Infoaceh.net

Portal Berita dan Informasi Aceh

18 Ribu Ayam Mati Akibat Listrik Padam Tiga Hari, Peternak di Abdya Rugi Rp800 Juta

18 ribu ekor ayam broiler siap panen milik peternak di Gampong Blang Raja, Kecamatan Babahrot, Abdya mati kepanasan akibat listrik padam tiga hari. (Foto: Ist)

Blangpidie, Infoaceh.net – Pemadaman listrik selama tiga hari di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) menimbulkan kerugian besar bagi warga.

Seorang peternak ayam broiler di Gampong Blang Raja, Kecamatan Babahrot, Muhammad Hatta, harus merelakan 18 ribu ekor ayam siap panen miliknya mati kepanasan karena blower kandang berhenti berfungsi.

Kerugian yang dialami Hatta ditaksir mencapai Rp800 juta.

Hal itu karena sistem kandang yang digunakannya adalah Close House (CH) yang sepenuhnya bergantung pada kipas bertenaga listrik.

“Sebanyak 18 ribu ekor mati semua. Hitungan saya bobot ayam itu 2 kilo per ekornya dan rencananya malam ini panen. Kalau 2 kilo dikali 18 ribu kan 36 ton. Harga ayam sekarang 25 ribu per kilo. Hitungan saya sudah termasuk biaya operasional dan pakan, lebih kurang kerugian saya sekitar Rp 800 juta,” ujar Hatta, Kamis (2/10/2025), dikutip dari Kompas.com.

Hatta menuturkan, pemadaman listrik sudah terjadi sejak Senin (29/9/2025) tanpa adanya pemberitahuan resmi dari PLN.

Sejak hari pertama, ia sudah berupaya menghubungi pihak PLN baik melalui aplikasi maupun jalur komunikasi langsung, namun tidak mendapat kepastian.

Untuk menyelamatkan ternaknya, ia menghidupkan genset tanpa henti selama pemadaman berlangsung.

Namun, pada Rabu (1/10/2025) sekitar pukul 15.00 WIB, genset miliknya rusak setelah tiga hari dipaksa bekerja terus-menerus.

“Dengan matinya listrik selama tiga hari, selama itu pula genset saya hidupkan tanpa berhenti. Pas pukul 15.00 WIB down gensetnya. 30 menit kipas mati, habis. Akibat aliran listrik tidak ada, padahal ayam saya sudah mau panen,” kata Hatta.

Ribuan ayam yang mati itu pun akhirnya terpaksa dikubur menggunakan bantuan alat berat. “Sudah dikubur tadi pakai ekskavator. Dalam hal ini saya perlu mengeluarkan modal lagi,” tambahnya.

Menurut Hatta, kerugian yang ia alami tidak semata karena pemadaman, tetapi juga karena tidak adanya pemberitahuan resmi dari PLN.

Jika ada informasi lebih awal, ia mengaku bisa menyiapkan cadangan genset untuk mengantisipasi kerusakan.

“Kalau ada pemberitahuan, kita bisa antisipasi supaya bisa tambah genset. Namanya genset kan pertolongan pertama. Kalau sudah ada pemberitahuan berapa lama, kita tinggal tambah genset,” ungkapnya.

Minta PLN Bertanggung Jawab

Atas kerugian besar itu, Hatta menuntut PLN untuk bertanggung jawab penuh.

Ia meminta kompensasi atas kerusakan genset serta modal yang sudah ia keluarkan untuk pakan dan bibit ayam.

“Saya minta dispensasi genset saya diganti. Kedua, kerugian dari bibit ayam dan pakan 1.300 sak. Tidak usah bicara keuntungan dulu. Sedikit tidak modal saya seperti operasional, saya minta PLN bertanggung jawab penuh,” tegasnya.

author avatar
dara adinda

Kasih Komentar

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

Lainnya

Data kontak yang digunakan pelaku, lengkap dengan foto profil dan nama Nasir Nurdin, Ketua PWI Aceh. (Foto: Tangkapan layar)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Tutup