Kadis Sosial Aceh, Alhudri memberi arahan, saat menyambut kedatangan 6 nelayan ramaja di ruang kerjanya
Banda Aceh – Enam orang nelayan remaja asal Kabupaten Aceh Utara dan Aceh Timur yang baru dipulangkan dari Thailand, diantar pulang oleh Pemerintah Aceh melalui Dinas Sosial Aceh ke kampung halamannya, Sabtu (18/7) sore.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Sosial Aceh Alhudri kepada wartawan, saat menyambut kedatangan 6 nelayan ramaja di ruang kerjanya, Sabtu (18/7) pagi.
“Keenam nelayan remaja ini sudah kita terima dari Jakarta, dan kita pulangkan ke kampung halamannya masing-masing,” kata Alhudri. Turut hadir petugas dari Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh.
Menurut Alhudri, keberhasilan Pemerintah Aceh memulangkan 6 nelayan remaja dari Thailand merupakan hasil kerja keras semua pihak. Ke-6 nelayan remaja tersebut terdiri atas Mawardi (16) Ikbal (16), dan Abdul (16) ketiganya ditangkap di perairan Thailand pada 10 Maret 2020. Sementara Israkil (17), Hamdan (16) dan Mustafa (16) ditangkap pada 21 Januari 2020. Lima orang diantara mereka berasal dari Aceh Timur, satu dari Aceh Utara.
“Pemulangan ini adalah hasil kerja sama semua pihak yang ikut memikirkan serta berupaya mempercepat pemulangan. Baik itu dari eksekutif sendiri maupun legislatif, juga tokoh masyarakat dan tokoh nelayan,” katanya.
Alhudri menuturkan, urusan pemulangan, Dinas Sosial Aceh selalu berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar RI (KBRI) yang ada di negara-negara dimana warga Aceh atau dalam hal ini nelayan Aceh ditangkap. Hal ini tentunya tidak lepas dari arahan Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah yang sangat menginginkan agar dapat memulangkan semua nelayan Aceh.
“Namun tentunya kita harus mengikuti ketentuan dan prosedur yang berlaku di negara-negara orang,” terang Alhudri.
Menurutnya, saat ini masih ada puluhan nelayan Aceh yang masih ditahan di Thailand, kesemuanya sedang mengikuti masa hukuman setelah dihukum bersalah oleh pengadilan di Thailand. Sementara ke-6 remaja ini dibebaskan setelah mengikuti prosedur pembinaan dari Pemerintah Thailand karena diketahui masih berusia di bawah umur.
“Untuk nelayan Aceh di sana tetap ada pendampingan dari pemerintah, tentunya dari KBRI kita yang ada di Thailand. Tapi kita tetap berdoa dan berupaya semoga ada pengampunan untuk pengurangan masa hukuman,” harapnya.
Pada kesempatan itu Alhudri menghimbau, para nelayan selalu menjaga tapal batas negara saat melaut, sehingga kejadian yang sama tidak terulang di kemudian hari.
Pemerintah Aceh melalui dinas teknis akan menyosialisasikan tapal batas wilayah yang bisa melaut. Kepada para orang tua dia juga berpesan tidak mempekerjakan dulu anak-anak mereka menjadi nelayan.
“Sekolahkan dulu mereka. Seperti yang disampaikan Plt Gubernur, jika pun nanti jadi nelayan, nelayan yang handal karena pendidikan, kalaupun jadi pengusaha ikan, pengusaha ikan yang handal dan seterusnya,” terang Alhudri.
Mustafa, salah seorang nelayan remaja yang dipulangkan dari Thailand mengatakan, mereka memasuki perairan Thailand bukan suatu kesengajaan melainkan karena boat yang mereka pakai mesinnya rusak.
Mustafa berkisah, tiga hari tiga malam mereka terhanyut dibawa ombak hingga kemudian ditangkap otoritas Thailand karena memasuki daerah mereka. Setelah dibawa ke daratan, dia bersama teman-temannya dibariskan untuk difoto dan diperiksa identitas masing-masing.
Pihak otoritas Thailand memisahkan nelayan dewasa dengan nelayan yang masih berusia anak. Para nelayan dewasa ditahan di daerah Phuket, Thailand.
“Karena dilihat kami masih di bawah umur maka kami dipisahkan dari orang dewasa. Orang ini dibawa ke Phuket, 25 hari kemudian dibawa ke sidang dan dipenjara 1 tahun,” katanya.
Dalam masa pembinaan di Thailand, Mustafa bersama teman-temannya mengaku mendapat perlakuan yang baik di sana. “Perlakuan orang Thailand kepada kami cukup baik, tidak mendapat perlakuan tidak menyenangkan selama masa pembinaan,” kata remaja tamatan sekolah dasar yang mengaku baru pertama kali melaut. [IA]