INFOACEH.netINFOACEH.netINFOACEH.net
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Dunia
  • Umum
  • Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Gaya Hidup
Cari Berita
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Font ResizerAa
Font ResizerAa
INFOACEH.netINFOACEH.net
Cari Berita
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Luar Negeri
  • Umum
  • Biografi Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Kesehatan & Gaya Hidup
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Opini

Memahami Pemikiran Harun Nasution tentang Produktivitas dan Konsep Takdir yang Mirip Mu’tazilah

Last updated: Selasa, 19 Desember 2023 00:11 WIB
By Redaksi
Share
Lama Bacaan 6 Menit
Memahami Pemikiran Harun Nasution tentang Produktivitas dan Konsep Takdir yang Mirip Mu'tazilah
Memahami Pemikiran Harun Nasution tentang Produktivitas dan Konsep Takdir yang Mirip Mu'tazilah
SHARE
Oleh: Hasvi Harizi*

DALAM kajian teologi Islam, takdir merupakan istilah yang merujuk pada qadla’ atau keputusan Allah yang telah tertulis di lauhi mahfuz sejak sebelum dunia tercipta.

Kajian tentang takdir menjadi salah satu tema yang tergolong rumit dijelaskan.

Drs. Isa Alima, pemerhati komunikasi publik
Kejahatan Komunikasi: Ketika Ucapan Pejabat Jadi Sumber Api

Dikatakan rumit sebab sebagian dalil Al-Qur’an dan Hadits mengatakan semua kejadian di dunia ini sudah tercatat di Lauh Mahfuz dan pena yang mencatatnya telah kering sehingga tak mungkin berubah.

- ADVERTISEMENT -

Sebagian dalil lain menegaskan, doa manusia dapat mengubah takdir, demikian juga silaturahim dapat memperpanjang umur dari waktu yang telah ditentukan. Sebagian dalil lainnya memerintahkan kita melakukan aneka perbuatan baik dan produktif sehingga bisa meraih kehidupan bahagia di dunia maupun akhirat, ini semua mengisyaratkan ikhtiar manusia punya andil besar dalam menentukan jalan takdir yang akan ia tempuh.

Mengenai persoalan adanya produktivitas dan kreatifitas yang ada manusia, Harun Nasution memiliki pandangan sendiri tentang konsep takdir yang tidak jauh berbeda dengan ajaran Mu’tazilah.

- ADVERTISEMENT -
Dr (cand) Yohandes Rabiqy, SE., MM
Aceh Kaya Energi, Tapi Miskin Otoritas

Menurut Harun Nasution, takdir dan sunnatullah jika disalahartikan akan membawa paham yang sempit dan melemahkan produktivitas manusia.

Guna menghindari pemahaman yang sempit ini, Harun Nasution memandang perlu adanya pengajaran yang benar dalam memahami ajaran agama.

Menurut Harun, dalam agama Islam terdapat dua sejarah yang erat kaitannya dengan produktivitas.

Riza Syahputra
Fobia Terbesar Pejabat Indonesia: Bukan Neraka, Tapi Kehilangan Jabatan

Pertama, agama mengajarkan bahwa sesudah hidup pertama di dunia yang bersifat material ini, ada hidup kedua di akhirat nanti yang bersifat spiritual. Apabila kehidupan duniawi dipandang penting, maka produktivitas akan meningkat.

- ADVERTISEMENT -

Tetapi sebaliknya, kalau hidup akhirat yang diutamakan, maka produktivitas akan menurun.

Kedua, agama mempunyai ajaran mengenai nasib dan perbuatan manusia. Kalau nasib manusia telah ditentukan Tuhan sejak semula, dalam arti bahwa perbuatan manusia merupakan ciptaan Tuhan.

Maka produktivitas masyarakat yang menganut paham keagamaan demikian, akan rendah sekali. Tetapi dalam masyarakat yang menganut paham bahwa manusialah yang menentukan nasibnya dan manusialah yang menciptakan perbuatannya, produktivitas akan tinggi.

Paham pertama dikenal dengan filsafat fatalisme atau Jabariyah, sedangkan paham kedua disebut Qadariyah atau kebebasan manusia dalam kemauan dan perbuatan.

Konsep Teologi Harun Nasution dalam memahami Takdir ini tampaknya berbeda dengan pemikiran teologi yang berkembang dalam masyarakat Indonesia yang umumnya menganut teologi Asy’ariyah.

Harun Nasution sangat menekankan pentingnya teologi yang bebas dan rasional, yaitu teologi yang memberikan implikasi langsung pada kehidupan sosial.

Menurutnya, paham Asy‘ariyah yang mengupayakan paham jabariyah cenderung membuat umat islam menjadi fatalis.

Berbeda dengan paham Mu’tazilah yang meniscayakan Qadariyah mengajarkan umat Islam untuk selalu berusaha mencapai kemajuan.

Dalam hal teologi, khusunya permasalahan takdir, sosok Harun Nasution di mata penulis itu ‘ibarat seorang Mujtahid Tarjih.

Sebab, ia tidak membangun sistem teologi baru, ia juga tidak melakukan pembaharuan terhadap ajaran Mu’tazilah ataupun Asy-‘ariyah, melainkan hanya melakukan studi komparasi antara semua ajaran dari berbagai mazhab teologi islam, lalu melakukan penelitian ulang serta analisa yang kuat tentang keunggulan dari mazhab tersebut.

Hasil studi dan gagasan yang digaungkan Harun ini, bisa saja menjadi solusi bagi masyarakat dalam memahami takdir sehingga berakibat akan produktivitas manusia. Dari sisi lain bisa saja pendapat Harun Nasution ada kesalahan.

Terkait pemikiran teologi rasionalnya, satu hal yang perlu kita catat. Kita jangan dengan mudah mengeluarkan sebuah statemen bahwa Harun Nasution adalah penganut Mu‘tazilah.

Kita belum memiliki bukti yang cukup kuat terkait apakah secara keseluruhan Harun Nasution sepakat dengan pendapat-pendapat Mu‘tazilah.

Betul bahwa Harun Nasution dalam beberapa hal lebih tertarik kepada pemikiran Mu‘tazilah.

Itu pun hanya mengenai penghargaan yang tinggi terhadap peran akal dan doktrin qadariyyah yang merupakan sebagian kecil dari keseluruhan doktrin Mu‘tazilah.

Ketertarikan Harun Nasution tersebut sama halnya dengan seorang pria yang tertarik dan kagum kepada kecantikan dan kesalehan seorang wanita.

Lalu perasaan tertarik dan kagum tersebut menginspirasi dia untuk menceritakan kepada dua orang sahabatnya. Setelah bercerita, sahabatnya yang pertama berkesimpulan si-wanita adalah pacarnya.

Sedangkan sahabat yang kedua, dia berkesimpulan si-wanita itu adalah muridnya bukan pacarnya.

Sebab, dia berargumen kebolehan melihat wanita dalam fiqih disyaratkan hanya dalam ‘amaliyah ta’limiyah bukan ‘amaliyah yaumiah. Dari analogi ini kita menarik satu benang merah, bahwa selama sesuatu belum diungkap langsung dengan jelas dan belum memenuhi syarat tertentu, maka sesuatu itu dianggap masih ambigu.

Menarik kesimpulan dengan sesuatu yang masih ambigu merupakan satu kedunguan atau cacat atau sesat penalaran.

Terkait masalah kemu’tazilahan seseorang, Abū al-Ḥasan al-Khiyāṭ mengatakan dalam buku Al-Intiṣār, sebagaimana disampaikan oleh Abū Zahrah bahwa seseorang tidak bisa dikatakan sebagai Mu‘tazilah sehingga dia mengakui uṣūl al-khamsah (lima dasar) sebagaimana menjadi doktrin Mu‘tazilah.

Ushul khamsah tersebut antara lain: At-Tauhid (Keesaan Allah), Al-Adl (Keadilan), Al-Wa’d wa Al-Wa’id (Janji dan ancaman), Al-Manzilah Bain Al-Manzilatain (Posisi diantara dua posisi), Al-Amr bi Al-Ma’ruf wa An-Nahy ‘an Al-Munkar (Mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran).

Jadi Harun Nasution baru bisa dikatakan sebagai Mu‘tazilī kalau terbukti bahwa Harun Nasution mengakui uṣūl al-khamsah tersebut.

Selama belum ada bukti yang memadai, kita tidak dapat mengatakan Harun Nasution sebagai Mu‘tazilī.

Dalam hal ini, penulis menilai kemu’tazilahan Harun Nasution masih menjadi misteri.

Menurut penulis, Harun Nasution hanya sebagai pendukung Mu’tazilah bukan penganut ajaran mu’tazilah. Ibarat seorang pendukung Partai Aceh belum tentu dia termasuk kader Partai Aceh.

Penulis dalam hal ini membuat silogisme sederhana, setiap monyet suka makan pisang. Harun Nasution suka makan pisang, apakah Anda berkesimpulan Harun Nasution itu monyet.

Jika demikian, Anda adalah orang gegabah dalam menarik kesimpulan. Jika tidak, maka kesimpulan apa kira-kira anda putuskan…????

*Penulis adalah Mahasiswa Pascasarjana UIN Ar-Raniry, Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir
TAGGED:danharunkonsepmemahamiMemahami Pemikiran Harun Nasution tentang Produktivitas dan Konsep Takdir yang Mirip Mu'tazilahmiripmu’tazilahnasutionopinipemikiranproduktivitastakdirtentangyang
Previous Article Juru bicara Badan Anggaran DPRA Abdurrahman Ahmad menyerahkan sejumlah rekomendasi kepada Pj Gubernur Aceh dalam Rapat Paripurna DPRA, Senin (18/12) Paripurna RAPBA 2024, Banggar DPRA Sampaikan 8 Rekomendasi kepada Pj Gubernur
Next Article Semua venue pertandingan yang berada di Aceh akan selesai 100 persen sebelum dimulainya PON XXI Tahun 2024 Aceh Pastikan Venue Pertandingan Rampung 100 Persen Sebelum PON Dimulai

Populer

Umum
Listrik Padam Total, Aceh Gelap Gulita: Sistem Transmisi Kembali Alami Gangguan
Sabtu, 15 November 2025
Viral Link Video Andini Permata dan Bocil Bikin Heboh Warganet
Umum
Misteri Video Andini Permata dan ‘Bocil’: Viral Tanpa Identitas, Netizen Dibohongi?
Minggu, 6 Juli 2025
Aceh
Tgk Muhammad Yunus Terpilih sebagai Ketua Badan Baitul Mal Aceh
Sabtu, 15 November 2025
Viral Link Video Syakirah Versi Terbaru Berdurasi 16 Menit Beredar di X dan TikTok
Umum
Viral Link Video Syakirah Versi Terbaru Berdurasi 16 Menit Beredar di X dan TikTok
Rabu, 28 Mei 2025
Umum
TTI Desak PPK Proyek Gedung Kampus Unimal Putuskan Kontrak PT Bumi Karsa
Minggu, 16 November 2025

Paling Dikomentari

Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah atau Dek Fad saat melepas pelari bercelana pendek di event olahraga FKIJK Aceh Run 2025 yang digelar di lapangan Blang Padang Banda Aceh, Ahad pagi (11/5). (Foto: Dok. Infoaceh.net)
Olahraga

Tanpa Peduli Melanggar Syariat, Wagub Fadhlullah Lepas Pelari Bercelana Pendek di FKIJK Aceh Run

Sabtu, 11 Oktober 2025
Anggota Komisi III DPR RI asal Aceh, M Nasir Djamil
Aceh

Komisi III DPR RI Minta Polisi Tangkap Gubsu Bobby Terkait Razia Mobil Plat Aceh

Minggu, 28 September 2025
UMKM binaan BRI sukses ekspansi pasar Internasional
Ekonomi

Negara Diam, UMKM Digasak Shopee-Tokopedia-TikTok

Jumat, 25 Juli 2025
Anggun Rena Aulia
Kesehatan & Gaya Hidup

Serba Cepat, Serba Candu: Dunia Baru Gen Z di Media Sosial

Minggu, 19 Oktober 2025
Fenomena penggunaan jasa joki akademik di kalangan dosen untuk meraih gelar profesor mulai menjadi sorotan di Aceh. (Foto: Ilustrasi)
Pendidikan

Fenomena Joki Profesor di Aceh: Ancaman Serius bagi Marwah Akademik

Jumat, 12 September 2025
FacebookLike
XFollow
PinterestPin
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
TelegramFollow
WhatsAppFollow
ThreadsFollow
BlueskyFollow
RSS FeedFollow
IKLAN HARI PAHLAWAN PEMKO
IKLAN PEMKO SABANG SUMPAH PEMUDA
IKLAN BANK ACEH HARI SANTRI
IKLAN DJP OKTOBER 2025

Berita Lainnya

dr. Suzanna Octiva SpKJ
Opini

Ketika Penjaga Kesehatan Aceh Bertahan Tanpa Kepastian

Rabu, 12 November 2025
Opini

Prabowo Perlu Belajar dari Sultan Iskandar Muda

Senin, 10 November 2025
Opini

Hukum yang Lupa pada Nurani

Sabtu, 8 November 2025
Dr (cand) Yohandes Rabiqy, SE., MM
Opini

Rotasi Pejabat, Stagnasi Abadi: BPKS Sabang Masih Berputar di Lingkaran Gagal

Kamis, 6 November 2025
Mirza Ferdian
Opini

Ketika Wakil Bupati Memukul, Etika Pemerintahan Tumbang

Sabtu, 1 November 2025
Delky Nofrizal Qutni
Opini

Menembus Geureutee, Menyingkap Geopolitik Sumber Daya Mineral Aceh

Jumat, 31 Oktober 2025
Mahmud Padang
Opini

Menanti KPK Basmi Agen Izin Usaha Peubloe (IUP) Nanggroe di Bumi Serambi Mekkah

Jumat, 31 Oktober 2025
Riza Syahputra
Opini

Semua Orang Adalah Pelayan, Cuma Beda Siapa yang Dilayani

Kamis, 30 Oktober 2025
TAMPILKAN LAINNYA
INFOACEH.netINFOACEH.net
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Right Reserved.
Developed by PT. Harian Aceh Indonesia
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
Logo Info Aceh
Selamat datang di Website INFOACEH.net
Username atau Email Address
Password

Lupa password?