Plt. Gubernur Aceh, Nova Iriansyah dan unsur Forkopimda foto bersama usai peringatan 15 Tahun Aceh Damai di komplek Meuligoe Wali Nanggroe, kawasan Lampeuneureut, Aceh Besar, Sabtu (15/8)
Banda Aceh — Plt. Gubernur Aceh, Nova Iriansyah menyatakan, dalam perjalanan 15 tahun damai Aceh, banyak permasalahan yang harus dihadapi baik internal maupun eksternal.
Sebagai masyarakat yang kaya dengan kearifan lokal, tentu permasalahan-permasalahan yang bersifat internal mesti diselesaikan secara bijaksana.
Sementara secara eksternal, permasalahan-permasalahan seperti butir-butir dalam MoU Helsinki dan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemeritahan Aceh (UUPA) yang belum seluruhnya dapat diimplementasikan, mesti disuarakan bersama-sama secara bijak, terpola, penuh diplomasi dan negosiasi.
Namun demikian, saat ini perdamaian menjadi kunci penting menyukseskan pembangunan di Aceh.
Hal itu disampaikan Plt. Gubernur Aceh Nova Iriansyah saat menghadiri peringatan 15 tahun perdamaian Aceh atau lebih dikenal sebagai MoU Helsinki, di komplek Meuligoe Wali Nanggroe, kawasan Lampeuneureut, Aceh Besar, Sabtu (15/8).
“Saya yakin, sebagai masyarakat Aceh kita telah banyak mengambil pelajaran dan pengalaman dalam perjalanan sejarah Aceh. Karenanya, sangatlah patut jika masa lalu itu menjadi cermin untuk membangun Aceh yang lebih baik,” kata Nova.
Nova menyebutkan tidak ada cara yang lebih baik dalam merawat damai melainkan dengan menumbuhkan rasa cinta, kepedulian, persatuan dan kebersamaan.
Sejak perjanjian perdamaian ditandatangani 15 tahun lalu, jelas dia, pada prinsipnya masyarakat Aceh harus terus berjuang bahu membahu merawat damai dengan cara mencegah perseteruan dan perselisihan.
Nova menyebutkan, perdamaian Aceh adalah nikmat Allah terbesar yang wajib disyukuri. Momentum damai Aceh yang diawali dengan penandatanganan perjanjian antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan Pemerintah Indonesia di Helsinki, Finlandia 15 tahun silam merupakan perjuangan yang sangat melelahkan.
Bahkan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan sejarah masyarakat Aceh dan sekaligus menjadi fondasi dalam rangka menggapai kehidupan yang lebih baik dan bermartabat.