Wali Nanggroe menghadiri acara Dialog Kebangsaan dalam kegiatan Serbuan Teritorial Kodim 0103/Aceh Utara di jajaran Korem 011/Lilawangsa, di Desa Bukit Linteung, Kecamatan Langkahan, Aceh Utara, Sabtu (15/8)
Aceh Utara — Wali Nangroe Aceh, Malik Mahmud Al-Haytar mengatakan memang selama ini banyak masyarakat Aceh yang bertanya, apakah sudah terealisasikan butir-butir MoU Helsinki.
“Memang ada beberapa butir lagi yang belum selesai. Tetapi bagi saya yang ikut menandatangani kesepakatan perjanjian MoU antara GAM-RI, saya tetap memperjuangkannya. Setiap ada kesempatan saya bertemu dengan petinggi-petinggi Pemerintah Indonesia untuk membahas tentang poin-poin perjanjian tersebut,” ujar Malik Mahmud.
Hal itu diungkapkan Wali Nanggroe pada acara Dialog Kebangsaan dalam kegiatan Serbuan Teritorial Kodim 0103/Aceh Utara di jajaran Korem 011/Lilawangsa, di Desa Bukit Linteung, Kecamatan Langkahan, Kabupaten Aceh Utara, Sabtu, 15 Agustus 2020.
“Kita selalu membicarakan masalah Aceh apa yang belum terlaksanakan. Saya melihat keadaan terkadang kita merasa kecewa, tetapi kita melihat Pemerintah Indonesia ada masalah tersendiri.
Karena ada pihak-pihak segelintir yang tidak senang terhadap kita, atau perdamaian yang masih memengaruhi kebijakan-kebijakan yang seharusnya diambil oleh pemerintah pusat terhadap Aceh”.
“Namun demikian, sampai saat ini hubungan kami dengan TNI, Polri cukup aman. Rakyat Aceh ingin kedamaian secara menyeluruh,” sebutnya.
Malik Mahmud mengharapkan kepada Pangdam Iskandar Muda dan Kapolda Aceh agar menyuarakan aspirasi masyarakat Aceh ini ke pemerintah pusat.
Karena sudah banyak hal yang sudah dilakukan untuk mencapai perdamaian Aceh hingga tingkat dunia.
“Maka mayarakat Aceh jangan gundah dengan kondisi saat ini, memang hal lumrah dalam setiap persoalan pasti ada kendalanya. Tetapi bagi kita masyarakat Aceh harus tetap bersabar dan bersatu, untuk menuntut hak-hak kita sebagaimana yang sudah dijanjikan”.
“Saya bersama Mualem (Muzakir Manaf) sudah beberapa kali menjumpai Presiden di Istana Negara guna menyampaikan aspirasi masyarakat Aceh. Pada intinya persoalan ini tetap berjalan, namun masih dalam proses. Terlebih saat ini sedang dilanda Covid-19, sehingga kita harus memaklumi, dan perjuangan ini tetap kita upayakan hingga terwujud,” pungkas Wali Nanggroe Aceh. (IA)