Pengamat Kebijakan Publik Aceh, Dr. Nasrul Zaman, M.Kes
Banda Aceh — Aceh saat ini dalam kondisi darurat Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), menyusul terus melonjaknya kasus warga yang positif terinfeksi setiap hari.
Karenanya, Pemerintah Aceh dan segenap warga di provinsi ini diingatkan agae tidak boleh lagi abai dan lalai dengan kondisi darurat ini.
“Cukup sudah dua bulan ke belakang kita merasa jumawa dan pongah. Kini saatnya kita harus bersama – sama bergandengan tangan membangun sikap awas dari setiap warga pada serangan Covid-19 ini,” ujar Pengamat Kebijakan Publik Aceh, Dr. Nasrul Zaman, M.Kes, dalam keterangannya Jum’at (31/7).
Hari ini, kasus positif Corona di Aceh melonjak tajam sebanyak 103 kasus, sehari sebelumnya Kamis (30/7) ada 74 kasus dan dan Rabu (29/7) 45 kasus positif. Sehingga totalnya sudah 415 kasus positif Corona ditemukan di Aceh hingga Jum’at (31/7).
“Apakah angka tersebut akan berhenti? Tidak mungkin berhenti jika warga masih abai dan pemerintah masih lalai,” terangnya.
Diungkapkannya, lonjakan signifikan angka positif Covid-19 di Aceh adalah cerminan lemahnya cakupan dan strategi edukasi Covid-19 pada warga masyarakat yang sering disebut sebagai upaya promosi kesehatan.
Mulai sekarang saatnya Pemerintah Aceh tak perlu malu dan ragu untuk melibatkan sebanyak mungkin para pihak untuk terlibat langsung dalam upaya edukasi warga tentang bahaya Covid-19 ini.
“Gunakan se-efektif dan se-efesien mungkin anggaran refocusing yang telah ada. Aceh yang berkarakteristik islami tentulah kerja edukasi covid-19 akan sangat membantu jika mampu melibatkan ulama dan da’i yang bergerak bersama sama dengan sejumlah kampus PTN dan PTS se-Aceh,” jelas Nasrul Zaman.
Diungkapkannya, masalah utama peningkatan signifikan angka positif Covid-19 dari hari ke hari selain minim dan belum efektifnya edukasi selama ini juga disebabkan infrastruktur penanganan pencegahan covid-19 yang belum maksimal bergerak.
Wilayah perbatasan belum bisa ditangani dengan baik, begitu juga isolasi mandiri belum mampu dijaga dengan teliti.
“Waktu masih ada, kita harapkan Pemerintah Aceh membuka diri dengan melibatkan segenap stakeholder untuk segera membuat design pencegahan dan penanganan Covid-19 yang terintegrasi dan komprehensif,” pungkasnya. (IA)