji Abdullah Ujong Rimba ke Aceh, dan mulailah berkiprah sebagai seorang ulama dan tokoh yang mengayomi masyarakat.

Beliau dan Teungku Muhammad Daud Bereueh membangun sebuah lembaga pendidikan yang dinamakan dengan Sa’adah Abadiyah.

Ulama kharismatik Aceh Tgk H Ishak Bin Ahmad atau dikenal Abu Ishak Lamkawe wafat pada usia 78 tahun
Abu Ishak Lamkawe, Ulama Kharismatik dan Tawadhu’ Gurunya Abu Mudi

Pesantren dengan pola pembaharuan baik dari materi pembahasan maupun pola mengajarnya yang berbeda, bahkan banyak para pengajarnya yang berasal dari luar Aceh seperti berasal dari Padang Sumatera Barat. Sebagai seorang yang berteman dengan Teungku Muhammad Daud Bereueh, beliau pernah juga terlibat dalam DII TII selama dua tahun, yang kemudian beliau memutuskan keluar dan tidak mengikuti gerakan tersebut setelah mempertimbangkan banyak hal.

- ADVERTISEMENT -

Apalagi ulama seperti Abu Kruengkale, Abuya Muda Waly, Abu Cot Kuta dan ulama lainnya tidak sependapat dengan gerakan tersebut.

Sebagai seorang ulama dan pengayom masyarakat, Abu Abdullah Ujong Rimba menduduki banyak jabatan penting di Aceh, beliau pernah menjadi anggota DPA pusat, DPR Aceh sekali dengan Abuya Muhibbuddin Waly, dan pernah pula menjadi kepala mahkamah keagamaan pada masa Jepang. Sedangkan paling lama berkiprah Abu Ujong Rimba ialah di MUI Aceh atau sekarang dikenal dengan MPU Aceh. Terhitung mulai tahun 1965 sampai menjelang beberapa bulan sebelum wafatnya beliau di tahun 1982, Abu Ujong Rimba masih dipercaya untuk mengayomi masyarakat dengan fatwa-fatwa keagamaan yang bertanggungjawab dan beliau merupakan Ketua MUI/MPU Aceh pertama.

Setelah beliau, yang menjadi Ketua MUI Aceh adalah Prof Haji Ali Hasjmi yang juga pernah menjadi Rektor IAIN Ar-Raniry, lulusan Sumatra Thawalib Padang Panjang murid dari Syekh Angku Mudo Abdul Hamid Hakim pengarang Kitab Mabadi Awaliyah, murid dari Syekh Haji Karim Amrullah, ayah dari Buya Hamka sang pengarang terkenal.

Abu Ujong Rimba juga seorang penulis yang telah menghasilkan beberapa karyanya dalam bidang Tasawuf dan pemurniannya. Teungku Abdullah Ujong Rimba yang telah menulis beberapa buku untuk memurnikan ajaran tasawuf dari pemahaman tasawuf yang melenceng seperti ‘salek buta’. Menurut beliau ada titik persamaan antara tasawuf yang berkembang pada abad 20 dengan tasawuf yang berkembang pada abad 16-17.

Sebagaimana telah diketahui bahwa pada era Teungku Abdullah Ujong Rimba muncul beberapa aliran tasawuf yang menurutnya telah menyimpang dari aliran tasawuf sebenarnya. Munculnya aliran salik buta yang dipelopori oleh Tgk. Ibrahim Julok Idi Cut Aceh Timur, Tgk. Peunadok dan Tgk. Teureubue ‘Id di Teupin Raya Pidie.

Ajaran yang dikembangkan oleh tiga tokoh tersebut diasumsikan sebagai ajaran yang dibentuk dan diturunkan dari paham wahdat al-wujud, sehingga disebut dengan ajaran salik buta. Oleh karena itu, paham tersebut mendapat kritikan dari beliau.

Di antara buku-buku pemurnian Tasawuf dan Tarekat yang disusun Teungku Abdullah Ujong Rimba adalah; Pedoman Penolak Salik Buta, Ilmu Tarekat dan Hakikat, Hakikat Islam. Konsep tasawuf Tgk. Ujong Rimba tidak jauh berbeda dari tasawuf Imam al-Ghazali dan Imam al-Qusyairi yang lebih mengarah ke tasawuf akhlaki dan sunni.

Beliau juga membagi tarekat ke dalam tiga kelompok; Nabawiyah, Salafiyah, Sufiyah. Dua yang pertama sesuai syariat sedangkan tarekat Sufiyah menurutnya sesat menyesatkan. Dalam penilaian ini beliau condong mengikut pendapat Syekh Nuruddin al-Raniry.

Teungku Abdullah Ujong Rimba mengkritik ajaran tasawuf, terutama kritik terhadap kaum wujudiyah dan ‘salek buta’ yang berkembang pada abad 16-17 dan pada abad 20. Ajaran wahdat wujud ini berasal dari pemikiran tasawuf falsafi. Sedangkan pemikiran tasawuf pada abad ke-20 yang disebut dengan salik buta dianalisa memiliki kemiripan dengan ajaran wujudiyah yang terdapat pada abad 16-17.

Teungku Abdullah Ujong Rimba mengkritik secara tajam pemahaman salek buta baik itu dari asal-muasal ajaran salek buta, kritik terhadap amalan salek buta, simbolisme huruf, syair-syair dan pemakaiannya, kritik terhadap martabat tujuh, kritik terakhir menyangkut hubungan syariat dengan tasawuf.

Umumnya kalangan salek buta sangat tidak memperhatikan rambu-rambu syari’at karena dalam persepsi mereka hakikat adalah segala-galanya.

Sedangkan Teungku Abdullah Ujong Rimba menjelaskan bahwa syariat tidak bisa dipisahkan dari hakikat, dan makrifat. Jadi tasawuf tidak dianggap benar apabila ia terlepas dari aturan syariat yang benar. Beliau sangat keras mengkritik kaum salek buta bahkan menganggap mereka sesat.

Dengan kiprahnya yang begitu luas ia dapat dimasukkan dalam golongan ulama pemurni tauhid dan tasawuf, dan seorang pendidik pada masanya. Implikasi dari usaha tersebut ditemukan bahwa di daerahnya (baca: Pidie) salek buta telah mengalami penurunan jumlahnya secara drastis. Sedangkan beberapa daerah lainnya tidak begitu mendapat apresiasi dan pengaruh yang besar, bahkan tarekat Naqsyabandiyah setelah dianalisa tidak dapat digolongkan dalam aliran sesat menyesatkan. Demikianlah sekilas cuplikan pemikiran Abu Ujong Rimba.

Setelah kontribusi yang besar terhadap masyarakat Aceh secara umum, maka wafatlah beliau di tahun 1982. Dan sebagai penghargaan atas jasanya untuk MPU Aceh, maka aula pertemuan ulama di MPU Aceh dinamakan dengan Aula Abu Ujong Rimba.

Ditulis Oleh:
Dr. Nurkhalis Mukhtar El-Sakandary, Lc
(Ketua Al-Washliyah Banda Aceh)

Previous Article Personil Satlantas Polres Bireuen mengamankan sebuah truk bersama pelaku yang diduga melakukan tabrak lari dalam kecelakaan lalu lintas di jalan raya Bireuen - Takengon Pelaku Tabrak Lari di Bireuen Berhasil Diamankan
Next Article Kadisdik Aceh, Rachmat Fitri HD, Senin (13/7) meninjau proses belajar mengajar sejumlah sekolah di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar secara daring menandai tahun pelajaran baru 2020/2021 Sekolah 8 Kabupaten/Kota Zona Kuning Masih Belajar Dari Rumah

Populer

Syariah
Pedagang Naikkan Harga Saat Bencana Termasuk Memakan Harta Orang Lain Secara Batil
Sabtu, 6 Desember 2025
Ekonomi
PLN Dirikan 4 Tower ERS di Bireuen, Ahad 7 Desember Pulih dan Dialirkan Arus ke Banda Aceh
Sabtu, 6 Desember 2025
Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem bersama kedua istrinya, Marlina Usman atau Kak Ana (Ketua TP PKK Aceh) dan Salmawati SE atau Bunda Salma (Anggota Komisi III DPRA). (Foto: Ist)
Aceh
Dua First Lady Aceh: Antara Kak Ana dan Bunda Salma, Siapa Paling Berpengaruh?
Kamis, 3 Juli 2025
Siapa Andini Permata Videonya Berdurasi 2 Menit 31 Detik Bareng Adiknya Viral di Medsos
Umum
Siapa Andini Permata? Sosok Fiktif di Balik Video 2 Menit 31 Detik yang Jadi Umpan Penipuan Digital
Jumat, 11 Juli 2025
Ekonomi
Pemulihan Jaringan Operasional Kantor Bank Aceh Capai 98 Persen
Jumat, 5 Desember 2025

Paling Dikomentari

Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah atau Dek Fad saat melepas pelari bercelana pendek di event olahraga FKIJK Aceh Run 2025 yang digelar di lapangan Blang Padang Banda Aceh, Ahad pagi (11/5). (Foto: Dok. Infoaceh.net)
Olahraga

Tanpa Peduli Melanggar Syariat, Wagub Fadhlullah Lepas Pelari Bercelana Pendek di FKIJK Aceh Run

Sabtu, 11 Oktober 2025
Anggota Komisi III DPR RI asal Aceh, M Nasir Djamil
Aceh

Komisi III DPR RI Minta Polisi Tangkap Gubsu Bobby Terkait Razia Mobil Plat Aceh

Minggu, 28 September 2025
UMKM binaan BRI sukses ekspansi pasar Internasional
Ekonomi

Negara Diam, UMKM Digasak Shopee-Tokopedia-TikTok

Jumat, 25 Juli 2025
Anggun Rena Aulia
Kesehatan & Gaya Hidup

Serba Cepat, Serba Candu: Dunia Baru Gen Z di Media Sosial

Minggu, 19 Oktober 2025
Fenomena penggunaan jasa joki akademik di kalangan dosen untuk meraih gelar profesor mulai menjadi sorotan di Aceh. (Foto: Ilustrasi)
Pendidikan

Fenomena Joki Profesor di Aceh: Ancaman Serius bagi Marwah Akademik

Jumat, 12 September 2025
FacebookLike
XFollow
PinterestPin
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
TelegramFollow
WhatsAppFollow
ThreadsFollow
BlueskyFollow
RSS FeedFollow
IKLAN HARI PAHLAWAN PEMKO
IKLAN PEMKO SABANG SUMPAH PEMUDA
IKLAN BANK ACEH HARI SANTRI
IKLAN DJP OKTOBER 2025

Berita Lainnya

Biografi Ulama Aceh

Abu Tumin, Ulama Kharismatik Pengawal Agama Masyarakat Aceh

Kamis, 19 Juni 2025
Biografi Ulama Aceh

Abu Lueng Angen, Ulama Kharismatik yang Mengorbit Banyak Ulama dan Mustajab Doanya

Selasa, 7 Maret 2023
Biografi Ulama Aceh

Tgk Chiek Di Simpang, Ulama Besar Aceh Penulis Kitab Lapan

Rabu, 28 Juli 2021
Biografi Ulama Aceh

Abu Daud Zamzami; Ulama Dayah Pencerah Umat, Nasehati Umara dengan Pemikiran Jernihnya

Rabu, 17 Maret 2021
Habib Muhammad bin Achmad al-Athas Simpang Ulim
Biografi Ulama Aceh

Habib Muhammad, Waliyullah Cucu Rasulullah Pendiri Masjid Ba’alawi di Aceh

Sabtu, 11 Oktober 2025
Biografi Ulama Aceh

Abu Zulkifli Ahmad Cot Mane, Ulama Ahli Fiqih Pimpinan Dayah MUDI Abdya

Sabtu, 14 November 2020
Biografi Ulama Aceh

Abu Muhammad Darimi, Sosok Ulama Tawadhu’ Yang Luas Keilmuannya

Sabtu, 7 November 2020
Biografi Ulama Aceh

Abu Daud Teupin Gajah, Ulama Tasawuf Murabbi Masyarakat Aceh Selatan

Minggu, 1 November 2020
TAMPILKAN LAINNYA
INFOACEH.netINFOACEH.net
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Right Reserved.
Developed by PT. Harian Aceh Indonesia
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
Logo Info Aceh
Selamat datang di Website INFOACEH.net
Username atau Email Address
Password

Lupa password?