JANTHO, Infoaceh.net – Di tengah upaya memperkuat ketahanan pangan nasional, Bupati Aceh Besar Muharram Idris mengungkapkan fakta menyenangkan.
Menurut bupati, sekitar 40 persen sawah di Kabupaten Aceh Besar saat ini masih bergantung pada air dari langit atau tadah hujan karena belum memiliki sistem irigasi yang memadai.
Kondisi ini membuat sebagian petani kesulitan saat musim kemarau dan rentan mengalami gagal panen.
Hal itu disampaikan Bupati Muharram saat mengikuti kegiatan panen padi varietas Impari 32 bersama unsur Forkopimda Aceh Besar dan perwakilan Kementerian Pertanian RI di Gampong Terbeh, Jantho, Sabtu (18/10/2025).
Kegiatan panen di lahan seluas dua hektare itu merupakan bagian dari dukungan Pemerintah Pusat melalui Kementan RI untuk memperkuat lumbung pangan di wilayah Aceh Besar.
“Varietas Impari 32 ini sangat cocok dikembangkan di Aceh Besar yang memiliki luas area persawahan mencapai 25 ribu hektare. Namun, sekitar 40 persen di antaranya masih merupakan sawah tadah hujan yang rawan gagal panen,” ujar Bupati Muharram Idris.
Ia menambahkan, selain keterbatasan irigasi, petani di beberapa kecamatan juga menghadapi persoalan lain seperti alat dan mesin pertanian (alsintan) yang belum mencukupi serta saluran air yang tidak berfungsi optimal.
“Kami berharap Kementan RI dapat memberikan solusi terhadap kendala ini, baik melalui program perbaikan irigasi maupun bantuan sarana produksi bagi petani,” tambahnya.
Pj Swasembada Pangan Kementan RI, Agus Susanto, dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada para petani dan penyuluh pertanian Aceh Besar yang terus berupaya meningkatkan produktivitas meski dihadapkan pada berbagai keterbatasan.
“Kami bangga melihat semangat petani Aceh Besar. Upaya pengembangan bibit padi gogo untuk lahan kering dan program optimasi lahan (oplah) yang dijalankan pemerintah daerah merupakan langkah nyata menuju swasembada pangan,” kata Agus.
Menurutnya, Kementerian Pertanian akan terus memberikan dukungan untuk memperkuat posisi Aceh Besar sebagai lumbung pangan strategis di wilayah barat Indonesia, termasuk melalui program pendampingan teknis, bantuan alsintan, dan optimalisasi jaringan irigasi.
Kegiatan panen raya ini juga menjadi ajang memperkuat sinergi lintas sektor antara pemerintah daerah, TNI–Polri, penyuluh, dan masyarakat. Kolaborasi tersebut diharapkan mampu mempercepat terwujudnya kemandirian pangan nasional.
“Panen raya ini bukan sekadar seremonial, tetapi bukti nyata komitmen bersama antara pemerintah, petani, dan seluruh elemen masyarakat dalam menjaga kedaulatan pangan,” tutup Muharram.