BANDA ACEH — Enam Penyuluh Agama Islam (PAI) PNS dan Non-PNS ditetapkan sebagai penyuluh teladan se-Provinsi Aceh tahun 2021. Penetapan para penyuluh teladan itu diumumkan Senin (5/7) di Hotel Grand Nanggroe, Banda Aceh.
Pada kategori Penyuluh Agama Islam PNS ditetapkan tiga juara diantaranya, Syahrizal SSos.I asal Aceh Tamiang sebagai penyuluh teladan pertama, Dra Khullatussa’adah dari Kota Banda Aceh sebagai penyuluh teladan kedua dan Ahyar SSos MAg asal Pidie penyuluh teladan ketiga.
Selanjutnya, pada kategori Penyuluh Agama Islam Non-PNS ditetapkan Ali Arsyad Isu SPd.I MAg dari Kota Banda Aceh sebagai penyuluh teladan pertama, Amalan Shalihan asal Aceh Tengah sebagai penyuluh teladan kedua dan Basriadi SHI asal Aceh Utara sebagai penyuluh teladan ketiga.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Dr H Iqbal Muhammad SAg MAg mengatakan, penetapan penyuluh teladan ini setelah melalui tahapan seleksi di tingkat kabupaten/kota masing-masing dan seleksi di tingkat provinsi yang digelar pada 4-5 Juli 2021.
Iqbal menjelaskan, ada beberapa aspek yang dinilai dalam setiap tahap seleksi di antaranya, portofolio, video kegiatan dan karya tulis ilmiah.
“Tahun ini seleksinya lebih ketat dari tahun sebelumnya, jika tahun lalu setiap daerah mengirim dua utusan terbaik ke tingkat provinsi, namun tahun ini kita hanya menerima 10 utusan dari setiap kategori untuk bersaing di provinsi,”‘ kata Iqbal.
Iqbal menuturkan, penyuluh teladan pertama dalam setiap kategori akan diutus ke Jakarta pada September mendatang untuk mengikuti pemilihan PAI teladan tingkat nasional 2021.
“Kita berharap para penyuluh teladan yang terpilih hari ini mampu memberikan hasil yang memuaskan di tingkat nasional,” ujarnya.
Menurut Iqbal, ajang seleksi seperti ini menjadi pemicu semangat bagi para penyuluh untuk terus meningkatkan kapabilitasnya dan kreativitas dalam menyampaikan nilai-nilai agama dan juga pesan Kementerian Agama kepada masyarakat.
“Melalui kegiatan kompetitif ini, dapat memotivasi para penyuluh untuk berinovasi dan meningkatkan kreativitas. Penyuluh tidak hanya piawai bertutur kata, juga bisa dijadikan teladan warga. Ajang seleksi ini satu upaya ke arah kebaikan dan keteladanan itu,” kata Iqbal.
Ia berpesan kepada para penyuluh untuk memanfaatkan media sosial sebagai sarana dakwah.
“Kita lakukan berbagai dokumentasi penyuluhan, tentu banyak nilai dakwahnya, sekarang ini kita bebas menggunakan akun media. Terima kasih dan kami apresiasi atas penggunaan medsos yang telah dilakukan penyuluh untuk publikasi dan memberi edukasi kepada masyarakat. Dengan adanya motivasi tugas yang berat jadi ringan dan mampu kita pikul dengan sebaik mungkin, mudahan menjadi yang terbaik nasional nantinya,” ungkapnya. (IA)