Banda Aceh, Infoaceh.net – Dua dekade setelah penandatanganan MoU Helsinki, janji penyediaan lahan bagi mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) masih belum tuntas.
Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem menilai, persoalan ini menjadi pekerjaan rumah besar yang harus segera diselesaikan oleh pemerintah pusat.
Dalam peringatan 20 tahun Damai Aceh di Balai Meuseuraya Aceh, Jum’at (15/8/2025), Mualem menegaskan bahwa tanah untuk eks kombatan, tahanan politik, dan korban konflik adalah bagian dari komitmen negara yang seharusnya diwujudkan.
“Sudah 20 tahun kita damai, tapi masih banyak mantan kombatan dan korban konflik yang belum mendapatkan hak atas tanah sebagaimana disepakati dalam MoU Helsinki. Ini harus ada solusi permanen,” ujarnya.
Usulan Dana Abadi
Sebagai solusi, Mualem mengusulkan kepada Presiden RI Prabowo Subianto agar pemerintah pusat menyediakan dana abadi sebesar Rp1 triliun hingga Rp1,5 triliun untuk eks kombatan GAM.
Dana ini, menurutnya, akan lebih efektif ketimbang menunggu pembebasan lahan yang sering terhambat masalah administrasi, anggaran, dan status kepemilikan.
Dana tersebut diusulkan dikelola secara profesional dan ditempatkan di deposito bank, sehingga hasil bunga dapat digunakan untuk membiayai program pemberdayaan eks kombatan dan masyarakat terdampak konflik.
Program yang direncanakan meliputi pertanian, perikanan, usaha mikro, hingga beasiswa bagi anak-anak korban konflik.
“Dengan dana abadi, kita bisa menciptakan usaha produktif, lapangan kerja, dan memastikan keluarga para korban konflik hidup layak,” jelas eks Panglima GAM itu.
Akan Sampaikan Langsung ke Presiden
Mualem menegaskan permintaan ini akan disampaikan langsung kepada Presiden Prabowo usai peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI.
Ia berharap pemerintah pusat mengindahkan usulan ini sebagai bentuk penghargaan atas komitmen Aceh dalam menjaga perdamaian.
“Insya Allah selepas 17 Agustus kami akan menemui Presiden. Kita harapkan Pak Presiden Prabowo dapat mengindahkan ini,” ujarnya.
Aceh Ikhlas dalam Perdamaian
Dalam kesempatan itu, Mualem juga mengingatkan bahwa saat perjanjian damai, Aceh sepakat untuk tidak lagi menuntut kemerdekaan.
Menurutnya, hal ini merupakan janji para tokoh GAM demi masa depan Aceh dan Indonesia.
“Aceh ikhlas dalam perdamaian. Kita berharap semua tokoh bersama menjaga perdamaian ini sebaik-baiknya. Selamat Hari Damai Aceh, semoga kita bersatu membangun Aceh menuju kemakmuran dan kejayaan,” pungkasnya.



