Banda Aceh — Pangdam Iskandar Muda (IM) Mayjen TNI Hassanudin mengunjungi lokasi penelitian budi daya tanaman nilam milik Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) di Darussalam, Banda Aceh, Rabu (16/9).
Kehadiran Pangdam bersama jajarannya disambut Rektor Unsyiah, Prof Dr Ir Samsul Rizal, M.Eng di balai senat kantor administrasi Unsyiah.
Dalam paparannya, Rektor Unsyiah menyampaikan, tanaman nilam Aceh dulu sempat menjadi primadona di kancah nasional maupun dunia.
Kala itu, kualitas dari nilam Aceh sangat bagus. Namun, seiring perkembangan zaman nilam Aceh saat ini menjadi terpuruk.
“Nilam adalah tanaman yang sudah ada sejak tahun 1990-an, sedangkan 70 persen pengekspor nilam Indonesia berasal dari Aceh. Karena konflik Aceh, penghasilan nilam Aceh menurun, bahkan hampir punah hingga saat ini,” ujar Rektor.
Kendati demikian, kata Rektor, kualitas nilam Aceh hingga saat ini tidak tergantikan dibandingkan negara lain. Contohnya, hingga saat ini Perancis masih mengimpor nilam dari Indonesia.
Guna mewujudkan ekonomi Aceh yang sukses di pasar internasional seperti dulu, sejak dua tahun terakhir ini Unsyiah melakukan riset nilam, mulai dari penanaman sampai produksi.
“Dari penilitian itu Unsyiah berhasil menghasilkan minyak wangi, produk olahan sabun dan kosmetik. Harapannya, perusahaan Indonesian seperti Sri Ratu Marta Tilaar, dan lain-lain dapat memanfaatkan hasil dari tanaman lokal ini, sehingga tidak harus mengimpor lagi dari luar negeri,” harapnya.
Selanjutnya, Rektor Unsyiah mengajak Pangdam Iskandar Muda untuk mengerahkan anggotanya yang berada di seluruh pelosok Aceh guna menyosialisasikan kepada masyarakat untuk menanam nilam. Menurut Rektor, potensi dari nilam Aceh ini sangat besar.
“Dengan kerja sama yang intens bersama Pangdam IM, nanti kami akan memberikan edukasi dan pengawasan kepada masyarakat, mulai penanaman hingga pemasarannya,” sebutnya.
Pangdam IM Mayjen TNI Hassanudin menyambut baik program yang dilaksanakan Unsyiah ini dan berjanji akan membantu menyosialisasikannya kepada masyarakat.