Banda Aceh — Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh kembali menyelenggarakan even Festival Ekonomi Syariah Aceh (FESA) 2020.
FESA kedua ini dalam upaya mendukung percepatan perkembangan ekonomi dan keuangan syariah di Aceh, akan berlangsung pada 5 – 6 September 2020.
“Karena kondisi di tengah pandemi Covid-19 saat ini, FESA 2020 hadir dengan konsep virtual,” ujar Panitia Festival Ekonomi Syariah Aceh 2020, Yason Taufik Akbar, Kamis (3/9).
Dijelaskannya, seluruh rangkaian acara terbuka untuk umum, mulai opening ceremony FESA 2020 (Launching Modul Khutbah Jum’at Ekonomi Syariah Aceh, Launching Modul Ekonomi Masjid, Launching Bisnis Hotel dan BMT Masjid Al-Makmur (Oman) dan Air Minum Dayah Darussalam).
Kemudian Tausiah Akbar, Seminar ZISWAF, Talkshow Qanun LKS, Pameran UMKM Virtual, serta dimeriahkan dengan Grand Final perlombaan berupa Lomba Kreasi Busana Menggunakan Kain Daerah, Lomba Tutorial Hijab, Lomba Acapella Nasyid, Lomba Wirausaha Muda Syariah, Lomba Kesenian Tari Daerah, Lomba Pidato Ekonomi Syariah dan Lomba Penulisan Artikel Ekonomi Syariah.
“Rangkaian kegiatan ini diharapkan dapat mendukung penguatan ekosistem dan wawasan ekonomi syariah di Aceh, yang menyentuh berbagai sektor, mulai dari keuangan, makanan halal, entrepreneurship, industri kreatif,” jelas Yason.
Tausyiah saat opening ceremony pada Sabtu (5/9) pukul 10.00-10.30 WIB dengan tema “Membumikan Ekonomi Syariah di Bumi Serambi Mekkah” disampaikan oleh Dr. Muhammad Yasir Yusuf (Tokoh Ekonomi Syariah Sumatera 2018).
Kemudian, seminar pukul 10.30-12.45 WIB dengan topik ”Model Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Ekonomi Daerah Berbasis ZISWAF” menghadirkan pemateri, Dr. Irfan Syauqi Beik (Direktur Baznas), Prof. Dr. Shabri Abd. Majid, M. Ec (Guru Besar Ekonomi Syariah Unsyiah), Dr. Armiadi Musa, MA (Plt. Kepala Baitul Mal Aceh), Mahdi Muhammad (Praktisi Ekonomi Syariah)
Pada hari kedua, Minggu (6/9) Talkshow Pukul 08.45 – 12.45 WIB dengan topik “Implementasi Qanun LKS, Peluang dan Tantangan ke Depan”. Opening Speech disampaikan Pimpinan Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh.