Tangse, Infoaceh.net – Tragedi memilukan terjadi di aliran Sungai Cot Kuala, kawasan arung jeram Dusun Jambu Mie, Desa Mane, Kecamatan Mane, Kabupaten Pidie, Ahad (24/8/2025).
Enam santriwati dari Dayah Nurul Huda, Gampong Paya Guci, Kecamatan Tangse, Pidie dilaporkan tenggelam saat sedang mandi di sungai.
Hingga malam, lima di antaranya sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, sementara satu korban lainnya masih dalam pencarian tim SAR.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, rombongan berjumlah 13 orang berangkat dari Kecamatan Tangse menuju objek wisata arung jeram Sungai Cot Kuala sekitar pukul 13.00 WIB.
Tujuannya hanya untuk berekreasi dan bermain air di kawasan tersebut.
Sekitar pukul 13.30 WIB, para remaja tersebut mulai mandi-mandi di aliran sungai yang dikenal memiliki arus deras.
Namun, tak lama kemudian, tepatnya sekitar pukul 14.00 WIB, enam orang dari rombongan tiba-tiba terseret arus dan tenggelam. Tujuh orang lainnya berhasil menyelamatkan diri.
Warga yang berada di sekitar lokasi langsung berusaha memberikan pertolongan. Pencarian dilakukan secara manual hingga tim SAR, aparat kepolisian, dan relawan datang ke lokasi.
Dari enam korban yang tenggelam, lima di antaranya berhasil ditemukan namun dalam kondisi sudah tidak bernyawa. Mereka adalah:
1. Meisya (15), pelajar, warga Desa Paya Guci, Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie.
2. Zikratun Rahmanzani (15), pelajar, warga Desa Paya Guci, Kecamatan Tangse, Pidie.
3. Nurfatiha (15), pelajar, warga Desa Paya Guci, Kecamatan Tangse, Pidie.
4. Husnul Khatimah (14), pelajar, warga Desa Paya Guci, Kecamatan Tangse, Pidie.
5. Maqfirah (14), pelajar, warga Ule Gunong.
Sementara itu, satu korban lainnya bernama Nurul Izzah (14), pelajar asal Desa Paya Guci, hingga kini masih belum ditemukan dan masih dalam proses pencarian tim SAR.
Dalam laporan yang dikirimkan ke Dandim 0102/Pidie menyebutkan, lima jenazah korban yang berhasil dievakuasi langsung dibawa ke Puskesmas Tangse untuk dilakukan visum/otopsi sebelum diserahkan kepada pihak keluarga masing-masing untuk dimakamkan.
Kepala Puskesmas Tangse bersama aparat kepolisian setempat memastikan bahwa para korban merupakan pelajar yang masih duduk di bangku SMP dan SMA di Kecamatan Tangse.
“Korban seluruhnya adalah anak-anak remaja, mereka datang secara rombongan untuk berwisata. Sayangnya, arus deras sungai membuat enam orang di antaranya terseret dan tenggelam,” ungkap salah seorang petugas medis di Puskesmas Tangse.
Hingga berita ini diturunkan, tim SAR gabungan dari Pidie masih terus melakukan penyisiran di sepanjang aliran sungai untuk mencari satu korban yang belum ditemukan.
Tim menggunakan perahu karet dan menyusuri titik-titik yang dianggap rawan, dibantu oleh masyarakat setempat.
“Proses pencarian akan terus dilakukan hingga korban terakhir ditemukan. Kita fokuskan pada radius beberapa kilometer dari lokasi awal tenggelam,” kata salah satu petugas SAR.
Kabar duka ini membuat suasana haru menyelimuti Desa Paya Guci, Kecamatan Tangse, tempat sebagian besar korban berasal.
Warga tampak berduyun-duyun mendatangi rumah duka untuk memberikan doa dan dukungan kepada keluarga yang kehilangan putra-putrinya.
Orang tua korban histeris ketika jenazah anak-anak mereka tiba di rumah. Tangisan pecah mengiringi kedatangan mobil ambulans yang membawa jenazah dari Puskesmas Tangse ke kampung halaman masing-masing.
Peristiwa tragis ini menjadi peringatan bagi masyarakat agar lebih berhati-hati saat melakukan aktivitas di aliran sungai, terutama di lokasi arung jeram yang memiliki arus deras dan cukup berbahaya.
Aparat desa bersama pemerintah kecamatan juga mengimbau agar anak-anak tidak mandi atau berenang di kawasan tersebut tanpa pengawasan orang dewasa.
“Ini adalah musibah. Kami berharap masyarakat dapat lebih waspada. Sungai ini memang indah untuk wisata, tetapi arusnya cukup deras dan bisa membahayakan jiwa,” ujar salah satu aparat desa.
Hingga kini, pencarian terhadap Nurul Izzah (14), korban yang masih hilang, masih terus dilakukan. Tim SAR dibantu warga setempat berharap korban segera ditemukan, sehingga seluruh keluarga korban dapat diberikan kepastian.