INFOACEH.netINFOACEH.netINFOACEH.net
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Dunia
  • Umum
  • Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Gaya Hidup
Cari Berita
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Font ResizerAa
Font ResizerAa
INFOACEH.netINFOACEH.net
Cari Berita
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Luar Negeri
  • Umum
  • Biografi Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Kesehatan & Gaya Hidup
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Biografi Ulama Aceh

Abu Muhammad Yusuf Kruet Lintang, Ulama Kharismatik Panutan Masyarakat Aceh Timur

Last updated: Kamis, 20 Agustus 2020 08:33 WIB
By Redaksi - Wartawati Infoaceh.net
Share
Lama Bacaan 6 Menit
SHARE

Nama beliau adalah Abu Haji Muhammad Yusuf bin Teungku Ibrahim bin Teungku Mahmud, lahir dari keturunan ulama dan pimpinan dayah di wilayah Aceh Timur.

Beliau masih keturunan salah seorang ulama Timur Tengah yang bernama Teungku Salahuddin yang dikenal dengan sebutan Teungku Chik Keurukon yang berasal dari Yaman. Selain dari jalur ayahnya yang ulama, ibunya juga anak dari seorang ulama dan tokoh masyarakat yang disebut dengan Teungku Chik Mud Julok.

Aba H Asnawi bin Tgk Ramli atau yang lebih dikenal Aba Asnawi Lamno
Aba Asnawi Lamno, Sosok Ulama Alim dan Tawadhu Penggerak Ekonomi Dayah

Mengawali masa belajarnya, Abu Muhammad Yusuf Kruet Lintang belajar langsung kepada ayahnya yang juga seorang ulama dan ahli agama. Namun kebersamaan dengan sang ayah tidak lama karena dalam usia sepuluh tahun wafatlah ayah dari Abu Muhammad Yusuf Kruet Lintang.

- ADVERTISEMENT -

Setelah wafat ayahnya, beliau kemudian dibimbing oleh pamannya Teungku Usman bin Teungku Mahmud yang juga seorang ulama dan pimpinan dayah.

Setelah beberapa lama belajar pada pamannya, sambil belajar siang harinya di Sekolah Rakyat, Abu Muhammad Yusuf Kruet Lintang kemudian melanjutkan pengajiannya ke Dayah Cot Plieng Bayu yang dipimpin oleh Teungku Cut Ahmad, namun tidak lama beliau di dayah ini, karena beberapa bulan setelahnya syahidlah pimpinan Dayah Cot Plieng dalam satu peperangan dengan Jepang.

- ADVERTISEMENT -
Abu Kuta Krueng, yang memiliki nama asli Tgk H Usman bin Ali
Abu Kuta Krueng, Sosok Ulama Tasawuf Aceh yang Diharapkan Doanya

Abu Muhammad Yusuf Kruet Lintang kemudian melanjutkan kajian keilmuannya ke Dayah Kruengkalee yang dipimpin oleh Teungku Syekh Haji Muhammad Hasan Kruengkalee atau yang dikenal dengan Abu Krueng Kalee.

Abu Kruengkalee merupakan ulama lulusan Yan Kedah Malaysia, murid dari Teungku Chik Muhammad Arsyad Diyan, dan pernah belajar selama lebih kurang tujuh tahun di Mekkah kepada beberapa ulama termasuk Syekh Sayyid Ahmad Bakhri Syatta dan Syekh Yusuf Nabhani. Kepada Abu Kruengkalee, Abu Muhammad Yusuf Kruet Lintang memperdalam ilmu yang telah beliau pelajari sebelumnya dari almarhum ayah dan pamannya.

Abu Kruengkalee sendiri adalah syekhul masyayikh atau maha guru ulama Aceh periode awal, sebelum eranya Abuya Syekh Muda Waly. Karena selain Abu Muhammad Yusuf Kruet Lintang, Abu Kruengkalee juga telah mengorbit banyak ulama terpandang Aceh.

Ulama kharismatik Aceh Tgk H Ishak Bin Ahmad atau dikenal Abu Ishak Lamkawe wafat pada usia 78 tahun
Abu Ishak Lamkawe, Ulama Kharismatik dan Tawadhu’ Gurunya Abu Mudi

Sebut saja beberapa di antara mereka ialah Abu Syekh Mud Blangpidie, Abuya Syekh Muda Waly al-Khalidy, Abu Sulaiman Lhoksukon, Abu Adnan Mahmud Bakongan, Abu Abdullah Ujong Rimba, Abu Wahab Seulimum, Abu Ishaq Ulee Titi, Abu Marhaban Kruengkalee dan banyak ulama lainnya yang merupakan tokoh-tokoh berpengaruh.

- ADVERTISEMENT -

Bahkan Abu Ali Lampisang pendiri Madrasah Khairiyah dan Abu Syech Mud Blangpidie adalah murid dan ulama kepercayaan Abu Kruengkalee.

Dalam tiga tahun kebersamaan Abu Kruet Lintang dengan Abu Kruengkalee telah mengantarkan beliau menjadi seorang ulama yang mendalam ilmunya.
Karena sebelum tiba di Kruengkalee, Abu Muhammad Yusuf Kruet Lintang memang telah menguasai berbagai cabang ilmu, sehingga ketika beliau tiba di Kruengkalee beliau sudah alim dan memperdalam kajian keilmuannya kepada Abu Kruengkalee.

Pada tahun 1939, Abu Muhammad Yusuf Kruet Lintang pulang kampung untuk mengabdikan ilmu yang telah dimilikinya.

Setelah mengajar beberapa tahun di dayah yang dipimpin oleh Teungku Usman bin Teungku Mahmud yang merupakan pamannya, pada tahun 1942 beliau kembali belajar kepada seorang ulama besar yang benama Teungku Muhammad Ali pimpinan Dayah Darul Muta’alimin masih dalam kawasan Aceh Timur.

Tidak lama beliau belajar kepada ulama besar tersebut, maka Abu Muhammad Yusuf Kruet Lintang telah diberikan ‘peuneutoh’ oleh Teungku Muhammad Ali untuk melanjutkan kepemimpinan dayah pamannya.

Maka sejak tahun 1943 mulailah Abu Muhammad Yusuf Kruet Lintang memimpin Dayah Darul Muta’alimin. Beliau dengan segenap kesungguhan memimpin dayah tersebut sehingga menjadi salah satu dayah yang diminati oleh para penuntut ilmu.

Selain itu Abu Kruet Lintang adalah seorang ulama kharismatik di wilayahnya yang menjadi panutan dan ikutan masyarakat di Aceh Timur.

Sebagai ulama yang luas cakrawala berpikir, Abu Kruet Lintang merupakan ulama yang santun dan sederhana dalam kehidupannya sehari-hari. Beliau memiliki pandangan-pandangan hukum yang kuat dan kokoh, walaupun demikian beliau menghargai pandangan orang lain.

Disebutkan beliau pernah diundang pada sebuah tempat yang berbeda dengan pemahaman beliau untuk memberikan ceramah atau semacam tausiyah.

Setelah memberikan tausiyah sebagai wujud silaturahmi beliau, kemudian beliau mohon diri untuk melaksanakan kebiasaan shalatnya di tempat lain sebagaimana kebiasaan yang beliau laksanakan.

Pada tahun tahun 1963, salah satu gurunya yaitu Abu Kruengkalee mengirim surat kepada beliau untuk memajukan PERTI di kawasan Aceh Timur. Maka beliau menginisiasi berdirinya organisasi PERTI di wilayah Aceh Timur, setelah musyawarah besar, beliau dipilih secara aklamasi oleh forum sebagai Ketua Umum Perti di Aceh Timur.

Sebagai ulama besar Ahlussunnah Waljama’ah, tentunya kiprah Abu Kruet Lintang sangat di perhitungkan di wilayah Timur Aceh. Dimana beliau dianggap sebagai figur yang menjadi guru bagi seluruh masyarakat, mengayomi mereka dengan fatwa keagamaan yang bijak dan tanggungjawab, dan senantiasa membimbing mereka ke jalan keselamatan.

Setelah kiprah yang besar, maka wafatlah ulama tersebut di tahun 1985 dalam usia 68 tahun. Rahimahullah Rahmatan Wasi’atan.

Ditulis Oleh:
Dr. Nurkhalis Mukhtar El-Sakandary, Lc

Previous Article Keluarga Besar Dinas Pendidikan se-Aceh Kumpulkan 362 Kantong Darah
Next Article Pemko – Lanud SIM Revitalisasi Pesawat Seulawah Air 001

Populer

Syariah
Pedagang Naikkan Harga Saat Bencana Termasuk Memakan Harta Orang Lain Secara Batil
Sabtu, 6 Desember 2025
Ekonomi
PLN Dirikan 4 Tower ERS di Bireuen, Ahad 7 Desember Pulih dan Dialirkan Arus ke Banda Aceh
Sabtu, 6 Desember 2025
Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem bersama kedua istrinya, Marlina Usman atau Kak Ana (Ketua TP PKK Aceh) dan Salmawati SE atau Bunda Salma (Anggota Komisi III DPRA). (Foto: Ist)
Aceh
Dua First Lady Aceh: Antara Kak Ana dan Bunda Salma, Siapa Paling Berpengaruh?
Kamis, 3 Juli 2025
Siapa Andini Permata Videonya Berdurasi 2 Menit 31 Detik Bareng Adiknya Viral di Medsos
Umum
Siapa Andini Permata? Sosok Fiktif di Balik Video 2 Menit 31 Detik yang Jadi Umpan Penipuan Digital
Jumat, 11 Juli 2025
Ekonomi
Pemulihan Jaringan Operasional Kantor Bank Aceh Capai 98 Persen
Jumat, 5 Desember 2025

Paling Dikomentari

Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah atau Dek Fad saat melepas pelari bercelana pendek di event olahraga FKIJK Aceh Run 2025 yang digelar di lapangan Blang Padang Banda Aceh, Ahad pagi (11/5). (Foto: Dok. Infoaceh.net)
Olahraga

Tanpa Peduli Melanggar Syariat, Wagub Fadhlullah Lepas Pelari Bercelana Pendek di FKIJK Aceh Run

Sabtu, 11 Oktober 2025
Anggota Komisi III DPR RI asal Aceh, M Nasir Djamil
Aceh

Komisi III DPR RI Minta Polisi Tangkap Gubsu Bobby Terkait Razia Mobil Plat Aceh

Minggu, 28 September 2025
UMKM binaan BRI sukses ekspansi pasar Internasional
Ekonomi

Negara Diam, UMKM Digasak Shopee-Tokopedia-TikTok

Jumat, 25 Juli 2025
Anggun Rena Aulia
Kesehatan & Gaya Hidup

Serba Cepat, Serba Candu: Dunia Baru Gen Z di Media Sosial

Minggu, 19 Oktober 2025
Fenomena penggunaan jasa joki akademik di kalangan dosen untuk meraih gelar profesor mulai menjadi sorotan di Aceh. (Foto: Ilustrasi)
Pendidikan

Fenomena Joki Profesor di Aceh: Ancaman Serius bagi Marwah Akademik

Jumat, 12 September 2025
FacebookLike
XFollow
PinterestPin
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
TelegramFollow
WhatsAppFollow
ThreadsFollow
BlueskyFollow
RSS FeedFollow
IKLAN HARI PAHLAWAN PEMKO
IKLAN PEMKO SABANG SUMPAH PEMUDA
IKLAN BANK ACEH HARI SANTRI
IKLAN DJP OKTOBER 2025

Berita Lainnya

Biografi Ulama Aceh

Abu Tumin, Ulama Kharismatik Pengawal Agama Masyarakat Aceh

Kamis, 19 Juni 2025
Biografi Ulama Aceh

Abu Lueng Angen, Ulama Kharismatik yang Mengorbit Banyak Ulama dan Mustajab Doanya

Selasa, 7 Maret 2023
Biografi Ulama Aceh

Tgk Chiek Di Simpang, Ulama Besar Aceh Penulis Kitab Lapan

Rabu, 28 Juli 2021
Biografi Ulama Aceh

Abu Daud Zamzami; Ulama Dayah Pencerah Umat, Nasehati Umara dengan Pemikiran Jernihnya

Rabu, 17 Maret 2021
Habib Muhammad bin Achmad al-Athas Simpang Ulim
Biografi Ulama Aceh

Habib Muhammad, Waliyullah Cucu Rasulullah Pendiri Masjid Ba’alawi di Aceh

Sabtu, 11 Oktober 2025
Biografi Ulama Aceh

Abu Zulkifli Ahmad Cot Mane, Ulama Ahli Fiqih Pimpinan Dayah MUDI Abdya

Sabtu, 14 November 2020
Biografi Ulama Aceh

Abu Muhammad Darimi, Sosok Ulama Tawadhu’ Yang Luas Keilmuannya

Sabtu, 7 November 2020
Biografi Ulama Aceh

Abu Daud Teupin Gajah, Ulama Tasawuf Murabbi Masyarakat Aceh Selatan

Minggu, 1 November 2020
TAMPILKAN LAINNYA
INFOACEH.netINFOACEH.net
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Right Reserved.
Developed by PT. Harian Aceh Indonesia
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
Logo Info Aceh
Selamat datang di Website INFOACEH.net
Username atau Email Address
Password

Lupa password?