Mantan Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Aceh itu berharap ke depannya, seluruh museum di Indonesia dapat menjadi destinasi wisata edukasi dan rekreasi favorit, bukan sekadar mengunjungi museum karena adanya pemberian tugas oleh guru di sekolah.
“Kita sebagai negara adidaya kebudayaan sudah sepatutnya menjadikan kebudayaan sebagai garda terdepan dalam pembangunan negara. Maka sudah saatnya melalui museum dengan menyelanggarakan pameran-pameran seperti ini dapat mengubah mindset masyarakat dalam pembangunan kebudayaan,” pungkasnya.
Di lokasi terpisah, Plt Kepala Disbudpar Aceh Almuniza Kamal mengajak masyarakat, terutama generasi milenial, dapat memanfaatkan betul pameran alat musik tradisional tersebut di Gedung Pameran Temporer Museum Aceh, Kota Banda Aceh.
Apalagi, pameran ini merupakan kesempatan langka guna mengenal dan menghargai budaya Nusantara tanpa harus keliling Indonesia.
“Tidak gampang menggerakkan 31 museum se-Indonesia untuk memamerkan koleksinya di Aceh. Jadi alangkah rugi jika koleksi nasional sudah hadir di Aceh hari ini, tapi kita tidak datang untuk menyaksikannya,” tutur mantan Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) itu.
Kemudian, Almuniza juga menyarankan agar pameran alat musik tradisional Nusantara di Museum Aceh ini dapat terus dibuka hingga akhir tahun ini.
“Mudah-mudahan seluruh publik Aceh bisa berkunjung dan melihat alat musik tradisional Nusantara dari koleksi 31 museum ini,” ujar Almuniza.
Turut hadir dalam acara ini di antaranya, Inspektur Aceh Jamaluddin, Kepala UPTD Museum Aceh Mudha Farsyah, Kepala UPTD Museum Tsunami M Syahputra AZ dan perwakilan 21 museum di Tanah Air. (IA)