Sekda Aceh, Taqwallah didampingi Direktur RSUDZA dr. Azharuddin menggunting pita saat peresmian sembilan unit ruangan khusus penanganan pasien teridentifikasi Covid-19 di komplek gedung lama RSUDZA Banda Aceh, Senin (10/8).
Banda Aceh — Penambahan sembilan unit lagi ruangan khusus untuk penanganan bagi pasien teridentifikasi Coronavirus Disease (Covid-19), di komplek gedung lama Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh, resmi digunakan, Senin (10/8).
Diantara ruangan tersebut adalah 3 ruangan isolasi pasien Covid-19 Penyakit Infeksi New Emerging dan Re- Emerging (Pinere), satu kamar bedah Pinere, dua ruang operasi khusus Pinere, ruang transisi Pinere, area penapisan/pemeriksaan IGD Existing, area persiapan tes swab dan posko petugas.
“Alhamdulillah dengan segala keterbatasan kita hari ini bisa mengoperasikan tempat layanan khusus bagi pasien teridentifikasi covid-19. Saya minta agar SOP (standar operasional prosedur) bisa disederhanakan,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, dr. Taqwallah M.Kes saat meresmikan 9 ruangan tersebut, Senin (10/8).
Selain meresmikan pengoperasian ruang layanan dan ruang rawat, Sekda Taqwallah meninjau langsung semua tempat yang berada di komplek gedung lama RSUDZA tersebut. Kepada masing-masing penanggung jawab ruangan, Sekda berpesan agar mereka tetap semangat dalam memberikan pelayanan terbaik bagi pasien.
“Dalam suasana seperti ini kita harus siap menyesuaikan diri. (memang) tidak ada yang sempurna, tapi bekerjalah dengan kemampuan terbaik,” ujar sekda.
“Terpenting adalah kenyamanan ruangan. Layani pasien dengan baik, bayangkan kita sebagai pasien,” pesan dia.
Taqwallah mengatakan, pengoperasian beberapa layanan khusus memang dilakukan dengan plan yang sangat minimal. Dimana, dalam tempo dua minggu, gedung rumah sakit lama yang semrawut dibereskan dengan bantuan lintas pihak seperti TNI dan Satpol PP.
“Jika dalam situasi genting dan memerlukan tempat penanganan, minimal kita sudah siap,” sebut Sekda.
Untuk sementara Sekda meminta manajemen RSUDZA untuk memaksimalkan SDM yang ada. Jika memang dibutuhkan nantinya bekerja sama dengan petugas kesehatan rumah sakit lain di Aceh bahkan dengan TNI lintas matra.
“Jika diperlukan bahkan kita akan rekrut relawan. Yang perlu diketahui kita tidak sendiri. Tetap semangat, tetap kuat. Apapun akan kita berikan,” tegas sekda.
Direktur RSUDZA, dr. Azharuddin, mengatakan penambahan tiga ruang isolasi dan satu kamar bedah Pinere membuat RSUDZA kini punya 166 tempat tidur rawat pasienpasien.
“Hari ini ada penambahan empat ruangan Pinere dengan kapasitas 120 tempat tidur,” ujar dr. Azharuddin.
Ruang rawat Pinere yang baru saja diresmikan akan dijadikan sebagai tempat khusus rawatan pasien covid-19 dengan sakit skala sedang dan berat.
Azharuddin berharap para pasien reaktif covid-19 berdasarkan hasil uji swab dengan status Orang Tanpa Gejala (OTG), bisa dirawat di masing-masing rumah sakit di kabupaten/kota di seluruh Aceh.
Azharuddin menyebutkan, pihaknya juga memfungsikan 2 kamar operasi khusus Pinere di komplek gedung lama RSUDZA. Hal itu diperlukan karena selama ini ada pasien positif yang memerlukan tindakan operasi.
Jika penggunaan kamar operasi tidak dipisahkan dengan pasien penyakit noninfeksi, maka akan membuat operasi yang sifatnya emergency tertunda.
“Tentu tempat harus disterilkan dulu sebelum pasien noninfeksi bisa dioperasi. Dengan adanya ruangan operasi khusus ini, konsekuensi penundaan bagi yang emergency tidak terjadi lagi,” kata Azharuddin,
Azharuddin berterima kasih kepada Plt Gubernur Aceh dan Sekda Aceh yang telah memberikan arahan sehingga persiapan pengoperasian unit layanan khusus penyakit infeksi tersebut bisa terealisasi dalam waktu singkat.
“Dengan semangat dan kekompakan bersama, pada hari ini kita bisa meresmikan sembilan unit tempat layanan baru ini,” pungkas Azharuddin.(IA)