Infoaceh.netInfoaceh.netInfoaceh.net
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Dunia
  • Umum
  • Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Gaya Hidup
Cari Berita
© PT. INFO ACEH NET All Rights Reserved.
Font ResizerAa
Font ResizerAa
Infoaceh.netInfoaceh.net
Cari Berita
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Luar Negeri
  • Umum
  • Biografi Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Kesehatan & Gaya Hidup
Follow US
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Aceh

Diakui UNESCO, Naskah Hikayat Aceh Banyak yang Hilang

Last updated: Minggu, 25 Mei 2025 12:10 WIB
By Fauzan
Share
5 Min Read
Majelis Seniman Aceh (MASA) menggelar seminar dan pameran bertajuk “Gelar Karya Besar Hikayat Aceh dan Hamzah Fansuri: Memory of The World UNESCO”, Sabtu (24/5), di Museum Aceh. (Foto: For Infoaceh.net)
Majelis Seniman Aceh (MASA) menggelar seminar dan pameran bertajuk “Gelar Karya Besar Hikayat Aceh dan Hamzah Fansuri: Memory of The World UNESCO”, Sabtu (24/5), di Museum Aceh. (Foto: For Infoaceh.net)
SHARE

BANDA ACEH, Infoaceh.net – Meski telah diakui sebagai Memory of the World oleh UNESCO, naskah Hikayat Aceh yang tersisa kini sangat terbatas.

Hal ini terungkap dalam seminar bertema “Gelar Karya Besar Hikayat Aceh dan Hamzah Fansuri: Memory of The World UNESCO” yang digelar Majelis Seniman Aceh (MASA), Sabtu, 24 Mei 2025, di Museum Aceh.

Filolog Aceh, Hermansyah, menyampaikan bahwa dari naskah asli Hikayat Aceh, saat ini hanya tiga yang diketahui keberadaannya: satu di Perpustakaan Nasional, dan dua lainnya di Leiden, Belanda.

- Advertisement -

“Naskah yang ada hanya menceritakan Sultan Iskandar Muda hingga usia 14 tahun. Selebihnya sudah hilang,” ujarnya.

Naskah tersebut menjadi penting dan diakui dunia karena dikaji oleh para ilmuwan asing sejak abad ke-19.

- Advertisement -

Bahkan menurut TA Sakti, salah satu pembicara dalam seminar, Belanda telah mempelajari isi Hikayat Aceh sejak 1847 sebagai persiapan menghadapi Aceh dalam Perang Aceh tahun 1873.

Pusat Berbelanjaan di Banda Aceh Dipadati Pengunjung Saat Libur
Untuk Pedoman Pj Gubernur, Pemerintah Aceh Finalkan Rencana Pembangunan 2023-2026
Marzuki Sampaikan Lima Masalah Aceh ke Presiden: Kemiskinan, Stunting dan Inflasi Tinggi
Pemko Banda Aceh Sambut Tim Penilai Lomba Galeri Pelangi PKK Tingkat Provinsi di Gampong Peunyerat

Seminar ini juga menyoroti kontribusi Hamzah Fansuri sebagai tokoh sufi dan penyair besar asal Aceh, yang karyanya turut diakui UNESCO. Namun, banyak dari karya Hamzah juga lenyap akibat pertentangan teologis pada masa lalu.

Pengakuan UNESCO terhadap Hikayat Aceh dan karya Hamzah Fansuri dianggap sebagai momentum penting untuk merawat warisan budaya Aceh dan memperkuat literasi sejarah masyarakat.

Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memperingati dua tahun pengakuan Hikayat Aceh sebagai Memory of the World oleh UNESCO.

- Advertisement -

Seminar menghadirkan pemateri Hermansyah MTh MHum, Drs Nurdin AR MHum dan Drs Teuku Abdullah SH MA (TA Sakti). Acara diawali pembacaan syair ruba’i karya Hamzah Fansuri oleh Syarifah Alya Arsyifa dari Universitas Bina Bangsa Getsampena dan Sekolah Hamzah Fansuri.

Dalam kesempatan itu, Museum Aceh menampilkan delapan naskah klasik, antara lain Hikayat Bustamam, Hikayat Malem Diwa, Hikayat Sultan Iskandar Muda Meukuta Alam, Hikayat Raja Jumjumah, Hikayat Baluqia Affan, Hikayat Nun Farisi, Zinatul Muwahhidin Hamzah Fansuri, serta Hikayat Fadhan dan Hikayat Perang Khaibar.

author avatar
Fauzan
Wartawan infoaceh.net
See Full Bio
123Next Page
TAGGED:budaya AcehFilologi AcehHamzah FansuriHamzah Fansuri UNESCOHikayat AcehmasaMemory of the WorldMuseum AcehNaskah Kuno AcehNaskah Melayu KunoSastrawan AcehSeminar Hikayat AcehSultan Iskandar MudaunescoWarisan Sastra Aceh
Share This Article
Email Copy Link Print
Previous Article Personel Polres Sabang menjalani tes urine mendadak pada operasi penegakan disiplin oleh Divisi Propam Polri, Kamis (22/5). (Foto: Dok. Polres Sabang) Propam Polri Turun ke Sabang, Personel Polres Dites Urine Medadak
Next Article Rumah Singgah Bersama dibuka di Banda Aceh, Sabtu (24/5), diperuntukkan bagi pasien kurang mampu dari berbagai daerah di Aceh yang menjalani pengobatan rujukan di RSUDZA dan sekitarnya Rumah Singgah Bersama Dibuka di Banda Aceh, Bantu Pasien Kurang Mampu Jalani Pengobatan

You May also Like

Yayasan BFLF selama 2024 telah membantu 259 pasien kurang mampu penderita sakit kronis se-Aceh, yang menjalani pengobatan di RSUDZA Banda Aceh.
Aceh

Selama 2024, BFLF Bantu 295 Pasien Kurang Mampu Penderita Sakit Kronis

Selasa, 31 Desember 2024
Aceh

Ikut Seleksi Kakanwil Kemenag Aceh, Prof Syahrizal Tidak Ada Izin Atasan

Minggu, 3 Mei 2020
Gubernur Nova Iriansyah melakukan penabuhan rapai saat meluncurkan program "Khazanah Piasan Nanggroe 2022" di Amel Conventional Hall Banda Aceh, Selasa (22/3)
Aceh

101 Event Pariwisata Aceh dalam “Khazanah Piasan Nanggroe 2022” Diluncurkan

Selasa, 22 Maret 2022
Aceh

Gelar Rakor di Polda, Satgas Covid-19 Aceh Bahas Upaya Percepatan Vaksinasi

Jumat, 15 Oktober 2021
Show More
  • More News:
  • www.infoaceh.net
  • peristiwa
  • nasional
  • aceh
  • prabowo:
  • umum
  • utama
  • politik
  • dan
  • ekonomi
  • besar
  • banda
  • pendidikan
  • Prabowo Subianto
  • hukum
  • jadi
  • 2024
  • polisi
  • warga
  • syariah
Infoaceh.netInfoaceh.net
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Right Reserved.
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
login
Welcome to Foxiz
Username atau Email Address
Password

Lupa password?