Mamuju — Aceh membangun kembali Masjid Al-Munawwarah di lingkungan Te’beng, Kelurahan Kasambang, Kecamatan Tapalang, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) yang hancur akibat gempa bumi pada 15 Januari 2021.
Peletakan batu pertama pembangunan kembali Masjid Al-Munawwarah dilakukan oleh Gubernur Aceh Nova Iriansyah pada Rabu (6/4).
Masjid Al-Munawwarah di Km 36, Jalan Poros Mamuju-Majene, Sulbar dibangun dengan sumber dana bantuan masyarakat dan Pemerintah Aceh. Masjid berukuran 14×14 meter ini hancur total akibat gempa 15 Januari 2021.
Seperti diketahui, sehari pascabencana itu, Gubernur Aceh Nova Iriansyah menyerukan penggalangan bantuan kemanusiaan untuk korban gempa Sulbar.
Tindak lanjut seruan itu, Sekda Aceh Taqwallah menugaskan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (Kalak BPBA) Ilyas Yunus berkoordinasi dengan Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Aceh Nasir Nurdin melakukan penggalangan bantuan, baik dari masyarakat maupun SKPA dan jajarannya termasuk Pemerintah kabupaten/kota.
Penggalangan bantuan dilakukan oleh Forum PRB dengan dukungan penuh Pemerintah Aceh.
Total donasi yang berhasil dihimpun hingga April 2022 mencapai Rp 1,2 miliar.
Kalak BPBA Ilyas mengatakan, atas arahan Gubernur Aceh, donasi tersebut dimanfaatkan sepenuhnya untuk membangun kembali Masjid Al-Munawarah di Kelurahan Kasambang, Kecamatan Tapalang, Mamuju sebagaimana hasil assesment Tim Aceh ke Sulbar pada awal Oktober 2021.
“Alhamdulillah, pada 6 April 2022 Pak Gubernur Aceh meletakkan batu pertama menandai dimulainya kembali pembangunan Masjid Al-Munawwarah,” kata Abi Ilyas, sapaan akrab Kalak BPBA.
Masjid ketiga
Masjid Al-Munawwarah di lingkungan Te’beng, Kelurahan Kasambang, Kecamatan Tapalang, Mamuju, Sulbar merupakan masjid ketiga dibangun pemerintah dan masyarakat Aceh dengan menggunakan donasi untuk korban bencana.
Sebelumnya, pada 2018 masyarakat dan Pemerintah Aceh membantu pembangunan kembali Masjid An-Nur di Desa Gondang, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang hancur akibat gempa beruntun 6 dan 7 SR pada 5 Agustus 2018.