Banda Aceh — Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) mengkritik kegiatan kegiatan Gerakan Bersama Memakai (Gebrak) Masker yang dilakukan oleh Pemerintah Aceh.
Aksi yang mengerahkan ribuan Aparatur Sipil Negara (ASN) ke seluruh kabupaten/kota tersebut dinilai tidak efisien dan hanya sekedar menghambur-hamburkan anggaran daerah.
“Kegiatan bagi-bagi masker ke seluruh Aceh dan melibatkan sumber daya ASN yang sangat besar, justru membuat kegiatan tersebut berat di ongkos,” ujar
Ketua Fraksi Partai Nanggroe Aceh (PNA) di DPRA, Safrizal, dalam keterangannya Selasa (1/9/2020)
Dijelaskannya, karena bergeraknya para pegawai negeri di lingkungan Pemerintah Aceh ke 23 kabupaten/kota, yang menyasar hingga ke kecamatan dan gampong yang puncaknya pada 4 September 2020, akan berdampak besar pada penyerapan anggaran pada sektor tidak produktif.
Padahal di tengah kondisi pandemi Covid-19 saat ini, Aceh harus banyak berhemat anggaran.
“Saya kira apa yang dilakukan oleh Pemerintah Aceh selama ini, termasuk gebrak masker ke seluruh Aceh, dengan memanfaatkan sumber daya ASN di provinsi semakin menunjukkan bahwa leadership di Aceh sedang bermasalah. Kehilangan orientasi dan sekadar menyerap anggaran daerah,” kritik mantan kombatan GAM tersebut.
Bila semangat gebrak masker merupakan ikhtiar untuk memerangi Covid-19, menurut Safrizal, alangkah lebih elok bila Pemerintah Aceh bekerja sama dengan pemerintah kabupaten/kota.
Sehingga anggaran tidak habis untuk bensin, makan minum, dan hal-hal lain sebagai konsekuensi bergeraknya sumber daya ASN ke daerah dalam jumlah besar.
Dia juga mengatakan masker yang dibagi oleh Pemerintah Aceh melalui gebrak masker merupakan bantuan Pemerintah Pusat yang dibawa oleh Presiden Joko Widodo saat meresmikan tol Sigli – Banda Aceh (Sibanceh) beberapa waktu lalu. (IA)